Tugumalang.id – Kawasan Cangar di Kota Batu, Jawat Timur, terkenal sebagai jalur dengan view yang sangat indah dan sejuk. Namun, siapa sangka di balik keindahan itu terdapat satu lokasi angker yang sering dijadikan tempat uji nyali oleh banyak orang. Lokasi itu adalah bekas Pabrik Jamur.
Banyak cerita seram dan mengerikan di gedung tua itu. Salah satunya yang fenomenal adalah sosok wanita bergaun merah. Sosok ini disebut-sebut sering menampakkan diri dan membuat bulu roman berdiri saking seramnya.
Pada Senin, 02 Januari 2023 lalu, saya mengunjungi bangunan angker yang berada di Jalan Raya Sumber Brantas, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Jawa Timur. Bangunan itu berada di perbukitan, sehingga terlihat jelas dari jalan raya.
Kondisi Pabrik Jamur Cangar
Saya tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB, siang hari. Meski siang suasana tampak mendung dan terasa sejuk, ini memang salah satu kekhasan Kota Batu yang berada di kawasan pegunungan.
Suasana di sekitar bekas Pabrik Jamur ini tetap terkesan sunyi dan mistis. Saya membayangkan bagaimana kalau malam hari, pasti jauh lebih menyeramkan.

Menurut beberapa referensi yang saya baca, pabrik tersebut sempat beroperasi pada tahun 2000 hingga 2008. Namun pada tahun 2010, berhenti beroperasi dan terbengkalai hingga ditumbuhi banyak tanaman liar dan tidak terawat.
Bangunan itu tidak hanya satu, tetapi ada beberapa bangunan yang berderet. Warna catnya masih putih meskipun di sana sini sudah banyak yang luntur. Kondisi atap bangunan juga sudah banyak yang roboh. Tinggal kerangkanya saja yang terbuat dari bahan besi.
Beberapa pintu deretan bangunan itu juga sudah jebol semua dan tidak ada pintu yang tersisa. Rumput-rumput hijau tumbuh mengelilingi bangunan tersebut.
“Pabrik jamur ini sudah terbengkalai hampir 12 tahun. Rumornya dahulu para pekerja sering melihat berbagai penampakan seperti nenek ngesot di sekitar area pabrik ini,” ujar penjaga pos.
Masuk ke Pabrik Jamur
Cerita penjaga pos ini membuat nyali saya semakin tertantang untuk masuk ke gedung tersebut. Saat saya masuk ke dalam pabrik, saya sempat merasakan hawa yang singup. Saya masuk ke gedung bagian bawah di situ terdapat banyak rak-rak bekas wadah jamur.
Setelah itu, saya menuju gedung yang paling atas. Bangunan gedung itu hampir sama seperti gedung yang di bawah hanya saja yang di atas banyak yang sudah roboh dan sudah tidak ada rak bekas wadah.

Kemudian dilanjutkan ke villa kayu yang berjarak sekitar 500 meter dari pabrik. Jalannya cukup menanjak. Saya masuk sambil mengucap permisi. Vila kayu itu masih tampak kokoh hanya saja sudah tidak terdapat apapun di dalamnya.
Bagian bangunannya ada sedikit yang roboh, semua jendelanya tertutup. Vila itu, menurut warga, dulunya dipergunakan untuk mes atau tempat menginap bos pemilik pabrik serta untuk menjamu para tamu penting.
Sekitar pukul 15.30 WIB, saya dan teman sempat ngopi di kafe dekat pabrik itu. Lalu teman saya bercerita bahwa dia saat berada di gedung tersebut sempat mendengar suara anak kecil yang berisik.
Ketika dia berdiri di gedung bagian atas, dia seperti melihat sesosok orang berdiri sedang melihat dari jauh. Tapi entah, karena bisa jadi itu hanya perasaan dia saja.

Cerita di Masyarakat
Setelah melihat langsung ke dalam gedung tua itu, saya mencoba mewawancarai beberapa warga di sekitar lokasi itu. Menurut cerita mereka, pabrik itu gulung tikar akibat tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga macet dan pabriknya bangkrut.
Konon kata warga, di villa kayu yang juga ikut terbengkalai itu menyimpan beberapa cerita mistis di dalamnya. Salah satunya, rumor sosok wanita bergaun merah.
“Dulu sempat ada pemborong yang datang ke pabrik ini dan menginap di villa kayu yang berada di atas pabrik. Menurut cerita pemborong tersebut, dia melihat penampakan sesosok wanita bergaun merah,” ungkap Nadi masyarakat sekitar pabrik.
Namun demikian pabrik jamur yang terkenal angker ini, pada saat weekend banyak rombongan sepeda bersantai dan para remaja berswafoto di tempat ini dengan latar belakang pabrik yang memang cukup instagramable itu.
Reporter: Lely Mufita Nisaul Wahidah
Editor: Herlianto. A