Kota Batu-Tugumalang.id – Para pelaku seni bantengan yang tergabung dalam paguyuban Bantengan Mpu Supo mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon nomor urut 1, Nurochman – Heli Suyanto. Keduanya mendapat julukan ‘Bapak e Wong Mbatu, Bapak e Wong Seni’.
Mereka menilai perhatian paslon Cak Nur – Heli kepada insan seni budaya sudah terjadi sejak lama selama 10 tahun terakhir. Bahkan, bentuk dukungan itu sudah hadir tanpa embel-embel kepentingan poltik sekali pun.
Dukungan itu semakin menguat setelah calon Wali Kota Batu Nurochman datang berkunjung untuk bersilaturahmi ke rumah para anggota paguyuban pada Minggu (27/10/2024) lalu. Kunjungan itu semakin membuat para pelaku seni budaya ini semakin lega.
Baca Juga: Dukung Program 1 Desa 1 Dokter Nurochman-Heli, Moreno Soeprapto Gelar Pengobatan Gratis di Kota Batu
”Kami sudah sejak lama menilai Cak Nur itu seperti bapak dewe. Ya bapaknya wong mBatu. Bapaknya wong seni juga. Perhatian beliau ke para pelaku seni budaya pinggiran ini juga sudah terjalin sejak lama,” ungkap Ahmad Choirul Amirrudin, Humas Paguyuban Mpu Supo.
Choirul mengaku lega saat mendengar Cak Nur mencalonkan diri karena itu menjadi kabar baik bagi eksistensi para pelaku seni budaya di Kota Batu di masa depan. Ia yakin, Cak Nur dan Mas Heli dapat membawa mereka naik kelas tanpa meninggalkan jati diri budayanya.
Selama 16 tahun sudah menggelar event ‘Ngarak Banteng 1 Suro’ yang menjadi daya tarik wisata, hanya di 4 tahun terakhir mereka mendapat support pemerintah. Namun, jika support pemerintah yang diberikan hanya sebagai formalitas, tentu dinamika seni budaya Kota Batu lagi-lagi hanya akan bergerak di tempat.
Baca Juga: Bantu Tekan Inflasi Daerah dan Bantu Rakyat Kecil, Paslon Nurochman-Heli Hadirkan Pasar Murah di Kota Batu
Namun ketika sosok Cak Nur – Heli itu muncul di Pilwali 2024 ini, Choirul mengaku merasakan optimistisme tersebut. Ia menilai hanya paslon ini saja yang memiliki program yang konkrit dan terencana untuk sektor kesenian dan budaya.
”Saya sendiri sudah malas sebenarnya dengan politik. Tapi ketika ada sosok Cak Nur, saya jadi semangat lagi. Visi misi mereka sangat mewakili kami sebagai wong mBatu. Selain itu, di poin ke-9 program Nawa Bhakti juga ada soal sekolah kesenian dan artpreneur. Itu tidak ada di paslon lain,” ungkapnya.
Menurutnya, poin tersebut merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap seni budaya. Choriul mengatakan jika program tersebut akan lebih baik lagi jika didukung dengan bantuan akses pendidikan gratis.
”Pembangunan kualitas SDM ini saya rasa juga akan berdampak pada kualitas seni budaya kita nanti. Selama ini kan, seni bantengan masih ada stigma negatif,” ujarnya.
Choirul melanjutkan jika dari program artpreneur, dia juga sudah membayangkan para pelaku seni budaya akan bisa menghidupi dirinya sendiri (ekonomi). Seni budaya Kota Batu hanya tinggal butuh Pasar atau Mall Kesenian.
Komitmen pasar seni seperti itu, kata Choirul, baru dia jumpai dari paslon putra daerah ini. Jadi, akan ada sentra tersendiri yang khusus menjual produk-produk seni budaya. ”Ini kan bisa jadi daya tarik wisata sendiri nantinya,” ujarnya.
Terlepas dari program apapun, kata Choirul, ia yakin jika nafas kesenian dan budaya harus lahir dari sosok yang juga melakoni tradisi seni dan budaya. Sosok itu, tentunya hanya bisa didapat dan dirasakan oleh putra daerah.
Selama berkesenian di Kota Batu, selama itu pula dia kenyang dengan janji-janji politik yang selalu tidak ada kejelasan lagi setelah berhasil menjabat. Berbeda dengan sosok Cak Nur, ia yakin para pelaku seni bisa menagih janji itu tanpa ada sekat.
”Selama ini saya aktif terus. Seperti janji para pelaku seni bisa tampil di hotel-hotel itu mana buktinya? Saya sampai menawarkan sendiri ke hotel, tapi tanggapan hotel biasa saja,” kata dia.
Choirul mengisahkan jika selama ini para pelaku seni budaya murni hidup dari perjuangan dan keringatnya sendiri. Berbagai upaya menjalin jejaring dengan pelaku seni di daerah lain juga atas inisiatif sendiri.
”Bayangkan, teman-teman ini berangkat ke luar kota, srawung seni untuk mengenalkan seni budaya Kota Batu itu pakai biaya mandiri. Masak ya gak ada perhatian lebih,” ungkapnya.
Sebab itu, ia mengajak masyarakat, terutama para pelaku seni budaya untuk mendukung paslon yang sudah memiliki jejak rekam yang nyata. Bukan hanya sekedar janji manis yang ujung-ujungnya juga hanya janji.
”Kami sampai berani mendeklarasikan dukungan karena kami menilai mereka juga merupakan pelaku tradisi budaya tersebut. Kami yakin, mereka adalah Bapak e Wong mBatu, Bapak e wong Seni,” tegasnya.
Sementara itu, Calon Wali Kota Batu Nurochman menjelaskan jika memang dirinya sudah sejak lama punya konsen membangun industri kreatif pariwisata yang menaungi para pelaku seni budaya lewat konsep Batu Artpreneur.
Batu Artpreneur akan menjadi pusat dari seluruh kegiatan seni dan budaya yang berisi fasilitas galeru seni, pertunjukan, dan pusat pendidikan kreatif. Batu Artpreneur terbuka bagi semua kalangan tanpa terkecuali.
”Terobosan ini dimaksudkan untuk mendukung ruang ekspresi yang representatif bagi seniman lokal. Di sana menjadi pusat kegiatan kreatif yang juga sinergi dengan pariwisata dan ekonomi. Saya kira dengan itu, Kota Batu akan semakin meriah nantinya,” ungkapnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko