Tugumalang.id – Hari Raya Idul Fitri memang identik dengan perayaan kemenangan Umat Islam usai menahan berbagai hawa nafsu selama sebulan penuh. Tentu saja, hal itu selalu dibarengi dengan berbagai macam tradisi bersuka cita.
Salah satunya adalah dengan melakukan takbiran keliling kampung. Biasanya, umat Islam akan berlomba-lomba menggaungkan gema takbir lewat pengeras suara di masjid atau bahkan kini melalui sound system yang diarak berkeliling kota.
Namun, tradisi takbiran di kawasan Kebalen, Kota Lama, Kota Malang pada Jumat (21/4/2023) malam agak berbeda. Anak-anak muda dan tua di sana lebih memilih takbiran keliling kampung dengan berjalan kaki.
Selain mengumandangkan takbir, mereka juga larut merayakan euforia hari kemenangan itu seperti halnya merayakan kemenangan klub sepak bolanya. Yaitu dengan cara menyalakan kembang api hingga pesta flare.
Baca Juga: 8 Tradisi Lebaran dari Berbagai Daerah di Indonesia, Mana yang Paling Unik?
Pantauan tugumalang.id, mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan ‘Santri Jalanan Eid Mubarok’ dan ‘Takbir’. Kontan, aksi para santri jalanan ini sempat membuat akses jalan di seputar Pasar Kebalen itu macet beberapa menit.
Meski begitu, para pengendara tidak ada yang protes dengan hal itu. Suasana perayaan Idul Fitri seperti itu sudah bukan hal yang asing, setidaknya di Kota Malang.
”Gak papa mas. Rame-rame kayak gini kan gak tiap hari juga. Sudah biasa kalau malam takbiran ya gini situasinya di jalan-jalan,” ungkap Burhan, salah satu pengendara.
Burhan mengaku senang melihat orang-orang keluar di jalanan merayakan takbiran. Meski juga kerap diwarnai pesta mercon. Namun, baginya itu adalah keunikan tradisi Idul Fitri di Kota Malang.
”Apalagi kalau takbirannya kreatif seperti ini, pakai flare. Kan bagus. Seru,” timpalnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A