BATU – Menyambut Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day yang diperingati setiap tanggal 4 Februari, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mendistribusikan IVA Kit di tiap puskesmas. IVA (Inspeksi Visual Asetat) Kit sendiri penting untuk meningkatkan skrining atau mendeteksi kanker leher rahim pada wanita sedini mungkin.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati menjelaskan IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan visual inspection with acetic acid.
Seperti namanya, IVA test adalah cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat. Hasil pemeriksaan tes IVA yang muncul dapat melihat apakah terdapat pertumbuhan sel prakanker di dalam serviks alias leher rahim atau tidak.
”Pemeriksaannya sederhana, dapat dilakukan oleh bidan dengan fasilitas terbatas dan hasilnya dapat langsung terlihat,” jelas Susan, Jumat (4/2/2022).
Pencegahan kanker sedini mungkin di Kota Batu menurut dia memang perlu ditingkatkan. Data kasus Kanker di Kota Batu selama 3 tahun mulai dari 2018-2020 terbilang masih tinggi. Terlebih malah justru ada temuan kasus baru seperti neoplasma hingga karsinoma.
Dilansir dari Database Kanker Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kota Batu, angka kasus kanker dari tahun ke tahun terbilang tinggi. Pada Tahun 2018 ditemukan 4213 kasus, tahun 2019 sejumlah 2168 kasus, dan tahun 2020 sejumlah 1825 kasus.
Dari sekian kasus tersebut, jenis kanker yang banyak ditemui diantaranya adalah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker hati, kanker mulut, kanker lambung, kanker darah, dan kanker mata.
Melihat data itu, pihaknya memandang dalam World Cancer Day dengan tema Close the Care Gap tahun 2022 ini berharap agar seluruh fasilitas kesehatan mewujudkan kesetaraan dalam kemudahan akses perawatan.
”Artinya, kemudahan akses perawatan kanker bagi penderita merupakan hal yang sangat penting agar penderita kanker mendapatkan perawatan dan pengobatan yang layak,” harapnya.
Dalam hal ini, pengobatan kanker yang yang paling umum dan bisa dijalankan bagi penderita kanker antara lain seperti kemoterapi, radioterapi hingga terapi target.
Untuk pencegahan, kata Susan bisa dilakukan lewat mengubah gaya hidup seperti mengurangi merokok, mengatur pola makan, membatasi konsumsi daging dan berolahraga.
Susan menjelaskan bahwa penyebab utama kanker adalah terjadinya perubahan (mutasi) pada gen dalam sel. Terkandung ribuan DNA dalam gen yang memberikan instruksi pada sel agar menjalankan fungsinya pada organ tubuh tempat sel tersebut hidup.
Namun, prosesnya belum tentu selalu sempurna. Saat pembelahan diri pada sel terjadi, terdapat risiko sel baru dari pembelahan tersebut mengandung gen yang rusak atau terjadi penggandaan terlalu banyak. Hal itu disebut sebagai mutasi gen, ditandai dengan adanya perubahan struktur pada gen.
Biasanya, mutasi gen baru berpotensi menimbulkan kanker jika terjadi lebih dari lima kali dan melibatkan gen yang berbeda. Proses ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun sampai sel-sel tersebut membelah diri dan membentuk sel kanker yang cukup besar.
Barulah gejala-gejalanya mulai muncul dan sel-sel kanker tampak ketika tubuh diperiksa. Namun pada anak-anak, kerusakan gen sudah terjadi sejak dalam kandungan atau sejak lahir.
Biasanya, kanker bisa ditengarai lewat sejumlah gejala yang dialami seperti muncul benjolan yang tidak lazim, perubahan pada kulit, berat badan turun tanpa sebab, batuk atau sesak nafas hingga alami pendarahan tidak normal.
Reporter: Ulul Azmy
editor:jatmiko