Tugumalang.id – Jika umumnya akses pembiayaan nasabah berupa pemberian kredit, cara berbeda dilakukan Bank BTPN Syariah lewat program Tepat Pembiayaan Syariah. Lewat program ini, BTPN Syariah membuka lebar akses keuangan kepada para nasabah tanpa jaminan (agunan) apapun.
Alih-alih hanya diberi modal dengan cicilan rendah tiap bulannya, nasabah juga mendapatkan akses pendampingan agar usahanya berkembang. Bahkan nasabah juga dibekali literasi mengelola keuangan rumah tangganya agar berdaya.
Menariknya lagi, nasabah program ini diprioritaskan bagi pelaku usaha ultra mikro, masyarakat inklusi dan prasejahtera yang mayoritas adalah ibu-ibu rumah tangga pelaku usaha ultra ekonomi seperti laundry, toko kelontong dan lain-lain.
Baca Juga: Menteri Perdagangan Optimalkan Digitalisasi Pasar untuk Warung dan UMKM
BTPN Syariah menyebutkan 23 persen dari sekitar 45 juta masyarakat prasejahtera adalah perempuan atau ibu rumah tangga. Kebanyakan ibu-ibu rumah tangga ini tergolong sebagai unbankable atau tidak tersentuh pelayanan bank.
Padahal, sosok mereka sangat berperan dalam penguatan ekonomi nasional. Durvei internasional menyebutkan 100 persen perempuan memegang peranan penting dalam perekonomian rumah tangga.
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menuturkan jika BTPN Syariah menilai bahwa perempuan ini harus diberdayakan. Jika mereka berdaya, maka akan terbentuk keluarga-keluarga berdaya. Implikasinya sangat penting bagi generasi masa depan bangsa.
“Bisa dibilang, posisi ibu-ibu ini berperan penting dalam tatanan penguatan ekonomi nasional. Itulah kenapa Program Tepat Pembiayaan ini, kami fokus memberdayakan perempuan dan juga masyarakat inklusi,” paparnya saat berkunjung di Malang.
Baca Juga: Pertemuan dengan Dirut BUMN Ditunda, Langsung ke Palembang Melaksanakan Banyak Agenda
Lalu, bagaimana BTPN Syariah menjamin akses pembiayaan nasabahnya berhasil tanpa agunan? Ainul memaparkan jika pihaknya memiliki tenaga pendamping yang disebut Community Officer (CO).
Peranan mereka di lapangan cukup penting dalam program ini. Selain berperan sebagai bankir atau kreditur, CO juga bertugas memastikan kelanjutan usaha nasabah ultra mikro berjalan dan sebisa mungkin berkembang.
Hingga per Juni 2023, BTPN syariah sudah memiliki lebih dari 6 juta nasabah. Dari jumlah itu terdapat 4,3 juta nasabah aktif, terbagi ke dalam komunitas atau sentra yang berjumlah mencapai 267 ribu sentra di seluruh Indonesia.
Di Malang, lanjut dia, total pembiayaan yang sudah tersalurkan hingga Juni 2023 mencapai lebih dari Rp140 miliar kepada 37 ribu nasabah yang terbagi ke dalam 3.844 sentra. Rata-rata, ibu-ibu ini memiliki usaha mulai dari makanan hingga toko kelontong.
Mereka di-handle oleh 124 CO yang bertugas untuk memberikan pendampingan baik dalam aspek pembiayaan, pengetahuan, kewirausahaan, dan lingkungan dengan berbagai modul yang disiapkan.
Untuk memudahkan, ibu-ibu ini akan digabungkan dalam satu kumpulan atau sentra yang terdiri dari 5 hingga maksimal 25 orang. Tidak hanya mendapat pembiayaan, anggota juga akan saling berinteraksi meningkatkan kapasitas diri lewat pertemuan rutin sentra (PRS) selama dua minggu sekali.
Selain itu, ibu-ibu juga mendapatkan rasa solidaritas dari anggota yang terbentuk sehingga saling mendukung satu sama lain dengan saling berbagi informasi saat menghadiri kumpulan.
Program pemberdayaan dan peranan Community Officer ini menjadi kunci dalam pelayanan BTPN Syariah untuk membangun empat perilaku unggul nasabah yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).
Pada prinsipnya, terang Ainul, program ini berupaya memberikan perubahan hidup lebih berarti. Adapun, manfaat tambahan lain yang diperoleh seperti asuransi jiwa, pembebasan angsuran setiap Hari Raya Idul Fitri hingga pembiayaan perbaikan rumah dan pendidikan anak.
Ketua Sentra Tanjung 14 di Sukun, Kota Malang Wijayanti J Hariyanto menjadi salah satu penerima manfaat program tersebut. Ibu dua anak ini memiliki usaha laundry sudah digelutinya sejak 4 tahun lalu.
Sejak tergabung ke dalam sentra, usahanya terus berkembang pesat. Mulai dari penghasilan omset Rp 1 juta per bulan, kini dia bisa menuai omset Rp 8-10 juta per bulannya.
Wijayanti tergabung di Sentra Tanjung 14 bersama 22 ibu rumah tangga lainnya sejak 4 tahun terakhir. Hingga akhirnya, mereka bisa terus berdaya lewat berbagai macam akses permodalan yang diberikan. Perlahan, perekonomian mereka mulai membaik.
“Alhamdulillah, kini semua anggota sudah punya usaha berkat komitmen menjaga sentra ini bareng-bareng. Kan ini pinjaman tanpa jaminan ya, jadi kayak kepercayaan. Selain itu, kita juga dikenalkan banyak step by step buat mengembangkan usaha. Sistemnya sangat membantu sekali,” ujar Wijayanti.
Sebagai informasi, PT Bank BTPN Syariah Tbk atau BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp12,09 triliun sepanjang semester I-2023 atau meningkat delapan persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (YoY) yang sebesar Rp11,15 triliun.
Peningkatan tersebut seiring dengan fokus BTPN Syariah untuk pertama kalinya melayani pembiayaan masyarakat inklusi, khususnya bagi para ibu-ibu dan perempuan pelaku usaha yang terkategori unbankable.
Perubahan dampak sosial nasabah terus diukur setiap tahunnya. Hasilnya, ada perubahan dalam tingkat kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung hingga penurunan persentase anak bersekolah.
”Sebagian besar nasabah paham bagaimana cara mengubah hidup mereka menjadi jauh lebih berarti. Banyak dari mereka mulai sadar pendidikan yang lebih tinggi untuk anaknya hingga membangun rumah yang lebih baik,” pungkasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A