Sabtu, Mei 31, 2025
Tugumalang.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Insight
  • Pariwisata
  • Politik
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Insight
  • Pariwisata
  • Politik
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugu Malang ID
No Result
View All Result
Home Hiburan

Adolescence: Serial yang Bongkar Sisi Gelap Maskulinitas Toksik pada Remaja

Tontonan yang Mengajak Refleksi tentang Maskulinitas, Tekanan Sosial, dan Kesehatan Mental Remaja Laki-laki

Redaksi by Redaksi
April 7, 2025 2:16 pm
in Hiburan, Pendidikan
Psikologi Remaja

Potongan cuplikan series Adolescence (Foto: Pinterest)

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

Malang, Tugumalang.id – Serial Adolescence belakangan ini ramai diperbincangkan publik, bukan hanya karena alur ceritanya yang menegangkan, tapi juga karena isu psikologis mendalam yang diangkat. Serial ini membedah bagaimana konsep toxic masculinity memengaruhi kehidupan remaja laki-laki sejak usia dini—dari tekanan sosial hingga pembentukan identitas diri.

Serial ini dibuka dengan kisah Jamie, seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun yang dituduh membunuh teman sekolahnya, Katie. Kasus ini mengguncang keluarganya dan menguak konflik internal, luka emosional, serta dinamika relasi yang selama ini terpendam.

READ ALSO

PGDN Nusantara Kabupaten Malang Lantik 33 Ketua PAC, Fokus Awal: Pendataan Guru Diniyah dan Ngaji

5 SMK Negeri Favorit Kota Malang 2025: Unggulan Jurusan dan Prospek Kerja

Baca juga: Rekomendasi 5 Seri Buku Enid Blyton yang Seru untuk Anak dan Remaja

Meski mengusung cerita kriminal, Adolescence tidak hanya berfokus pada siapa pelakunya, tetapi lebih pada mengapa tindakan tersebut bisa terjadi. Dengan pendekatan sinematografi single shots, penonton diajak memahami kondisi psikologis setiap karakter laki-laki dalam cerita—semuanya hidup di bawah bayang-bayang ekspektasi menjadi “laki-laki sejati”.

Apa Itu Toxic Masculinity?

Toxic masculinity atau maskulinitas toksik adalah konsep sosial yang menuntut laki-laki untuk selalu kuat, dominan, agresif, heteroseksual, dan tidak menunjukkan emosi. Ekspektasi ini menciptakan tekanan besar yang berdampak pada kesehatan mental dan relasi sosial pria.

Dalam jangka panjang, toxic masculinity tidak hanya menyakiti orang lain—terutama perempuan—tetapi juga merugikan pria itu sendiri. Mereka menjadi takut terlihat lemah, enggan berbagi perasaan, dan cenderung memendam emosi. Hal ini meningkatkan risiko terhadap penyalahgunaan alkohol, narkoba, kekerasan, isolasi sosial, hingga bunuh diri.

Fenomena Red Pill dan Maskulinitas Toksik

Serial ini juga relevan dengan fenomena Red Pill Podcast, yang populer di kalangan pria muda. Istilah “Red Pill” berasal dari film The Matrix, sebagai simbol “melihat kebenaran tersembunyi.” Namun, dalam konteks ini, Red Pill berkembang menjadi gerakan yang menantang narasi sosial arus utama—terutama yang dianggap menguntungkan perempuan.

Baca juga: Tim Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang Riset Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual pada Remaja Tunagrahita

Podcast ini kerap membahas isu perceraian, hak asuh anak, dan eksploitasi emosional terhadap pria. Sayangnya, banyak kontennya dinilai memicu kebencian terhadap perempuan (misogini), memperkuat stereotip gender, dan menormalisasi dominasi pria.

Beberapa narasi toksik yang disuarakan dalam gerakan Red Pill antara lain:

  1. Menilai nilai seorang pria dari kekuasaan, uang, dan dominasi atas perempuan.

  2. Mendorong pria untuk menekan emosi dan menjadikan agresi sebagai simbol kekuatan.

  3. Merendahkan perempuan sebagai makhluk manipulatif yang hanya tertarik pada “alpha males.”

Alih-alih mendorong pemulihan dan kesehatan mental pria, Red Pill justru memperkuat luka sosial yang tidak terselesaikan—berbanding terbalik dengan gerakan positive masculinity yang menekankan empati, komunikasi, dan dukungan emosional.

Pentingnya Ruang Aman untuk Remaja Laki-laki

Lewat Adolescence, kita diajak merenung: bagaimana jika remaja laki-laki terus dibesarkan dalam lingkungan yang menolak ekspresi emosional? Ketika kekerasan dan dominasi dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menjadi “laki-laki sejati”, tragedi hanyalah soal waktu.

Sudah saatnya kita menciptakan ruang aman untuk anak laki-laki—ruang yang membolehkan mereka menangis, bercerita, dan merasa cukup hanya dengan menjadi diri sendiri. Sebab, menjadi kuat bukan berarti harus selalu terlihat tegar, dan menjadi laki-laki bukan berarti harus memendam semua luka sendirian.

Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News

Penulis: Keshia Putri Susetyo/Magang
redaktur: jatmiko

Tags: kesehatan mental remajamaskulinitas toksikserial Adolescencetekanan sosial pada remaja laki-lakitoxic masculinity

Related Posts

Pelantikan PGDN Nusantara Kabupaten Malang
Pendidikan

PGDN Nusantara Kabupaten Malang Lantik 33 Ketua PAC, Fokus Awal: Pendataan Guru Diniyah dan Ngaji

Kamis, 29 Mei 2025
SMK negeri favorit Kota Malang
Pendidikan

5 SMK Negeri Favorit Kota Malang 2025: Unggulan Jurusan dan Prospek Kerja

Kamis, 29 Mei 2025
Donor darah unikama
Pendidikan

Donor Darah Unikama Capai 1.000 Kantong, Komitmen Sosial Kampus untuk Masyarakat

Kamis, 29 Mei 2025
Seminar Nasional Unikama
Pendidikan

HIMPA Whisnucitra Unikama Gelar Seminar Nasional: Ajak Pemuda Peduli Lingkungan Lewat Kolaborasi

Rabu, 28 Mei 2025
Flower Bookmark
Hiburan

IU Rilis A Flower Bookmark 3, Album Remake Penuh Nostalgia

Rabu, 28 Mei 2025
Perbandingan jumlah mahasiswa baru yang diterima UM dan UB di tahun akademik 2025/2026. /Foto: Tugumalang.id/Bagus Rachmad Saputra
Pendidikan

Universitas Negeri Malang vs Universitas Brawijaya, Mana Lebih Trend? 

Rabu, 28 Mei 2025
Next Post
Wali Kota Malang

Petani Kota Malang Panen 8 Ton Padi per Hektar, Wali Kota Malang: Ini Luar Biasa!

BERITA POPULER

  • 5 Profesor Baru di UB

    Pengukuhan 5 Profesor Baru di UB: Inovasi untuk Ekonomi, Lingkungan, dan Konservasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UKT UIN Malang 2025: Ini Daftar Lengkap Biaya Kuliah dan Asrama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Guru Besar Fakultas Kedokteran UB Malang Demo Menkes Budi Gunadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar 7 Stasiun Kereta Api di Kota Malang, Beserta Alamat Lengkapnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Anak Sopir Menjadi Guru Besar Unisma, Kisah Inspiratif Prof Istirochah Pujiwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Portal berita Tugu Malang (tugumalang.id) merupakan perusahaan media siber di bawah naungan PT Tugu Media Komunikasindo

Ikuti Kami

Navigasi Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Tugu Media Group - All Right Reserved Tugu Malang ID.

Jaringan Media 

Tugumalang.id 

Tugujatim.id 

Tugusehat.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Insight
  • Pariwisata
  • Politik
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2021 Tugu Media Group - All Right Reserved Tugu Malang ID.