Tugumalang.id – Pendidikan Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting dalam pembentukan kepribadian remaja untuk mendorong pengetahuan dan sikap positif dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Hal ini merupakan persiapan krusial bagi remaja untuk memasuki masa dewasa dengan kondisi fisik dan mental yang sehat serta bertanggung jawab.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, layanan kesehatan reproduksi bagi remaja harus disediakan sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kesehatan mereka.
Baca Juga: Mahasiswa Baru Wajib Tahu! Berikut Besaran UKT dan IPI Universitas Negeri Malang
Tujuannya adalah mencegah perilaku seksual berisiko dan memersiapkan remaja menghadapi masa reproduksi dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab.

Data menunjukkan adanya peningkatan perilaku berisiko di kalangan remaja. SDKI tahun 2017 melaporkan bahwa 8 persen remaja laki-laki dan 2 persen remaja perempuan telah melakukan hubungan seksual, seringkali karena rasa penasaran atau pengaruh teman.
Permasalahan lain seperti merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba juga banyak ditemukan di kalangan remaja.
Kekerasan tersebut juga mendatangkan permasalaan baru berupa bullying dan perudungan. Kekerasan seksual dan bullying memiliki hubungan erat, terutama karena keduanya melibatkan kekuasaan, kontrol, dan manipulasi terhadap korban.

Indonesia masih memiliki tingkat perundungan yang tinggi. Studi PISA 1 (Program Penilaian Pelajar Internasional) tahun 2018 menunjukkan bahwa 41 persen remaja berusia 15-17 tahun pernah mengalami perundungan setidaknya sekali sebulan.
Baca Juga: Judi Online Jadi Penyakit Akut di Masyarakat, Begini Tanggapan Akademisi Psikologi Universitas Negeri Malang
Maka dengan adanya problematika tersebut tim penelitian UM mengembangkan media E-modul “Kenali Dirimu dan Perubahan yang Terjadi Padamu”.

Pengembangan ini bertujuan memberikan peningkatan pemahaman siswa Pendidikan kesehatan reproduksi yang dilaksanakan di sekolah akan memberikan dampak yang lebih besar jika program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dengan model Pendidikan kesehatan yang lebih menarik.
Pendekatan komprehensif juga dibutuhkan dalam pendidikan kesehatan reproduksi mencakup pengembangan nilai, sikap positif dan keterampilan hidup.

Sosialisasi untuk melihat pekembangan problematikan tersebut dilakukan di SMPN 1 Lawang, dengan memberikan berbagai materi pendukung data E-modul
Penelitian yang dipimpin oleh Dra. Desiana Merawati, M.S., AIFO, dosen senior Ilmu Keolahragaan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, dilaksanakan pada Jumat, 19 Juli 2024, di Aula SMPN 1 Lawang.
Kegiatan ini menggunakan pendekatan komprehensif dengan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi dan bullying, yang dibuka dengan penyematan simbolis kepada kepala sekolah. Sebanyak 800 siswa menjadi responden dalam pengisian assessment melalui Google Form.

Sementara itu, Tim Penelitian UM juga memeberikan sosialisasi kepada para siswa terkait materi Kesehatan reproduksi dan kenakalan remaja untuk meningkatkan pemahaman secara pribadi dan kelompok.
Kedua tujuan utama Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tercapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya nyata untuk mendukung pembangunan SDG karena, pertama, berkontribusi pada upaya memastikan kehidupan yang sehat dan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tanpa memandang usia, sesuai dengan SDG 3.
Kedua, turut serta dalam menjamin akses terhadap pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata bagi semua orang, dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat, sesuai dengan SDG 4.
Dengan diterapkannya pendekatan ini, tim penelitian UM berharap bahwa semua data dapat mendukung proses penyusunan E-Modul ‘Kenali Dirimu dan Perubahan yang Terjadi Padamu’ dan menjadi media pembelajaran yang bermanfaat bagi terciptanya Pendidikan yang baik untuk Indonesia Emas.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Sumber: Rilis tim peneliti UM
Editor: Herlianto. A