TuguMalang.id – Peternak sapi di Kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang mengeluhkan jagal sapi yang lebih memilih membeli sapi yang terpapar wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari pada sapi sehat. Hal itu terjadi lantaran harga sapi sakit jauh lebih murah dari pada sapi sehat.
Salah satu peternak sapi Kampung Sanan, Mulyono (56) mengungkapkan bahwa dua pekan lalu beberapa sapinya mulai terindikasi PMK. Dia mengaku sudah menjual empat sapinya lantaran terindikasi terpapar PMK.
Menurutnya, sapi yang sudah terjangkit penyakit itu harganya akan turun drastis hingga lebih dari 25 persen. Dia mencontohkan, harga sapi sehat dengan harga Rp 20 juta per ekor akan turun hingga Rp 13 juta sampai Rp 15 juta usai terpapar PMK.
“Kami terpaksa menjual untuk sapi yang udah parah. Kalau masih bisa diobati ya kami obati. Jelas kami rugi. Memang lebih baik dijual secepatnya untuk mengantisipasi agar tak mati dulu,” ungkap Mulyono, Rabu (25/5/2022).
Dia mengatakan, sapi sapi di wilayah Kampung Sanan mayoritas dibeli oleh pengusaha jagal sapi di Kota Malang. Para penjagal biasa datang ke Kampung Sanan yang memang merupakan sentra penggemukan sapi di Kota Malang.
Adanya fenomena wabah PMK ini, Mulyono mengaku resah lantaran para jagal justru lebih memilih sapi yang terjangkit PMK dari pada sapi sehat. Hal itu tentu berpengaruh pada penghasilan dan penjualan para peternak sapi.
“Jelas berpengaruh. Sekarang aja sapi sapi yang gemuk gak laku. Jagal jagal cari yang sakit, karena lebih murah. Kalau udah kena (penyakit) itu gak susah jualnya,” bebernya.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang juga baru saja menemukan data terbaru penyebaran PMK di Kota Malang. Data pada Rabu (25/5/2022) mencatat, sudah ada 151 ekor sapi di Kota Malang terindikasi terpapar PMK.
Reporter: M Sholeh
Editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id