MALANG – Sepekan belakangan, laju penularan virus corona (COVID-19) di Kota Malang menunjukkan tren penurunan. Data dari Satgas COVID-19 dalam 7 hari terakhir, pertambahan angka kasus sudah di bawah angka 10 kasus. Sebelumnya, pertambahan kasusnya selalu ada di angka 20 hingga 40 kasus.
”Iya, frekuensi (penularan) sudah menurun. Angka kesembuhan juga mulai naik hingga 89 persen, di atas standar provinsi di angka 87 persen,” terang Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Mu’arif dihubungi, Minggu (21/2/2021).
Menurut Husnul, penurunan angka kasus ini terkait dengan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat. Mulai dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga PPKM mikro saat ini. Saat ini, PPKM Mikro masih berlangsung hingga 8 Maret 2021 mendatang.
”Artinya memang penularan ada karena mobilitas masyarakat yang masih tinggi. Dengan ada PPKM, juga berkurangnya tempat-tempat berkumpul jadi salah satu faktor penurunan angka kasus ini,” klaimnya.
Kendati begitu, hal ini bukan berarti penularan virus juga terhenti. Kata Husnul, pertambahan kasus masih terjadi dan justru terjadi secara terpisah-pisah. ”Bukan lagi klaster, tapi terpisah-pisah. Misal ada warga di 1 tempat positif, bebarengan itu di tempat lain juga ada,” jelasnya.
Tren penularan di titik terpisah itu terjadi, kata Husnul, karena tingkat mobilitasnya yang tinggi serta abai menerapkan protokol kesehatan. Kendati sudah menurun, dirinya tetap mengimbau agar warga tidak bersikeras untuk melakukan isolasi mandiri.
Hingga saat ini, operasional Rumah Safe House dan RS Lapangan di Idjen Boulevard masih disiagakan hingga dipastikan pandemi benar-benar berakhir. ”Justru isolasi di RS yang disediakan ini akan menekan laju penularan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini total jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang sudah mencapai sebanyak 5.956 orang. Dengan rincian kasus meninggal dunia 527 orang, sembuh sebanyak 5.306 dan dalam pemantauan sebanyak 123 orang.