MALANG, Tugumalang.id – Baru-baru ini sempat viral pernyataan salah satu tokoh publik tentang semakin banyaknya perempuan independen dan pria mapan yang semakin sedikit. Potongan video yang diunggah akun tiktok newzynugget tersebut memperlihatkan tokoh publik yang menyatakan, “Kan sudah ada datanya dari pemerintah bahwa angkah pernikahan menurun gara-gara wanita independen semakin banyak dan pria mapan dikit.” Ujaran tersebut sempat menjadi perbincangan banyak netizen karena menyinggung beberapa pihak, khususnya para pria.
Menurut KBBI kata ‘independen’ berarti bebas, merdeka, atau berdiri sendiri, dalam konteks pembahasan kali ini berarti wanita sudah bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa bergantung pada siapapun, baik orang tua ataupun pasangan.
Sedangkan arti ‘mapan’ pada KBBI adalah mantap, stabil, dan tidak goyah, dalam konteks ini artinya seseorang yang mapan sudah bisa menghidupi dirinya sendiri, dapat memberikan kontribusi untuk orang lain seperti orang tua atau pasangan, dan cukup untuk membiayai rumah tangga.
Baca Juga: Wardah Youth Ambassador 2024, Wadah Belajar Para Perempuan Muda Hadapi Tantangan Digital
Berdasarkan data dari BPS tentang tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan persentase baik laki-laki ataupun perempuan sama-sama meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 persentase partisipasi pekerja sebesar 82,27% meningkat di tahun 2023 menjadi 84,26% dari populasi laki-laki usia kerja, sedangkan untuk perempuan pada tahun 2021 persentase menunjukkan sebesar 53,34% meningkat di tahun tahun 2023 mencapai 54,52%.
Melihat data di atas, menunjukkan bahwa jumlah pria independen lebih banyak daripada wanita independen. Lantas bagaimana jika dibandingkan dengan pria mapan?
Sebenarnya tidak ada yang menstandarisasi minimal penghasilan untuk dikatakan mapan. Hal ini karena setiap individu dan rumah tangga berbeda-beda, tergantung kepada gaya hidup, kebutuhan, dan tempat tinggal.

Namun, setidaknya ketika sudah memutuskan untuk berkeluarga pendapatan harus di atas upah gaji minimum, terlebih apabila sudah memiliki momongan. Hal ini didukung dengan pernyataan dari salah satu anggota Apindo yakni Anton J. Sumpit yang diulas Kompas bahwa upah gaji minimum tidak didesain untuk satu keluarga sehingga tidak bisa menutupi biaya hidup pekerja yang telah berumah tangga.
Berdasarkan data yang dipaparkan databoks, menunjukkan bahwa dari total 53,04 juta buruh/karyawan/ pegawai masih terdapat 28,84 juta jiwa (54,36%) yang masih menerima gaji dibawah UMP, sedangkan sisanya sebesar 24,2 juta jiwa (45,64%) menerima gaji di atas UMP.
Baca Juga: Profil Luluk Nur Hamidah, Alumni UIN Malang yang Vokal Memperjuangkan Nasib Perempuan, Kini Bertarung di Pilgub Jatim
Ulasan yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa wanita independen dan pria mapan tidak dapat dibandingkan, lantaran kedua hal tersebut berada di level berbeda.
Akan tetapi, tuntutan wanita akan pria mapan tentu saja masuk akal. Hal ini karena adanya harapan wanita atas pria untuk mengayomi dan bertanggung ketika menjadi kepala keluarga kelak, baik itu mapan secara finansial, emosi, pemikiran, mental dan lain sebagainya.
Demikian fakta yang dapat diulas pada artikel kali ini. Hendaknya setiap orang baik itu perempuan maupun pria selalu menghargai atas kerja keras dan proses yang telah dilalui masing-masing.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis : Arievka Najma Muchreyza (magang)
Redaktur: jatmiko