Tugumalang.id – Berkali-kali gagal mendapat beasiswa ke luar negeri, tak menyurutkan semangat Alland Dharmawan, alumnus Universitas Ma Chung ini terus berusaha dan berjuang.
Alland bercerita bahwa dirinya pernah berkali-kali melamar beasiswa ke berbagai lembaga, namun selalu gagal. Alumnus Jurusan Manajemen Pemasaran inipun nyaris tak bisa menghitung berapa kali ia gagal dalam proses seleksi, sampai akhirnya mendapat beasiswa penuh dari Korea SHE Foundation untuk menempuh pendidikan S-2 di Yonsei University Jurusan International Studies.
“Dalam dua tahun terakhir, saya telah mendapatkan penolakan beasiswa, kira-kira dari delapan beasiswa. Namun, saya tidak pernah menyerah dan terus bangkit dari kegagalan saya. Saya terus berusaha untuk memperbaiki diri, meningkatkan diri, dan terus mencoba. Sampai akhirnya mendapat beasiswa penuh dari Korea SHE Foundation,” ujarnya, pada Rabu (26/1/2021).
Saat ini, pria kelahiran Malang, 8 Juni 1994 tersebut tengah mempersiapkan diri untuk untuk berangkat ke Negara Gingseng itu dalam rangka menempuh pendidikan S-2 yang kedua.
Beasiswa dari Korea SHE Foundation itu merupakan Global Leadership Scholarship bagi mahasiswa yang memiliki minat riset terkait lingkungan. “Riset saya adalah mengenai kebijakan dan kerja sama antarnegara dalam bidang energi terbarukan,” jelasnya.
Sebelumnya, Alland sudah pernah menyelesaikan pendidikan S-2 di Xiamen University, Tiongkok, Jurusan Hubungan Internasional dan lulus dengan riset mengenai hubungan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia dalam bidang energi terbarukan.
Alumni yang lulus di tahun 2016 ini memang dikenal berpretasi dan pantang menyerah. Terbukti, selain mempersiapkan keberangkatan ke Korea Selatan, Alland saat ini juga tengah mempersiapkan sebuah webinar mengenai lingkungan yang digagas olehnya dan dua orang temannya dari Singapura dan Myanmar.
“Kami adalah bagian dari YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative), program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat yang diprakarsai oleh Presiden Barack Obama. Kami mendapatkan grant dari pemerintah AS untuk mengadakan acara ini,” imbuh pria yang gemar fotografi ini.
Selama duduk di bangku perkuliahan, sederet prestasi ia torehkan baik akademik maupun non akademik. Tak hanya tingkat nasional, namun juga internasional. Di antaranya Excellence Prize – Jeju International Photo Contest 2021; Pemenang Kedua dan 5 Honorable Mentions – 4th International Culture and Art Exhibition oleh Departemen Pendidikan Pronvisi Fujian, China; 1st Best Seeds Fellow – Huawei Seeds for the Future 2021 oleh Huawei; Honorable Mention – Salonfoto Indonesia 2021 oleh FPSI (Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia); hingga Excellence Prize – Lomba Foto Hankuk University of Foreign Studies HK+ Tolerance dari Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan.
Ia juga penerima beasiswa dari Universitas Ma Chung periode 2012-2016 dan lulusan terbaik tahun 2016. Menyabet gelar lulusan terbaik dengan poin keaktifan tertinggi, lulusan terbaik dengan nilai TOEIC tertinggi: 990 (nilai sempurna), lulusan terbaik dengan nilai HSK tertinggi kedua di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, hingga Soegeng Hendarto Award.
Lulus dari Universitas Ma Chung, ia masih getol mengejar pendidikan. Lantas berhasil tembus beasiswa penuh dari Confucius Institute (China) yang merupakan lembaga di bawah Kementerian Pendidikan dan Budaya Pemerintah Tiongkok untuk belajar bahasa Mandarin selama satu tahun di Xiamen University, China pada tahun 2016-2017.
Dia juga meraih beasiswa penuh dari Xiamen University untuk menempuh pendidikan S-2 jurusan Hubungan Internasional di Xiamen University, China pada tahun 2017-2020. Beasiswa penuh dari US Department of State mewakili Indonesia sebagai delegasi YSEALI untuk mengikuti pertukaran pelajar di University of Montana, Amerika Serikat selama lima minggu pada tahun 2020.
Ada pula, beasiswa dari Huawei Indonesia untuk menjadi salah satu delegasi dalam program Seeds for the Future 2021. Serta beasiswa penuh dari Korea SHE Foundation untuk menempuh pendidikan S-2 di Yonsei University jurusan International Studies pada tahun 2022-2024.
“Dalam program Seeds for the Future 2021, saya terpilih menjadi peserta terbaik dan mendapatkan penghargaan sebagai 1st Best Seeds Fellow. Saya juga menjadi ketua tim dan memenangkan kompetisi Tech4Good, serta mewakili Indonesia untuk mengikuti kompetisi Tech4Good tingkat global,” terangnya.
Dijelaskan Alland, sederet prestasi tersebut tidak lepas dari proses belajarnya di kampus yang terletak di Villa Puncak Tidar N-01, Kota Malang, Jawa Timur ini. Salah satunya adanya fasilitas mata kuliah Bahasa Mandarin yang membuatnya mahir di banyak bahasa dan para dosen yang kerap membimbing serta membukakan jalan untuk terus belajar.
“Saya belajar banyak dari mata kuliah bahasa Mandarin yang diajarkan di Universitas Ma Chung. Kebetulan, dosen saya adalah penutur asli dari Tiongkok. Meskipun saya bukan mahasiswa jurusan bahasa, namun mata kuliah Bahasa Mandarin ditawarkan bagi mahasiswa dari semua jurusan sebagai mata kuliah pilihan. Dosen saya jugalah yang merekomendasikan saya dan menawarkan saya untuk mengajukan beasiswa belajar di Tiongkok,” paparnya.
Terlebih, Universitas yang berada di bawah naungan Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera ini juga mendorong para mahasiswa agar tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik, namun juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini diwujudkan melalui implementasi poin keaktifan sebagai salah satu syarat kelulusan.
“Ini membentuk sebuah kebiasaan yang baik dan membentuk sikap yang selalu proaktif dan berinisiatif dalam mencari berbagai peluang yang ada di luar kampus,” terangnya.
Meski sempat mengalami pasang surut dan kegagalan mendaftar ke berbagai beasiswa membuat Alland semakin optimis dan termotivasi untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
“Universitas Ma Chung juga terus membantu saya dalam proses saya mendaftar ke berbagai beasiswa. Dosen-dosen dan staf Ma Chung selalu mendukung saya, membantu menyediakan berbagai surat-surat yang saya perlukan, dan lain-lain. Mentor saya, Pak Jasmin Samat Simon juga selalu memberikan saya saran dan nasihat untuk memperbaiki esai-esai saya,” tutupnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti