TuguMalang.id — Pada Kamis (30/6/2022) pagi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) menggelar Webinar Nasional bertajuk “Fiksi Dalam Perspektif Komunikasi” dan Peluncuran Buku “Pada Suatu Musim Semi”. Pesertanya adalah para dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi secara nasional, pecinta Ilmu Komunikasi dan masyarakat umum.
Begitu banyaknya yang ingin menghadiri acara tersebut, sehingga yang mendaftar melebihi kuota peserta yang disediakan panitia. Mereka diakomodir melalui channel youtube.

Beberapa hari sebelum acara dimulai, peserta yang mendaftar sudah melebihi kapasitas yang ada. Mereka diantaranya mahasiswa Prof Deddy baik di Fikom Unpad maupun di universitas lainnya.
Pembicara dalam webinar tersebut Dr. Aam Amiruddin, M. Si, Dr. Septiawan Santana Kurnia, M.Si, dan Maimon Herawati, S. Sos.,M. Litt. Pembicara utama tentu adalah Prof Deddy Mulyana, MA, PhD. Buku “Pada Suatu Musim Semi” adalah kumpulan cerpen yang ditulis Prof Deddy dan baru dua hari sebelumnya diterbitkan.
Dalam prakata, Prof Deddy mengatakan, bahwa ini hasil penyaluran hobi lamanya yang tidak berpretensi sastra, saat dia mengisi waktu luang, di masa lalu, yang justru malah karya-karya awalnya.
Penulis ilmiah di banyak media nasional itu blak-blakan menyebut karyanya ini kumpulan cerpen fiksi Islami. Berbanding terbalik dengan karya-karyanya yang biasa ‘menjerumuskan’ peminat bidang Komunikasi semakin ‘dalam’ dengan konten ilmiah berbahasa popular dan santai.
Namun, dalam pandangan Ave Rosa A. Djalil, saat mulai membaca halaman-halaman awal dari kumpulan cerpen yang disebut fiksi Islami ternyata menunjukkan seriusan dalam penuangan yang dilakukan penulisnya, Prof Deddy Mulyana. “Dia benar-benar menuliskannya. Seakan mengajak kita ke masa-masa mudanya yang penuh dengan pengalaman-pengalaman breathtaking (memesona),” kata Ave.
Dalam Buku “Pada Suatu Musim Semi” terdapat 22 cerita pendek fiksi Islami yang membuat kita ingin terus membaca dari satu cerpen, ke cerpen berikutnya. “Ada cerminan realitas kehidupan, berbalut situasi kebatinan tentang pergulatan spiritual di sanubari setiap manusia. Bisa mencerminkan tentang kita, keluarga, teman, sekeliling, hal-hal terdekat dengan kita yang disambungkan menjadi tulisan penggugah,” kata Ave.
Di antaranya adalah Hidayah, Mencari Kedamaian, Bidadari Kerudung Biru, Hari yang Putih, Putri Mesir, Fatimah Suzuki, Gadis Sampul, Langit Makin Mendung, dan Sang Ustadzah. Kemudian; Jamilah Jackson, Azan Telah Memanggil, Khadijah Gonzales, Setelah Tujuh Lebaran, Lebaran di Marion, Sang Penyanyi, Berkurban di California, serta “Maafkan Aku, Mary!”.
Ditambah cerpen lainnya berjudul Rayuan sang Penelpon, Drama Kampung Dhuafa, Pada Suatu Musim Semi, Suatu Siang di Argo Parahyangan, dan Assalamualaikum Sakura San!, adalah perjalanan fiksi Islami dari kisah nyata pribadi-pribadi dengan berbagai latarbelakang dan kebangsaan dalam buku ini.
Animo publik terhadap karya fiksi sang profesor Komunikasi itu ternyata juga paralel dengan antusiasme serupa terhadap buku-buku ilmiah yang sejak lama diluncurkannya.
“Hari ini saja (30 Juni 2022), selain sekitar 50 buku kemarin, saya harus menandatangani 150 buku kumpulan cerpen saya ‘Pada Suatu Musim Semi” yang baru terbit dua hari lalu, yang dipesan para peminatnya. Termasuk 100 buku yang diborong Dr Aqua Dwipayana, motivator ulung yang telah menghasilkan sejumlah buku, salah satunya buku super best seller ‘The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi’ yang saya beri Kata Pengantar,” kata Prof Deddy menjelaskan.
Maka setelah kontak Kang Iman dari Penerbit Khazanah Intelektual, Prof Deddy pun “lembur” di kantor penerbit untuk menandatangani 150 buku pesanan tersebut pada Sabtu (2/7/2022), agar buku cepat sampai kepada para pemesan. Bapak dua anak ini merelakan sebagian waktu akhir pekannya dilewatkan di luar rumah untuk membahagiakan para pemesan bukunya.
“Saya semakin sadar bahwa ketika suatu buku ditandatangani penulisnya, bagi sebagian pembaca buku, tanda tangan penulis justru ”lebih mahal” daripada bukunya. Terima kasih kepada Kang Iman dan Kang David yang sudah “memagangkan” saya di kantor mereka hari ini, juga terutama kepada para peminat buku saya, khususnya Dr Aqua. Semoga terhibur setelah membacanya ya,” ujar Prof Deddy yang selama ini produktif menulis buku.
Untuk pemesan bukunya dapat lewat WA di nomor 08112202496. Menariknya diberi diskon 20 persen dan ada tanda tangan Prof Deddy sebagai penulisnya.
Isinya Bagus sekali
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua sengaja memesan bukunya dalam jumlah banyak. Pembicara laris tersebut memborong bukunya hingga 100 eksemplar. “Saya sudah membaca bukunya. Isinya bagus sekali. Banyak yang menyentuh karena ceritanya terkait dengan kehidupan sehari-hari. Makanya saya langsung pesan 100 eksemplar buat diberikan sebagai hadiah ke para relasi,” ungkap Dr Aqua.
Prof Deddy amat kagum pada kesuksesan buku karya Dr Aqua tersebut yang kemudian hasil penjualannya digunakan untuk program umrah gratis The Power of Silaturahim (POS) yang sampai sekarang sudah berjalan tiga gelombang. Jumlah Jamaah umrah gratis yang sudah diberangkatkan mencapai lebih dari 130 orang dalam program umrah gratis POS I, II, dan III. Program tersebut direncanakan akan terus berjalan pada gelombang-gelombang berikutnya seiring dengan mulai dilonggarkannya perjalanan umrah ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah oleh Pemerintah Arab Saudi.
“Buku ‘The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi’ sejak awal terbit pada 15 April 2016 terus dicetak ulang berkali-kali. Padahal, buku-buku Komunikasi saya, yang best seller sekalipun, belum pernah ‘selaku’ ini pada hari-hari pertama setelah terbit,” ucap Prof Deddy
Menurut Prof Deddy, beberapa jam usai peluncuran buku “Pada Suatu Musim Semi” secara daring, Dr Aqua datang ke rumahnya untuk bersilaturahim. Langsung dihadiahi buku terbarunya lengkap dengan tanda tangan penulisnya. Dr Aqua sendiri karena jadwalnya yang padat, tidak mengikuti peluncuran buku secara virtual tersebut.
Motivator laris tersebut adalah orang pertama yang menerima buku itu, sesaat setelah diluncurkan via zoom. “Untuk Dr Aqua Dwipayana sukses selalu” Tulis Prof Deddy di buku tersebut.
Dr Aqua rupanya heran dan penasaran, seperti juga banyak orang lainnya, bahwa Prof Deddy yang akademisi Komunikasi bisa menghasilkan buku fiksi. Yang kemudian menjadi sisi lain dari kepenulisan guru besar Komunikasi Unpad tersebut. Dalam Teori Psikologi Komunikasi, khususnya tentang Persepsi Selektif, ini mungkin dampak dari “Kontras” atau “Tampil Beda” yang membuat orang lebih atentif.
Menulis Karya Fiksi
Prof Deddy selama ini dikenal sebagai salah seorang “begawan” atau pakar terkemuka di bidang Komunikasi. Artikel ilmiah baik untuk kepentingan jurnal ilmiah maupun karya populer yang dimuat di berbagai media massa papan atas regional maupun nasional, telah dikenal banyak pihak. Pun demikian dengan buku-buku teks bidang Komunikasi telah banyak dibaca dan menjadi rujukan, terutama pada bidang metodologi penelitian kualitatif, komunikasi berperspektif antropologi, komunikasi lintas budaya, komunikasi kesehatan, dan lain-lain. Baik ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Namun, tak banyak kalangan yang tahu sejatinya Prof Deddy, memulai “karier” kepenulisannya juga dengan banyak menulis karya sastra atau fiksi. Kebanyakan karya fiksinya dituangkan dalam bentuk cerita pendek dan beberapa di antaranya berupa puisi. Jauh sebelum karya-karya ilmiah terbaiknya terbit dan menjadi rujukan para mahasiswa komunikasi di berbagai strata, karya-karya cerpennya sejak akhir 1970-an dan awal 1980-an banyak menghiasi halaman sastra dan budaya koran-koran di masa itu. Baik media cetak berskala nasional maupun regional Jawa Barat.
“Agaknya tak banyak orang tahu bahwa jauh sebelum saya menjadi akademisi, saya telah menulis puluhan cerpen. Dalam kurun waktu 1974 – 1993, sekitar 80 cerpen saya dimuat di lebih dari 20 media cetak (surat kabar dan majalah),” demikian disampaikan Prof Deddy di kediamannya.
Setiap kali melawat ke Kota Bandung, Dr Aqua selalu meniatkan diri dan bersilaturahim kepada Prof Deddy. Baik di kediamannya atau pun di tempat lain yang sekiranya dapat dijangkau Dr Aqua saat ada di Kota “Kembang” Bandung.
“Saya sudah menganggap Prof Deddy Mulyana sebagai orang tua sendiri. Beliaulah yang terus mendorong dengan keras agar saya menyelesaikan studi S2 dan S3 Fikom Unpad. Pak Deddy juga yang banyak membantu saat saya ada kesulitan terkait kuliah tersebut,” ucap Dr Aqua.
Prof Deddy yang pernah menjabat sebagai Dekan selama dua periode (2008-2012, 2012-2016) atau menjadi Dekan ke-9 Fikom Unpad menjelaskan dari puluhan cerpen yang dihasilkannya terdapat satu cerpen dalam bahasa Inggris dan beberapa cerpen lainnya merupakan terjemahan. “Media yang pernah memuat cerpen-cerpen saya, antara lain: Pikiran Rakyat, Gala, Mandala, Yudha Minggu, Simponi, Sinar Harapan, Kompas, Indonesian Times, Femina, Ria Remaja, Violeta, Suasana, Aneka Ria, Estafet, Adzan, dan Amanah. Saya menganggap penulisan fiksi tersebut sebagai hobi saja. Sebagian dari cerpen-cerpen tersebut saya bukukan kemudian,” ungkap Prof Deddy yang dikenal rendah hati dan bersahaja.
Toh, Prof Deddy sendiri menganggap penulisan fiksi tersebut sebagai hobi saja. Total dirinya telah menghasilkan tujuh buku fiksi, termasuk: Kisah-Kisah dari Amerika (1991), Senja di San Fransisco (2004) dan Bidadari Kerudung Biru (2005). Ternyata, Prof Deddy juga menulis dua cerita bersambung untuk anak-anak yang dimuat di Harian Pikiran Rakyat, yang kemudian dibukukan dengan judul masing-masing Perjalanan Ujang ke Benua Kanguru (1984) dan Perjalanan Ujang ke Negeri Sakura (1992).
Cerpen pertamanya berjudul “Nisan Berkalung” dimuat di Gala (kini Galamedia). “Saya masih ingat, dimuat tanggal 29 April 1974 ketika saya duduk di kelas dua SMA, dengan honorarium Rp 600. Sebagian cerpen saya bernuansa mellow (romantis, sendu, cengeng, kadang tragis).”
Pof Deddy mengaku merasa geli atau malu juga membaca sebagian cerpen lama tersebut. “Awalnya saya ingin mengubur hobi lama ini. Akan tetapi peluang dan takdir ternyata ‘memaksa’ saya untuk memunculkan kembali sejumlah cerpen. Terima kasih kepada Penerbit Angkasa, Penerbit Remaja Rosdakarya dan Penerbit Khazanah Intelektual yang telah menerbitkan karya-karya imajinatif saya dalam bentuk buku,” pungkas Prof Deddy.
Sikap Respek dan Santun
Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kota Tegal, Jawa Tengah, dr Said Baraba SpPD FINASIM mengaku kagum pada pertemuan dua sosok yang disebutnya sebagai para pakar, yakni Prof Deddy dan Dr Aqua pada Kamis (30/6/2022) siang. Silaturahim Dr Aqua ke kediaman Prof Deddy yang sudah dianggap sebagai orang tuanya tersebut berlangsung setelah Webinar dan Peluncuran Buku “Pada Suatu Musim Semi”. Uniknya, buku ini merupakan kumpulan cerita pendek yang artinya karya tulis fiksi yang ditulis oleh sang begawan Ilmu Komunikasi tersebut.
Kekaguman dr Said ditujukan pada sikap penuh respek dan sangat santun dari Dr Aqua kepada Guru Besar Komunikasi dari Fikom Unpad itu. “Membaca kisah pertemuan dua orang Pakar Komunikasi dalam suatu momen, sungguh menarik sekali. Banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang diperoleh termasuk oleh para pembaca tulisan itu. Hal tersebut menggugah saya untuk spontan memberikan tanggapan,” ungkap dr Said.
Dalam silaturahim itu, Dr Aqua kemudian “memborong” buku kumpulan cerita pendek tersebut hingga 100 eksemplar. Dr Aqua menyampaikan pembelian buku tersebut untuk diberikan kepada para relasinya.
“Saya tertegun mengetahui hal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Dr Aqua sebagai Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, tidak hanya pintar berbicara di panggung untuk membuat kagum audiennya, tetapi juga memberikan contoh konkret dan teladan bagi kita semua,” kata dr Said.
Bapak empat putri yang rendah hati itu menegaskan, Dr Aqua sudah memberikan contoh bahwa silaturahim bukan hanya saling bertemu dan mengobrol, tetapi memberikan teladan lebih dalam yaitu dengan saling mendukung untuk kesuksesan sahabat.
Ia menambahkan, di sinilah kita melihat bahwa Dr Aqua sama sekali tidak menganggap Pakar Komunikasi dan penulis buku yang lain sebagai saingannya dalam mencari rezeki. Sebaliknya pria santun yang sangat rendah hati ini justru malah memberikan dukungan penuh dengan membeli bukunya dalam jumlah banyak dan menyebarkan buku tersebut untuk para koleganya.
Artinya Dr Aqua juga berusaha untuk membantu mempromosikan buku “Pada Suatu Musim Semi” tersebut agar lebih dikenal oleh orang banyak dan mereka tertarik membeli serta membacanya.
“Sungguh bagi saya inilah contoh konkret dari seorang motivator yang benar-benar murni hanya mencari keridhoan Illahi dalam hidupnya. Tidak hanya semata-mata memikirkan pendapatan untuk dirinya, seperti yang selama ini sering kita lihat dari motivator-motivator lainnya di luar sana,” katanya menguraikan.
Bagi Dr Aqua yang selama ini paling senang memberi dan menerima hadiah buku, membeli buku karya teman-temannya dalam jumlah banyak bukanlah yang pertama kali dilakukannya. Sebelumnya sudah sering melakukan hal serupa.(***)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id