Kota Malang, Tugumalang.id-Forkom Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Malang untuk ketiga kalinya menggelar Festival Kali Brantas. Semua kegiatan dipusatkan di tepi sungai pada hari sabtu dan minggu (27-28/7/2024). Mulai Kenduren, Memetri, Nyadran, Larung Sesaji labuh Kali hingga Nyuluh Kali dilaksanakan di tepi kali Brantas, di 7 kampung Tematik Kota Malang.
Gelaran itu dilaksanakan mengingat khasanah warisan budaya, utamanya adat istiadat dan ritual tradisi yang berkembang di masyarakat sangat banyak. Seperti Kenduren, Memetri, Nyadran, Larung sesaji pasti memilih tempat tempat tertentu yang aman nyaman strategis dan tentu dipercaya sebagian masyarakat yang mengandung daya tarik tertentu.
Sebelum gelaran festival Kali Brantas dilaksanakan, sejumlah kegiatan dilakukan. Diawali dengan Petik Tirto Amerto di Titik Nol Kali Brantas di Desa Sumber Brantas Kota Batu Sabtu 13 Juli 2024, selanjutnya Sarasehan Tirto Wening di Latar Seni Winarto Ekram Ngopet Pendem Junrejo Kota Batu pada minggu 14 Juli 2024. Semua kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional.
Baca Juga: Festival Kali Brantas 2, Dari Ritus sampai Wisata Lingkungan Berkelanjutan
“Tujuan kami selain pelestarian adat tradisi, di sisi lain kampanye soal lingkungan soal kali bersih yang sepertinya sungai sungai menjadi daya tarik wisata baru yang dapat dikembangkan,” Kata Ki Demang, penggagas festival ini yang juga Ketua Pokdarwis Kota Malang.
Berharap bahwa ritual di sungai tidak punah karena di situ tempat kita beraktifitas dan jika kali Brantas bersih maka akan di gunakan sebagai ruang atraksi bersama,” Ungkap Ki Demang.
Candra Nurman selaku Pamong Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menyampaikan bahwa ada banyak kegiatan ritual tradisi yang masih berkembang di Kota Malang.
“Kenduren, memetri, nyadran, tradisi larung itu masuk dalam objek pemajuan kebudayaan dengan ragam bentuk kemasan. Tapi ini unik ritual ini di tepian sungai yang dulunya juga ada, jadi ini khasanah yang sudah masuk dalam pokok pikir kebudayaan daerah Kota Malang dan ke depan bisa ditetapkan.”
Kegiatan ini melibatkan banyak pihak. Sebelum gelaran event ritual tersebut dilakukan seminggu Sabtu Minggu 20-21Juli 2024 sebelumnya sudah diadakan gugur gunung rijik rijik kali Brantas.
Seluruh masyarakat di daerah aliran sungai atau bantaran Kali Brantas yang ketempatan event gotong royong kerja bakti membersihkan sungai yang diKawal Pasukan Kuning DLH, BPBD Kota Malang, termasuk Relawan Tim SAR 7 Lung.
Baca Juga: Tour Nandur Kamulyan Duo Etnicholic Semarakkan Festival Kali Brantas di kampung Biru Arema
Di Kampung Kramik Dinoyo Festival Kali Brantas Minggu 27 Juli 2024 dirayakan dalam bentuk Kenduren Kali Brantas. Acara dimulai dengan arak arakan tumpeng keliling kampung yang di berangkatkan oleh Lurah Dinoyo.
“kami kenduren di pinggir Kali Brantas ini melestarikan tradisi yang dulu pernah ada. Ini bentuk ungkap syukur pada Tuhan bahwa alam yang kita nikmati harus kita merawat. Kalo di buat kenduren otomatis tempatnya harus bersih,” Terang Syamsul Arifin Ketua Pokdarwis Kramik Dinoyo.
.
Siang hari Festival kali Brantas ini juga di lakukan Larung Sesaji Labuh Kali di Kampung Grabah Penanggungan. Ratusan ikan dilepas diiring dengan belasan pemain jaranan dan setelah itu anak anak grabah melakukan petik belik (mengambil air di pancuran mata air) untuk di serahkan ke Lurah Penanggungan.
Haryono selaku Ketua Pordarwis Kampung Grabah Penanggungan berkomentar. “Kegiatan ini mengiatkan kita bahwa wadah tradisional yang di gunakan untuk mengambil air dulu itu terbuat dari gerabah, dan grabah di betek penanggungan ini dulu sentranya”.
Sementara di sore hari anak anak dari Miben Voice mengajak anak anak dari Kampung Putih Klojen bernyayi menari dan dolanan bersama sekaligus kampanye Putih Kampungku Bersih Kaliku.
“Kami siapkan lagu lagu anak anak ajakan untuk jangan buang sampah,” Tutur Yuke Oktaf Feri Pimpinan Miben Voice.
Menurut Yuke Oktaf, Ini bentuk kreatifitas kami anak anak berkampanye peduli lingkungan sungai apa lagi ini bulannya bulan perayaan anak nasional dan anak anak sejak dini harus terlibat mengerti tentang air, sungai, lingkungan dan sampah.
Baca Juga: Liburan di Kota Malang? Catat Jadwal 77 Event Wisata Kampung Tematik Sepanjang 2024
Hari Minggu 28 Juli Festival Kali Brantas berlanjut di Kampung Biru Arema Kiduldalem, Kampung Tridi Kesatrian dan Kampung Warna Warni Jodipan.
Sejak pagi hingga sore jaranan Kali Brantas main di KBA setelah itu siangnya di arak ke Kampung Tridi di kawal oleh Lurah Kidul Dalem untuk di serahterimakan ke Lurah Kesatrian.
Baca Juga: Pesona Kampung Keramik Dinoyo Kota Malang
Sorenya jaranan main di Kampung Warna Warni. Sebelum pindah ke Kampung Warna warni dilangsungkan Ritual Memetri Kali Brantas dan jamasan alat alat kesenian di Kali Brantas.
Sesi paling akhir yang di tunggu tunggu oleh pengunjung adalah tarian ritual nyadran Kali Brantas. 40 penari yang berkostum putih semua menarikan tari Nyadran Kali Brantas sambil membawa kendi berisi air dari sumber kali Brantas.
Sebelumnya dilakukan petik Tirto Amarta dan di serahkan Ki Demang pria yang bernama asli Isa Wahyudi Penggagas Kampung Budaya Polowijen kepada 9 perwakilan lokasi penyelenggara Festival Kali Brantas #3. Dan setelahnya perwakilan kampung tematik yang di lintasi kali Brantas menyalakan damar obor yang diletakkan di pinggir Kali Brantas.(*)
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
editor: jatmiko