Malang – Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil menciptakan penyedap rasa baru berbahan alami yakni tempe dan jamur. Temuan itu membuat mahasiswa ITN Malang mendapatkan hibah riset dari Indofood Riset Nugraha (IRN) 2024-2025.
Sebagaimana diketahui, masyarakat Indonesia cukup akrab menambahkan penyedap MSG (Monosodium Glutamat) atau micin ke dalam masakan. Namun, siapa sangka dari bahan lokal bisa diolah menjadi penyedap alami pengganti MSG.
Mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang yakni Ulayyaa Zulfaa berhasil menciptakan inovasi mengolah tempe dan jamur tiram sebagai penyedap rasa alami. Produk ini juga membuka peluang besar dalam menciptakan alternatif penyedap rasa yang sehat pengganti MSG.
Baca Juga: Mahasiswa ITN Malang Juara 3 TSA Cyber Champion 2024
“Produk ini bisa memperkuat rasa masakan secara alami dan cocok sebagai pengganti MSG. Karena pada sebagian orang alergi terhadap MSG. Jika dikonsumsi secara berlebih kan (MSG) tidak bagus untuk kesehatan,” kata Ulayyaa.
Dia memandang bahwa tempe dan jamur tiram tidak hanya menjadi alternatif bahan penyedap rasa, namun juga bisa menambah nilai ekonomi bahan lokal. Bahkan bisa memenuhi kebutuhan pasar pangan fungsional yang terus berkembang.
Penelitian Ulayyaa berjudul ‘Pengembangan Produk Penyedap Rasa dari Tempe Malang dan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) untuk Pasar Pangan Fungsional’. Ulayyaa menjadi salah satu dari 80 mahasiswa berbagai kampus yang mendapat hibah CSR dari PT Indofood pada 25 November 2024.
Baca Juga: Mahasiswa ITN Malang Raih Gelar Juara 2 Internasional Plant Design Competition Derrick 2024
“Rasanya sangat bangga dan bersyukur bisa lolos IRN. Ini adalah kesempatan besar untuk mengembangkan diri sekaligus membuktikan bahwa tempe dari Malang dan jamur tiram memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ucap mahasiswa angkatan 2021 itu.
Menurutnya, tempe memiliki kandungan gizi tinggi dan manfaat kesehatan yang melimpah, seperti protein, serat, dan isoflavon. Tempe juga mudah ditemukan di Malang. Seperti di wilayah Sanan yang juga merupakan sentra tempe di Kota Malang.
Selain itu, budidaya jamur tiram juga berkembang pesat berkat kondisi alam Malang yang mendukung. Dikatakan, jamur tiram kaya akan protein, serat dan vitamin, sehingga berpotensi menjadi bahan pangan bernutrisi tinggi.
“Penelitian ini menguji berbagai proporsi tempe dan jamur tiram serta suhu pengeringan untuk menentukan kombinasi terbaik yang menghasilkan penyedap rasa dengan kualitas yang optimal,” jelasnya.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Makanan (TBM), Teknik Kimia ITN Malang. Proses penelitian dimulai dengan teliti dan berbasis teknologi hingga menghasilkan produk penyedap rasa alami. Kemudian dilakukan uji fisik dan kimia mulai dari kadar air, protein, karbohidrat, rasa, warna, aroma hingga tekstur.
Temuan ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi tempe Malang dan jamur tiram, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri pangan lokal. Produk penyedap rasa alami ini diharapkan dapat diterima di pasar pangan fungsional, mendukung pola makan sehat, dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
“Saya berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Terutama dalam mengembangkan produk inovatif berbasis pangan lokal. Serta dapat membantu meningkatkan nilai jual tempe Malang, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
redaktur: jatmiko