Tugumalang.id – Coaching adalah sebuah skill yang diperlukan dalam dunia pendidikan dan pengembangan diri. Supaya bisa membangun mentalitas dan mindset karakter menjadi lebih baik. Karena mentalitas dan mindset yang baik bisa menempuh proses tumbuh kembang sehingga dapat mencapai versi terbaik.
Demikianlah ulasan Mharta Adji Wardana, pegiat pendidikan dan pengembangan diri sekaligus pendiri startup Improva, soal pentingnya coaching dalam dunia pendidikan.
Mharta menegaskan bahwa coaching menjadi salah satu skill yang bisa mengantarkan orang untuk mencapai tingkat kepemimpinan yang terbaik.
“Karena dengan coaching akan belajar menjadi seorang pendengar, memahami orang lain serta dapat memperoleh ilmu dan hal baik dari orang lain baik dari seorang coach dan coachee. Sebagai pelajaran dan dapat dipetik untuk diserap dan diterapkan bersama,” kata dia.
Konsultan profesional yang sedang membangun startup Improva ini mengungkapkan, pendidikan dan pengembangan diri adalah sarana untuk menjadikan manusia mencapai versi terbaik untuk hidup jadi lebih baik.
Sekolah formal dari kecil hingga dewasa ditempuh, dengan tujuan akhir agar dapat memperoleh hidup lebih bermakna dan dapat memberikan manfaat, sehingga dibutuhkan mentalitas dan mindset dalam meningkatkan pengembangan dalam diri seseorang.
“Untuk bertanggung jawab dan mengembangkan diri, mengasah dan menempuh proses tumbuh kembang kita rancang sendiri. Siapa lagi yang bertanggung jawab atas diri kalau bukan diri sendiri,” ungkapnya.
Bagi anak muda, kata dia, coaching menjadi sebuah kebutuhan, sebab harapan bangsa diamanahkan di atas pundak pemuda. Ia juga mengungapkan sebab manusia dipercaya punya pikiran cerdas dan cemerlang.
Anak muda memiliki badaniah yang kuat dalam berkreativitas sehingga hal itu sebagai sinyal. Coaching dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai kontribusi anak muda bisa turut serta dan berkontribusi terbaik bagi bangsa.
“Untuk yang berjiwa muda semuanya, harapan bangsa diamanahkan dan dibebankan pada pudak kita semua. Kita dipercaya manusia yang masih punya kemampuan pikir atau pikiran jernih cerdas dan cemerlang dan badaniah yang sehat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mharta berharap Improva dapat memberikan karya di pusat pendidikan yaitu guru kepala sekolah dan tenaga pendidik di sekolah, rumah dan juga orangtua serta masyarakat secara luas.
“Bayangkan ketika coaching ini menjadi mentalitas dan mindset para pendidik di seluruh Indonesia. Maka nuansa dan suasana pendidikan dalam kelas maupun di luar kelas akan lebih bermakna. Sebuah cita-cita bersama dalam mentraformasi pendidikan di Indonesia agar menghasilkan hal yang lebih bermakna,” tukasnya.
Selanjutnya, kata dia, dalam coaching diperlukan kecakapan profesional karena dipraktikkan dalam ruang prosfesional. Dalam hal ini punya kode etik dan profesionalisme. Sehingga hanya dilakukan oleh mereka yang telah menempuh pendidikan atau sekolah coaching.
“Jadi siapapun yang ingin belajar coaching langkah awalnya adalah belajar mendengarkan sepenuhnya. Belajar menghargai dan belajar untuk memberikan dukungan terbaik. Kita memandang semua orang itu baik. Semua orang punya potensi, modal dan sumber daya yang bisa dikembangkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai versi terbaik dirinya,” ujarnya.
Oleh: M5
Editor: Herlianto. A