Tugumalang.id – Siswa SMK Islam Ma’arif Kota Malang terpaksa harus menjalani ujian di dalam tenda yang biasa digunakan untuk posko pengungsian. Pasalnya, atap tiga ruang kelas SMK Islam Ma’arif roboh pada Rabu (1/12/2021) lalu.
Kepala Sekolah SMK Islam Ma’arif Kota Malang, Naning Sugiarti mengatakan bahwa rangka atap ruangan kelasnya memang sudah tua dan rapuh. Bangunan sekolah tersebut didirikan pada tahun 1985an.
“Robohnya itu malam hari sekitar pukul 24.00 WIB. Waktu itu tidak hujan, tapi siangnya memang hujan deras dan ada angin. Jadi yang roboh itu atap satu ruangan kelas tapi yang terdampak tiga atap kelas karena ketarik,” jelasnya, pada Kamis (9/12/2021).

Dijelaskan, siswanya sempat harus menjalani pembelajaran di depan kelas selama dua hari pada Kamis dan Jumat setelah atap kelasnya ambrol.
“Setelah atap kelasnya roboh ini untuk pembelajaran siswa kami ya di depan kelas mulai Kamis dan Jumat. Kemudian Minggu dapat bantuan tenda dari BNPB ini,” bebernya.
Lantaran harus menjalani ujian, 11 siswa SMK Islam Ma’arif harus menerima mengikuti ujian di bawah tenda yang biasa digunakan untuk posko pengungsian itu.

“Karena Senin (6/12/2021) anak-anak mau ujian itu akhirnya dapat bantuan tenda ini. Lalu anak-anak ujian di sini,” jelasnya.
Pihaknya bisa saja mengalihkan para siswa ke ruangan laboratorium. Namun, dia khawatir jika sewaktu-waktu ruangan itu juga roboh lantaran juga tampak rawan.
“Sebenarnya anak-anak itu bisa saja saya tempatkan di laboratorium komputer. Tapi karena saya takut kalau ada apa-apa lagi, kan nanti saya yang disalahkan. Apalagi sekarang cuacanya musim hujan,” jelasnya.
“Kalau anak-anak ya tentu menerima karena memang kondisinya seperti ini. Mau gak mau anak-anak ya ujian seperti ini,” tambahnya.
Pihaknya berencana akan mengarahkan siswanya untuk belajar secara virtual dahulu sembari menanti atap kelasnya direnovasi karena kondisi kelas tidak memungkinkan lagi untuk digunakan.
“Tapi mungkin nanti kalau ada praktek ya tetap tatap muka tapi nanti akan kami arahkan ke mana gitu. Kan praktek gak harus di sekolah. Banyak cara bagaimana anak-anak tetap bisa belajar,” paparnya.
“Saya berharap ada renovasi, tapi tentu dananya besar. Kalau renovasi kayaknya juga harus keseluruhan karena bangunan sampingnya itu juga rawan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti