MALANG – Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Malang kembali melakukan aksi demonstrasi turun ke jalan Selasa (25/5/2021) di simpang empat Rajabally, Kayutangan Kota Malang.
Namun di tengah orasi, AMP mendapat hadangan dan perseteruan dari kelompok lain yakni Aliansi Mahasiswa Papua Indonesia (AMPI) yang berseberangan pendapat dengan AMP yang pro Papua Merdeka.
Bahkan, kedua kelompok tampak saling provokasi dan adu pendapat terkait pro kontra kemerdekaan Papua ini. Di tengah perseteruan itu, belasan massa API juga tampak berulangkali berusaha menerobos barikade polisi mencoba menyerang kubu AMP.
Beruntung, konflik horizontal antara kedua kubu ini tidak sampai terjadi. Aparat dari Polresta Malang Kota juga terus berusaha menghalau sejumlah oknum yang ingin merusuh aksi demo damai AMP yang berlangsung sekitar 3 jam lebih ini.
Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Sutantyo di lokasi berusaha menenangkan barisan massa dari kedua kubu untuk tetap tenang dan jangan terprovokasi mericuh.
”Siapapun tetap kami berikan ruang dan waktu untuk beraspirasi. Saya minta saling menghormati, jangan ada kata-kata rasial. Tunjukkan intelektualitas kalian, kita sama-sama Indonesia,” tegas dia berulang-ulang.
Pantauan reporter di lapangan, massa aksi AMP tetap dapat menyampaikan aspirasinya dengan lancar. Dalam aksinya itu, AMP mendesak menolak Otsus Papua Barat Jilid II dan pembebasan Victor Yeimo tanpa syarat.
Sementara, massa aksi dari AMPI menghendaki Papua tetap bergabung dengan Indonesia (NKRI). Massa aksi demo berangsur mereda sekira pukul 13.00 WIB.
“Kita sudah merdeka. Jangan usik lagi, jangan merusak kemerdekaan NKRI yang sudah ada. Saya minta Pak Polisi hentikan mereka (kelompok AMP),” teriak salah satu mahasiswa AMPI.