MALANG, tugumalang.id – Apa itu catcalling? Istilah catcalling adalah bentuk pelecehan seksual di ruang publik yang biasanya dilakukan di jalanan atau fasilitas umum lainnya. Perilaku ini dapat berupa komentar seksual yang tidak diinginkan, gerakan provokatif, bersiul, atau ejekan yang tidak senonoh sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman, bahkan terancam.
Menurut Mutia Husna Avezahra,S.psi., M.Sc selaku akademisi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang, Fenomena catcalling dapat dikategorikan sebagai bagian dari bagian street-harrasment, yakni pelecehan seksual secara verbal yang dilakukan di ranah publik.
Ia menjelaskan, ada tiga karakteristik perilaku street harassment seperti yang dijelaskan Davis (1993). Karakteristik tersebut adalah tidak ada relasi individual antara pelaku dan korban, memiliki intensi perilaku yang jauh dari sikap mengagumi, dan mengomentari bagian tubuh yang mengandung unsur seksualitas dengan nada judgemental.
Apa Saja Bentuk dan contoh Cat calling?
Bentuk dan contoh catcalling yang umum terjadi diekspresikan dalam bentuk verbal. “Siulan, komentar atau ucapan bernuansa seksual yang menimbulkan ketidaknyamanan, bernuansa hinaan atau merendahkan, serta menyerang atribut seksual korban,” jelas Mutia.
Catcalling juga dapat terjadi secara non-verbal. Misalnya dengan penggunaan gestur fisik untuk memberikan penampilan terhadap penampilan fisik korban hingga intimidasi. Berikut adalah beberapa bentuk catcalling yang sering terjadi:
• Komentar seksual yang tidak diinginkan, seperti komentar tentang penampilan fisik atau pakaian korban.
• Siulan atau ejekan yang tidak senonoh.
• Gerakan provokatif atau gestur fisik yang mengarah pada penampilan fisik korban.
• Mengikuti korban atau mengganggu korban secara fisik.
• Mengancam atau mengintimidasi korban.
Apakah Cat calling Termasuk Pelecehan Seksual?
Mutia menekankan bahwa catcalling bisa dikategorikan pelecehan apabila memenuhi beberapa kriteria. Tergantung dari intensi ekspresi verbal terhadap atribut seksual seseorang.
“Jika intensi ekspresi verbal tersebut bernuansa penghinaan, menjatuhkan, menumbulkan perasana tidak nyaman, serta membuat korban merasa malu dan terancam, maka pelaku catcalling telah memenuhi unsur-unsur pelecehan di ruang publik yang merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip keadilan dan kesopanan,” tandasnya.
Apa Perbedaan Antara Cat calling dan Pelecehan Seksual Lainnya
Meskipun catcalling termasuk dalam kategori pelecehan seksual, namun ada beberapa perbedaan antara catcalling dengan pelecehan seksual lainnya, yaitu:
1. Tempat terjadinya
Catcalling terjadi di ruang publik, seperti di jalanan atau fasilitas umum lainnya, sedangkan pelecehan seksual lainnya dapat terjadi di tempat-tempat lain, seperti di tempat kerja atau di rumah.
2. Bentuknya
Catcalling biasanya berupa komentar seksual yang tidak diinginkan, gerakan provokatif, bersiul, atau ejekan yang tidak senonoh, sedangkan pelecehan seksual lainnya dapat berupa tindakan fisik, seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual di tempat kerja.
3. Dampaknya
Meskipun catcalling dapat memberikan dampak psikologis yang negatif, seperti rasa tidak aman, cemas, dan trauma, namun dampak dari pelecehan seksual lainnya dapat lebih parah dan merusak, seperti gangguan mental dan fisik jangka panjang.
Dalam hal ini, catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual yang terjadi di ruang publik dengan memberikan kata-kata yang tidak senonoh kepada korban, sedangkan pelecehan seksual lainnya dapat terjadi di tempat-tempat lain dan memiliki dampak yang lebih parah.
Bagi korban, catcalling dapat memberikan dampak psikologis yang negatif, seperti rasa tidak aman, cemas, dan trauma. Masyarakat perlu memahami apa itu catcalling karena selain merugikan orang lain, juga akan menghadapi ancaman pidana sesuai dengan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan 12 April 2022.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko