Tugumalang.id – Pukul 14.40 WIB di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, sebuah pesawat bersiap lepas landas menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Di antara penumpang itu, terdapat seorang perempuan mungil asal Malang menuju Jakarta untuk mengikuti kelas “Copywriting Storytelling for Brand 1.0 – Brand 4.0”. Acara itu dipandu oleh pakar branding Subiakto.
Perempuan itu adalah Aprill Soeharto. Tahun lalu, perempuan alumni Universitas Muhammadiyah Malang ini mengikuti kelas yang sama, juga dengan Subiakto sebagai mentor. Kelas itu mengubah pandangan hidupnya tentang branding. Itulah kilas balik kisah sukses Aprill sebagai pengusaha sepatu asal Malang.
Aprill belajar kekuatan kata-kata dalam memengaruhi konsumen dan membentuk citra merek. Sekarang, di perjalanan keduanya ke Jakarta untuk kelas ini, dia merasa lebih siap daripada sebelumnya.
Baca Juga: Sambut Hari Batik, Model Fashion Show di Kota Malang Tampil Melenggak Lenggok di Kafe
Penerbangan berlangsung dengan lancar. Sambil menikmati minuman di pesawat, ibu satu anak itu merenungi tentang kisahnya saat SMP kelas 7 dulu. Ia pernah memakai sepatu rusak ke sekolah.
Sepatunya jebol di bagian dekat jempol. Ia tidak bisa langsung beli sepatu baru karena menunggu kiriman uang orang tua yang saat itu di luar pulau. Tahun 2005, pengiriman uang belum secepat sekarang.
Ia dibully oleh teman di kelas, teman beda kelas bahkan kakak kelas. Ia tidak pernah lupa bullyan itu. Sampai akhirnya, ia bertekad sukses dan memiliki bisnis fashion (sepatu). Ia berharap, suatu hari nanti, hasil keuntungan akan dibagikan untuk perlengkapan sekolah anak-anak di Indonesia.
Harapannya, agar kebahagiaan memiliki sepatu yang bagus, bisa dirasakan oleh siapa pun. Kini, 18 tahun kemudian, impian itu benar-benar telah terwujud. Perempuan yang dulu dibully karena tidak punya sepatu, kini berhasil memiliki brand sepatu yang bahkan bisa sampai mancanegara.
Baca Juga: Unik, Fashion Show On The River Tampilkan Karya 11 Desainer Kota Batu
Perempuan kelahiran Malang, 26 April 1993, itu telah mengukir cerita luar biasa dalam dunia bisnis alas kaki. Dari rumahnya di Jalan Raya Dermo 91 Malang, ia membangun brand unik yang dikenal sebagai “Arta Louwee,” (dibaca: Arta Luwih). Sebuah merek alas kaki yang merangkul konsep custom.
Perjalanan Menuju Arta Louwee
Aprill memulai perjalanan bisnisnya saat bekerja di sebuah butik pakaian. Meskipun butik tersebut menyediakan semua pakaian wanita, satu hal yang selalu kurang adalah alas kaki. Menurut pemilik butik, menjual sepatu custom adalah tantangan, karena sepatu harus sempurna sesuai ukuran. Ini adalah titik awal di mana Aprill melihat peluang bisnis alas kaki custom.
“Menurut pemiliknya, menjual sepatu satuan ready to wear itu susah di penjualan. Karena ukuran sepatu harus tepat, tidak bisa ditoleransi ukurannya. Kelebihan sedikit saja, sangat berdampak. Beda dengan baju yang ukurannya bisa ditoleransi,” kata dia saat diwawancarai.
“Terlebih lagi, saat praktik mengajar atau praktik pendampingan di rumah sakit, beberapa teman kesulitan mendapat sepatu yang tepat (nyaman) dikenakan seharian. Termasuk saya sendiri. Dari sini, saya melihat peluang bisnis sepatu custom,” ceritanya.
Arta Louwee meluncurkan serangkaian desain produk yang dikembangkan di rumah produksi dan diuji. Setelah disetujui, mereka mengabadikan produk dengan foto dan video kualitas tinggi.
Pelanggan kemudian memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Proses pembuatan sepatu custom memakan waktu minimal 50 jam, dan hasilnya sangat memuaskan.
Modal Awal dan Filosofi Arta Louwee
Bisnis Aprill dimulai saat kuliah tanpa pengetahuan yang memadai atau mentor. Ia belajar banyak melalui pengalaman dan harus menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan bisnis, termasuk penipuan oleh pelanggan, karyawan, supplier, dan mitra. Keputusan yang cepat dan tepat adalah kunci kesuksesannya.
Aprill memulai bisnisnya dengan modal awal yang sederhana, kepercayaan kepada pengrajin, dan pembeli pertamanya. Nama “Arta Louwee” yang bermakna “orang-orang berharta lebih” mencerminkan harapannya untuk memberikan kesempatan kepada pengrajin lokal dan berbagi kekayaan dengan mereka. Selain itu, ia berkomitmen untuk menyumbang sepatu sekolah untuk anak-anak yang membutuhkan.
Pelanggan Arta Louwee terdiri dari 1% pria dan 99% wanita berusia 35-50 tahun, sebagian besar adalah pegawai swasta dan pegawai pemerintah yang tinggal di kota dan memiliki penghasilan minimal 8 juta per bulan.
Kini, sepatunya telah dinikmati oleh konsumen dari mancanegara. Di antaranya Singapura, Malaysia, Vietnam, Hongkong, Arab, Turkey, Oman, dan Amerika.
Prestasi dan Inspirasi
Aprill meraih berbagai penghargaan dan prestasi, termasuk penghargaan dari Jarbis, pergelaran fashion di Indonesia Fashion Week, dan penghargaan sebagai Pengusaha Muda Brilian. Semua ini adalah bukti komitmen dan kerja kerasnya dalam membangun Arta Louwee.
Prestasinya antara lain: Penghargaan dari Jarbis tahun 2014, berhasil mencapai target omzet 20juta/bulan di usia 21 tahun, Fashion Show di Indonesia Fashion Week tahun 2019, Juara 1 bidang fashion di Indonesia Spicing The World tahun 2019.
Kemudian, 10 besar Pengusaha Muda Brilian tahun 2020, Terpilih pendanaan Tokopedia & Benih Baik tahun 2020, Juara 3 National Competition Surabaya Business Forum tahun 2021, Juara 1 National Competition (bisnis alas kaki) BPIPI tahun 2020. BPIPI adalah Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia.
Aprill berharap bahwa dalam 15 tahun ke depan, Arta Louwee akan menjadi brand high fashion yang terkenal di Indonesia, bahkan di pasar luar negeri. Mereka juga berupaya memberikan sepatu sekolah kepada anak-anak yang kurang beruntung.
Aprill Soeharto dalah contoh nyata bahwa kisah inspiratif dapat muncul dari perjuangan dan dedikasi. Melalui Arta Louwee, ia telah menciptakan sebuah bisnis yang memberikan makna, membuka peluang bagi pengrajin lokal, dan berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan.
Penulis: Rahayu SJ (Magang)
Editor: Herlianto. A