MALANG, tugumalang.id – Keberadaan Kajoetanganstraat atau Kayutangan melekat di benak masyarakat Kota Malang. Rumah-rumah berumur dan jalanan yang telah ada sejak era kolonial belanda itu menjelma menjadi ruang wisata sekaligus menghidupkan kembali denyut perekonomian warga.
Sejak 2018, pembangunan Kawasan wisata heritage Kayutangan bak angin segar bagi warga sekitar. Apalagi pasca pandemi Covid-19, perekonomian masyarakat seakan lumpuh dan harus berjuang agar dapur tetap mengepul.
Kini, tebalnya aspal telah berubah dengan batu alam yang terpasang rapi. Jalur pedestrian pun dibuat lebih luas untuk para pejalan. Lengkap dengan bangku pinggir jalan bernuansa klasik. Membuat landskap Kayutangan memiliki kesan berbeda.
Menjelang malam, temaram lampu ‘lawas’ mengundang siapa saja untuk melambatkan laju kendaraan. Lantunan musik kekinian dari musisi jalanan pun membuat pengguna jalan menoleh.
Kayutangan Haritage dan Sutiaji
Bagi warga kota Malang, Kayutangan memang jalan utama yang dilalui tiap hari. Untuk pergi ke stasiun maupun bagi yang ingin menuju alun-alun Merdeka. Pemandangan ruko dan rumah lawas itu kemudian berubah kala inisiasi menghidupkan kembali Kayutangan muncul dari Pemerintah Kota Malang pada April 2018.
Ide ini pun tak muncul begitu saja. Semangat warga kampung Kayutangan yang kemudian juga didukung hadirnya komunitas seperti Save Malang Heritage. Masyarakat telah lama ingin adanya gerakan nyata memajukan kawasan yang memiliki banyak peninggalan sejarah ini.
Baca Juga: Mengintip Geliat Ekonomi Kayutangan Heritage Kota Malang Menjalar hingga ke Sudut Kampung
Usai terpilih menjadi Walikota pada akhir 2018, Sutiaji pun langsung bergerak dan merealisasikan pembangunan kawasan tersebut. Hingga akhirnya pada 30 Agustus 2019, Sutiaji meresmikan kawasan Kayutangan menjadi kawasan wisata Heritage.
Dihadapan beberapa pejabat dan komunitas yang hadir, Sutiaji mengungkapkan bahwa alasan pemilihan Kayutangan sebagai Ibu Kota Heritage adalah karena daerah ini masih menyimpan bangunan-bangunan kuno bersejarah yang dapat meningkatkan daya tarik sektor ekonomi kreatif yang saat ini sedang diberikan dorongan oleh Pemerintah Kota Malang.
“Disini sudah Kampung Heritage yang menguatkan posisi Kayutangan sebagai Ibu Kota Heritage. Ke depan kita akan kembangkan hal ini,” ungkap Sutiaji dalam laman resmi Pemkot.
Selain memberikan dampak positif pada sektor ekonomi kreatif, Sutiaji juga menyebut bahwa penunjukan Kayutangan sebagai Ibu Kota Heritage akan menggairahkan industri pariwisata dan diharapkan akan menarik kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk mendukung pembangunan Kayutangan, sejumlah dana besar telah dialokasikan. Pertama-tama, pada tahap awal, dana sebesar Rp 23 miliar disediakan oleh Kementerian PUPR untuk mengganti aspal jalan dengan paving.
Selanjutnya, pada tahap kedua, anggaran sekitar Rp 3,6 miliar berasal dari APBD 2021 digunakan untuk pengadaan lampu hias, sementara tahap ketiga yang direncanakan dalam APBD 2022 akan mendapatkan alokasi sekitar Rp 6 miliar untuk perbaikan trotoar.
Tuntaskan Pembangunan Kayutangan, Sutiaji Bantu Masyarakat Geliatkan Ekonomi di Pelosok Kampung
Daerah yang namanya diambil dan pohon kayu tangan yang berbentuk seperti telapak tangan ini memang menjadi primadona baru bagi masyarakat Kota Malang. Lewat Data Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) sejak awal 2023 Kayutangan Heritage telah dikunjungi 153.481 pengunjung. Dengan demikian, rata-rata perbulan mencapai 25.580 pengunjung.
Baihaqi, S.Pd, SE, M.Si selaku Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Juga menyebutkan secara detail bagaimana kunjungan harian di Kayutangan Heritage.
“Kalau di hari biasa di Kayutangan antara 400 sampai dengan 600 pengunjung. Tapi kalau sudah weekend bisa di atas itu, bahkan mencapai 800 sampai 1000 orang pengunjung,” ungkap Baihaqi.
Baca Juga: Spot Foto Baru di Kayutangan Heritage Berupa Lokomotif Kereta Jadi Favorit Baru Pengunjung
Ratusan pengunjung per hari itu pun memberi dampak ekonomi tersendiri bagi warga. Sebagai bagian dari gerak nyata Sutiaji membangkitkan pariwisata di Kota Malang, Kayu Tangan memberi manfaat bagi pertumbuhan ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Khususnya yang dimiliki warga setempat.
Salah satu contohnya adalah UMKM pembuatan Kue Onbitjkoek. Sebuah kue dengan rasa khas Belanda yang telah menjadi oleh-oleh yang populer di kawasan tersebut.
Diah Setyaningsih, pemilik usaha Kue Onbitjkoek, merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari warisan Kayutangan. Pesanan kuenya semakin meningkat setelah Pemkot Malang melakukan perbaikan di kawasan tersebut.
Tak hanya laris, Diah bahkan pernah menghadapi situasi harus melayani pesanan ribuan kue dalam satu hari. Bekerja sama dengan ibu-ibu rumah tangga sekitar, mereka berhasil memenuhi permintaan yang meningkat dari wisatawan dan masyarakat umum.
“Paling banyak ya ribuan, kalau rata rata sehari 200 kue yang terjual. Saya produksi kalau ada yang pesan, pembeli biasanya pesan lewat WA atau sosmed dan datang langsung,” ujar pegiat UMKM yang dulunya berjualan gorengan dan kue basah ini.
Selain UMKM, pembangunan Kayutangan Heritage di era Sutiaji juga memberi kesempatan bagi kafe-kafe lokal baik yang telah lama maupun baru berdiri untuk mendapat pelanggan.
Salah satunya yakni kafe dengan bangunan kuno khas belanda nan estetik yang berada di sudut gang 4 Jalan Arif Rahman Hakim bernama Calatea Garden. Sebuah tempat nongkrong di rumah bergaya lawas dengan keindahan bunga bunga taman.
Kafe tersebut akhirnya bisa mendapatkan lebih banyak pengunjung sejak Kayutangan Heritage mulai ramai dikunjungi. Setidaknya, dalam sehari, 30 hingga 100 pengunjung datang di tempat ini. Mulai warga Malang hingga turis manca.
“Memang setelah Kayutangan ditata, ada pengaruhnya. Jadi penataan Kayutangan Heritage cukup mendompleng kampung kami,” kata Dinda Ayu, Pemilik Calatea Garden pada Tugumalang.id
Selain Calatea, Rumah Mbah Ndut juga turut ketiban rezeki dengan dibukanya kawasan Kayutangan. Rumah beratap pelana yang telah berdiri sejak 1923 ini berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Gang 4 No 938.
Menurut Rudi Haris, selaku pengelola pun mempertahankan keaslian bentuk bangunan untuk memberi kesan orisinil. Semula, rumah ini dikelola sebagai tempat toko sembako.
Sejak 2018, Rudi pun mengubahnya menjadi kedai kopi. Melihat potensi dan mencoba peruntungan dengan dibukanya kawasan Kayutangan, Sutiaji pun sempat mampir ke kedai miliki Rudi. Juga para wisatawan luar negeri yang berasal dari berbagai negara.
Tak hanya kedai kopi dan UMKM, para pemusik dan musisi pun juga turut mendapatkan manfaat tersendiri dengan hadirnya Kayutangan Heritage. Pedestrian Kayutangan yang dibangun di era walikota Sutiaji ini menjadi wadah para pemain musik di Malang untuk tampil dihadapan khalayak.
Oscar Band salah satunya. Band yang biasa tampil di sudut koridor Kayutangan ini beranggotakan warga sekitar dan membawakan tembang lawas penuh kenangan.
“Kami menampilkan lagu lagu lawas, jadi wisatawan yang pernah mendengar lagu ini tentu punya kenangan dan kami ajak bernostalgia. Ternyata antusiasnya luar biasa, banyak yang menikmati dan bernyayi bersama bahkan menyumbang lagu juga,” ungkap Rudi Haris, vokalis Oscar Band.
Selain beberapa band yang manggung di pedestrian, Rumah Moeziek miliki Soewi Soesilo juga menjadi daya Tarik tersendiri setelah ekonomi dan kesenian di Kayutangan kembali menggeliat.
Beragam Tantangan Sutiaji, Mulai Penataan, Parkir hingga Lalu Lintas Satu Arah
Langkah Sutiaji membangun Kayutangan bukan perkara muda dan tanpa hambatan. Banyak rintangan yang ia dan Pemkot Malang hadapi selama proses pembangunan. Salah satu isu yang mengemuka adalah bagaimana konsep penataan Kayutangan Heritage, khususnya dalam peletakan lokomotif kereta dan box telepon sebagai ornamen.
Selain itu, semrawutnya kabel di sekitar area tersebut juga jadi pekerjaan rumah tersendiri. Sutiaji pun langsung mengambil Langkah kongkret dengan terjun memimpin penataan kabel provider di Kayutangan, Minggu (30/7/2023).
Ia menyampaikan bahwa Pemkot Malang berkomitmen untuk melakukan penataan di Kayutangan, termasuk penataan jaringan kabel sejak 2 tahun lalu yang dianggap mengganggu estetika.
Persoalan lalu lintas juga menjadi perhatian. Salah satunya menyoal kemacetan di beberapa titik di sekitar Kayutangan. Seperti Simpang 3 PLN, Simpang 4 Rajabali, Jalan Bromo hingga Jalan Semeru.
Pemkot Malang melalui Dinas Perhubungan pun menerapkan uji coba skema jalur satu arah di kawasan Kayutangan. Setelah 3 pekan diuji coba, skema tersebut ternyata membuat arus lalu lintas menjadi lebih lancar.
Para supir angkot pun sempat menolak dan melakukan aksi demo skema satu arah di Kayutangan. Sutiaji selaku Wali Kota Malang pun memberikan opsi dengan memperbolehkan mobil angkot melawan arus atau contra flow di Kayutangan.
Namun opsi tersebut dibatalkan karena dinilai berbahaya. Akhirnya, supir angkot pun legowo menerima keputusan skema satu arah tersebut setelah dialog dengan Pemkot dan Dishub Kota Malang.
Dikagumi Menteri, Pembangunan Kayutangan Ala Sutiaji Raih Banyak Penghargaan dan Apresiasi
Kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, menjadi bukti dan pengakuan pemerintah RI atas kerja keras warga Kayutangan dan Pemkot Malang dibawah kepemimpinan Sutiaji.
Dalam kunjungannya pada Minggu (16/04/2023), Sandiaga tak hentinya mengungkapkan kekagumannya terhadap kawasan wisata Kayutangan. Sandiaga Uno pun berkesempatan meresmikan Kampung Heritage Kayutangan sebagai salah satu dari 75 Desa Wisata Indonesia terpilih tahun 2023.
Sandiaga terlihat penuh antusias saat diajak warga untuk menjelajahi berbagai spot unggulan di Kayutangan Heritage.
“Saya beserta tim sangat kagum dengan Desa Wisata Kampung Heritage Kayutangan. Mudah-mudahan ini membawa berkah dan menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja yang luas buat masyarakat,” ungkap Sandiaga saat itu.
Tak hanya dikagumi Menteri, kehadiran Kayutangan Heritage juga mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari berbagai pihak.
Kampung Kayutangan Heritage meraih prestasi luar biasa sebagai Juara V dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2023 dalam kategori digital dan konten kreatif, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pengelolaan Kayutangan Heritage, yang telah mengubah kawasan kumuh menjadi tujuan wisata yang sangat menarik, juga membuahkan Penghargaan Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2023 terbaik kedua Se-Jawa Timur kepada Pemkot Malang.
Kini dengan kunjungan lebih dari 25 ribu orang perbulan, kawasan Kayutangan Heritage menjadi magnet wisata tersendiri. Terlebih, menjadi jejak keberhasilan 5 tahun kepemimpinan Wali Kota Sutiaji yang akan berakhir jabatannya 24 September mendatang.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko