Tugumalang.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bakal menindaklanjuti dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter di Persada Hospital Malang kepada pasiennya. Kini, terduga dokter cabul itu terancam tak bisa praktik seumur hidup.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti dokter yang diduga melakukan pelecehan seksual di Malang. Dikatakan, pelecehan seksual merupakan pelanggaran etik. Hal itu juga menciderai sumpah dokter.
“Apa lagi kalau ada asusila, maka ini akan ditindak lanjuti tak hanya dalam aspek etika tapi juga hukum dan legalitasnya,” kata Dante, saat berada di Kota Malang, Kamis (17/4/2025).
Baca Juga: Terduga Pelaku Pencabulan di Pakis Dihakimi Warga hingga Pingsan
Dante mengatakan, Kemenkes RI juga baru saja mencabut Surat Tanda Resgistrasi (STR) dokter yang terbukti melakukan pelecehan seksual. Tentu hal ini juga akan diterapkan bagi terduga dokter di Malang tersebut jika terbukti melakukan pelecehan seksual.
“Kalau dicabut tanda registrasinya maka dia tidak akan bisa praktik seumur hidup,” tegasnya.
Sebelumnya, seorang perempuan inisial QAR mengunggah pengakuan mengalami pelecehan seksual saat menjalani perawatan pada September 2022 lalu. Dia baru mengungkapnya seiring dengan ramainya berita dokter cabul di tahun 2025 ini.
Saat itu, dia menjalani perawatan di ruang VIP rumah sakit tanpa didampingi siapapun. Saat sudah membaik, dokter itu tiba-tiba datang membawa stetoskop untuk melakukan pemeriksaan.
Baca Juga: Terduga Pelaku Pencabulan di Pakis Dihakimi Warga hingga Pingsan
“Dia cek mata, mulut dan tiba-tiba mengeluarkan stetoskop (sambil) bilang buka bajunya. Posisi aku pakai baju pasien yang bentuk kimono tali,” kata korban.
Dokter itu menarik tali baju korban dan melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop. Namun tak seperti umumnya. Pemeriksaan itu lama. Modusnya mau cek jantung.
Bahkan dokter itu berani melakukan pemeriksaan ke bagian sensitif. Lalu dokter itu mengeluarkan ponsel dan mengaku membalas chat teman dengan posisi ponsel di atas tubuh korban.
“Saya yakin dia bukan bales WA, melainkan kayak foto atau video. Akhirnya secara paksa aku tutup baju trus dia diam,” ungkapnya.
Saat itu, dia sempat menceritakan ke temannya. Namun dia enggan mengadu ke suster rumah sakit lantaran suster itu bilang kalau dokter itu baik hingga merubah niatnya untuk mengadu.
Pihak Persada Hospital Malang telah mengkonfirmasi bahwa dokter tersebut benar merupakan dokter di Persada Hospital Malang. Kini, dokter itu telah dinonaktifkan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A