Malang, tugumalang.id – Ratusan masa dari kalangan pekerja dan mahasiswa menggelar aksi di peringatan Hari Buruh di depan Balai Kota Malang pada Rabu (1/5/2024). Isu Tragedi Kanjuruhan turut menggema dalam aksi tersebut.
Sejumlah orator saling bergantian menyuarakan aspirasinya. Sekjen Federasi Kontras, Andy Irfan turut menjadi salah satu orator dalam aksi itu.
Dalam orasinya, Andy mengatakan, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah. Mulai dari Papua, Sulawesi hingga Kalimantan menjadi surganya kekayaan alam Indonesia.
“Tetapi ada banyak orang orang penghianat di republik ini,” kata dia.
“Sumber daya alam dikeruk, korupsi merajalela, politik uang, untung kita masih punya organisasi untuk berbicara dan bergerak bersama,” lanjutnya.
Baca Juga: Seni Bantengan Warnai Aksi Peringatan Hari Buruh di Kota Malang
Andy juga mengingatkan Tragedi Kanjuruhan dalam orasinya. Dia menilai pemerintah tak berpihak kepada para korban Tragedi Kanjuruhan.
“Di Malang pada 1 Oktober 2022 lalu, ratusan kawan kita ditembak gas air mata karena hal sepele. Aremania menjerit dan ratuaan keluarganya menganis. Tapi apa yang dilakukan pemerintah? Semua menganggap hal itu biasa biasa aja,” tuturnya.
Dalam konteks Hari Buruh, Andy juga menyindir para legislator. Dia menyebutkan bahwa para legislator hanya mementingkan kantong pribadi belaka. Dia juga menyoroti UU Ciptakerja yang disahkan pemerintah.
“Bertahun tahun kita berjuang untuk perindungan hak hak buruh, nyatanya regulasinya justru membuat celaka. Laknatlah orang yang menegesahkan UU Ciptaker. Karena itu melemahkan perjuangan buruh,” ucapnya.
Baca Juga: Sejarah Hari Buruh, Berkembang Berkat Kesadaran Buruh di Amerika Serikat dan di Indonesia Dimulai Sejak Era Kolonial Belanda
Baginya, 1 Mei bukan sekedar perayaan Hari Buruh. Namun menurutnya, 1 Mei merupakan panggilan bagi rakyat Indonesia untuk menyuarakan bahwa republik ini belum baik baik saja.
“1 Mei adalah panggilan kita semua untuk mentuarakan bahwa republik kita belum baik baik saja. Ada banyak aturan yang justru memiskinkan rakyat. Masih ada kriminalisasi juga,” tuturnya.
“Semoga perjumpaan kita ini bisa awet di aksi aksi selanjutnya. Perjuangan kita bukan milik oligarki, tapi milik rakyat Indonesia,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko