Tugumlang.id – Namanya Muhammad Rian Akbar, baru saja berusia 17 tahun. Rian adalah Aremania sejati asal Desa Andonosari Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Baru saja Rian berulang tahun di hari Kamis 29 September. Rian kelahiran tahun 2005. Namun Sabtu 1 Oktober 2022, Rian ikut gugur dalam Tragedi Kanjuruhan.
Sri, ibu Rian, tak kuasa menahan tangis saat diwawancara wartawan tugumalang.id, Senin (3/10/2022). Sri sangat sayang kepada putranya itu. Dia mengatakan Rian memang suka dengan sepak bola, dan mengidolakan Arema.
“Baru saja tiga hari sebelum meninggal, anak saya berulang tahun ke tujuh belas,” tuturnya.
Sri menceritakan, keluarga memang merasakan firasat tidak enak. Saat Rian minta izin menonton Arema versus Persebaya langsung di Kanjuruhan, keluarga tidak memperbolehkan. Sri sendiri melarang putranya tersebut untuk datang ke Malang.
Namun kata Sri, Rian tetap merengek agar diperbolehkan menonton langsung. Bahkan kata dia, Rian berkata bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya menonton pertandingan Arema di stadion.
“Sempat kami larang, tapi tetap minta nonton dan berjanji kalau ini yang terakhir, dan tidak akan nonton lagi,” terangnya.
Benar saja, Rian tidak lagi menonton pertandingan sepak bola untuk selamanya. Sri merasakan kepedihan yang mendalam atas kepergian putra tercintanya tersebut. Sri hanya bisa mengingat momen terakhir ketika Rian merengek minta izin untuk menonton.
Sri tidak menyangka anaknya akan pergi meninggalkannya secepat itu. Dia juga masih terngiang-ngiang momen pertemuan terakhir ketika anaknya meminta izin menonton. Saat ini Sri dan keluarga hanya bisa ikhlas menerima kepergian Rian.
8 Aremania Pasuruan Gugur
Selain Rian, ada 7 Aremania asal Pasuruan yang gugur dalam Tragedi Kanjuruhan. Yaitu Agus Rianysah Pratama Putra (20), Pratiwi (25), keduanya warga Kecamatan Purwosari.
Korban gugur lainnya adalah Hendrik Gunawan (21) asal Kecamatan Purwodadi, Andre dan Khusaini asal Kecamatan Beji, Mukhammad Izamudin (15) dan Hadinata asal Kecamatan Rejoso.
Aremania asal Pasuruan yang gugur pada Tragedi Kanjuruhan berjumlah 8 orang.
Reporter : Laoh Mahfud
Editor : Fajrus Sidiq