MALANG, Tugumalang.id – Kecamatan Bululawang dan Pakis akan menjadi pilot project Program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI) di Kabupaten Malang.
Program ini digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Dua kecamatan ini menjadi perwakilan wilayah urban dan rural yang ada di Kabupaten Malang. Bululawang merupakan kecamatan dengan karakteristik wilayah urban dan Pakis merupakan kecamatan dengan karakteristik wilayah rural.
Berdasarkan hasil bulan timbang pada bulan Februari 2023, prevalensi stunting di Kecamatan Bululawang berada di angka 21,1 persen dari 3.357 balita yang diukur. Sementara prevalensi stunting di Kecamatan Pakis berada di angka 3,3 persen dari 8.662 balita yang diukur.
Secara keseluruhan, angka prevalensi stunting di Kabupaten Malang berdasarkan bulan timbang yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang adalah 6,7 persen dari 150.442 balita yang diukur. Namun, berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) prevalensi stunting di Kabupaten Malang masih berada di angka 23 persen.
Wakil Bupati Malang sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Malang, Didik Gatot Subroto mengatakan bahwa angka tersebut menurun dibandingkan prevalensi stunting di tahun 2021. Berdasarkan bulan timbang, pada tahun 2021 prevalensi stunting di Kabupaten Malang mencapai 8,9 persen. Sedangkan menurut hasil survei SGI di tahun 2021, prevalensi stunting di Kabupaten Malang mencapai 25,7 persen.
BACA JUGA: Angka Prevalensi Stunting di Kabupaten Malang Turun Jadi 6,7 Persen
Meski angkanya menurun, Didik menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting masih diperlukan. Oleh karenanya, program PASTI ini digencarkan agar ada percepatan penurunan stunting, khususnya di Kecamatan Bululawang dan Pakis sebagai pilot project.
“Tim (PASTI) ada di dua kecamatan, yakni Bululawang dan Pakis yang jadi pilot project. Harapan kami nanti ada rekomendasi yang kami dapatkan (dari BKKBN),” ujar Didik.
Melalui program ini, Didik optimis penurunan stunting bisa lebih maksimal karena melibatkan lebih banyak pihak. “Saya optimis melalui sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, tenaga kesehatan, seluruh mitra yang mendukung upaya penanggulangan stunting, kami dapat mencapai hasil yang lebih maksimal,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko