TUGUMALANG – Konflik Rusia-Ukraina mengejutkan banyak pihak. Meskipun hubungan kedua negara ini cukup panas, banyak yang tak menyangka Presiden Rusia, Vladimir Putin akan betul-betul melancarkan serangan pada Ukraina.
Pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie dalam video yang diunggah channel YouTube Helmy Yahya Berbicara membeberkan alasan Rusia melakukan penyerangan tersebut.
“Rusia ingin memberi pelajaran pada Amerika dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) bahwa dunia ini tidak bisa dikontrol oleh satu orang atau satu kelompok saja,” ujar Connie.
Lebih lanjut, Connie mengatakan konflik ini bisa mengajarkan Indonesia, khususnya Menteri Pertahanan untuk tidak gegabah dan tetap berpegang teguh pada prinsip non-blok yang dicetuskan Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno.
“Kalau kita mau bertahan dengan non-blok itu, tindakan kita jangan pro Amerika atau NATO,” kata Connie.
Ia menganggap Indonesia terlalu pro Amerika. Sebagai contoh, ia menyebut Indonesia terlaly banyak melakukan pembelian alat perang dari negara-negara NATO. Beberapa di antaranya adalah pembelian kapal perang Fregat yang diproduksi oleh Inggris, Italia, dan Jepang. Pembelian kapal selam dari Perancis dan helikopter tempur dari Jepang. Baru-baru ini Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menandatangani pembelian jet Rafale dari Perancis dan F15 dari Amerika Serikat.
“Kementerian Luar Negeri seharusnya memberi tahu Menteri Pertahanan bahwa kita harus seimbang,” kata Connie.
Ia juga menyebutkan konflik internal dan perbedaan suku serta budaya juga bisa memicu peperangan seperti yang terjadi di Ukraina.
“Ukraine itu besar. Sisi timur dan sisi barat memiliki perbedaan. Masyarakat di sisi barat merasa lebih Eropa, sementara yang di sisi timur merasa lebih Rusia,” papar Connie.
Connie menyebut posisi dua kubu yang berbeda di Ukraina ini juga mirip dengan kondisi Indonesia saat ini.
“Indonesia juga ada sisi barat dan sisi timur. Banyak orang di Indonesia Timur menganggap diri mereka sebagai Pacific Islanders atau keluarga Pasifik. Ini kalau dibiarkan akan seperti Ukraina di sisi timur,” terangnya.
Connie juga mengatakan posisi Indonesia saat ini berada dalam kepungan negara-negara yang menjadi keluarga NATO. Oleh karena itu, Indonesia berada dalam posisi yang harus selalu berhati-hati.
Indonesia dikelilingi oleh aliansi Five Power Defence Arrangement (FPDA) yang terdiri dari Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru, dan Inggris. Kemudian ada aliansi Quad yang terdiri dari India, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia.
“Kalau dilihat akarnya, sebenarnya mereka juga NATO family. Artinya kita dikepung,” kata Connie.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id