Malang, tugumalang.id – Kebakaran lahan marak terjadi di Kota Malang. UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang mencatat terdapat 17 lahan kering di Kota Malang mengalami kebakaran sepanjang September 2023 yang belum genap sebulan.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, Agoes Soebekti mengatakan bahwa akhir akhir ini memang banyak peristiwa kebakaran baik di permukiman warga, lahan pembuangan sampah, lahan kosong maupun lahan kebuh yang kering.
Bahkan yang mencengangkan, UPT Damkar Kota Malang pernah menangani 7 titik kebakaran dalam rentan waktu satu hari. Dikatakan, mayoritas kebakaran saat ini memang terjadi di lahan kering.
“Saat ini memang agak sering terjadi kebakaran, sehari minim bisa 3 sampai 4 kali kebakaran, bahkan sampai 7 kali. Memang 80 persen kebakaran terjadi di lahan kering,” kata Agoes, Senin (11/9/2023).
Menurutnya, peristiwa kebakaran yang ada di lahan lahan itu akibat dampak tidak langsung dari musim kemarau. Dimana lahan lahan banyak yang mengering hingga meningkatkan potensi mudah terbakar.
Di sisi lain, dia juga mengungkapkan bahwa kebakaran lahan di Kota Malang mayoritas diakibatkan oleh pembakaran sampah yang dilakukan masyarakat.
“Biasanya karena masyarakat bakar sampah ditinggal gak dimatikan. Jadi merembet ke mana mana. Apalagi kalau tertiup angin di musim kering kemarau ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Dalam Sehari 7 Titik Kebakaran Melanda Kota Malang, Mayoritas Lahan Kering
Agoes mengimbau masyarakat untuk lebih peduli dan waspada ketika melakukan pembakaran sampah. Sebab menurutnya, di musim kemarau seperti saat ini potensi kebakaran lahan lebih tinggi.
“Jadi di setiap kali kejadian, kami sudah berpesan ke pengurus kampung agar mengimbau warganya jangan sering bakar sampah. Gak masalah bakar sampah tapi jangan ditinggal,” tuturnya.
“Musim kering kan memang sering terjadi kebakaran dan apa apa mudah terbakar. Rata rata yang banyak jadi penyebab kebakaran ya bakar sampah,” imbuhnya.
Melihat intenistas peristiwa kebakaran akhir akhir ini yang tinggi, Agoes mengungkapkan bahwa pihaknya cukup kewalahan. Terlebih, jumlah personel Damkar yang ada juga terbatas.
“Kemarin yang sehari 7 titik kebakaran itu, seluruh personel dan seluruh armada kami sudah dikerahkan. Ada 43 personel dan 9 armada,” tuturnya.
“Sebenarnya kami perlu tambahan jumlah personel, terutama yang muda muda karena anggota kami rata rata kan sudah tua,” lanjutnya.
Dia juga mengungkapkan kendala kendala soal armada. Dengan jumlah armada yang hanya 9 unit, penanganan kebakaran sering terlambat, terutama ketika mencari tambahan suplai tangki air pemadam.
“Jadi suplai air kadang telat. Apalagi lokasi pipa pipa hydran untuk mengambil air di Kota Malang ini jaraknya jauh jauh,” kata dia.
Pihaknya juga mengaku sering terkendala ketika melintasi akses jalan yang banyak terdapat polisi tidur atau speed trap di perkampungan.
“Itu sangat menggangu sekali. Di Cemorokandang itu banyak sekali, hampir berapa meter ada. Sulit itu, kan mobil kami berat bawa air, jadi itu sangat menggangu. Belum lagi kalau kena portal perumahan,” tandanya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko