Tugumalang.id – 94 hari berlalu, namun sebagian korban luka dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan masih mengalami trauma psikis. Mereka berharap bisa mendapatkan pendampingan psikologis untuk menyembuhkan trauma tersebut.
“Trauma kami masih terasa, artinya ada yang tidak beres pada jiwa kami. Psikis kami banyak yang terguncang dan kami masih membutuhkan pendampingan psikologis,” ujar Vincensius Sari salah satu keluarga korban asal Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang kepada Ketua DPRD Kabupaten Malang saat audiensi, Selasa (3/1/2023).
Seorang keluarga korban lainnya juga mengatakan ia merasa sakit setiap kali melintas di depan Stadion Kanjuruhan. Sehingga, perjalanan dari rumahnya di Kecamatan Turen ke Gedung DPRD Kabupaten Malang yang berada di Kecamatan Kepanjen terasa berat karena harus melewati Stadion Kanjuruhan.
Kepada awak media, Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana yang hadir pada audiensi tersebut mengatakan ada beberapa korban yang traumanya sempat berangsur menghilang saat mereka disibukkan aktivitas rutin.
Namun, ketika muncul pemberitaan dan obrolan tentang Tragedi Kanjuruhan, mereka merasa seperti diingatkan kembali.
Selain korban, ada petugas kepolisian yang menjadi saksi Tragedi Kanjuruhan yang juga mengalami trauma. Salah seorang polwan mengalami sulit tidur dan nyeri di beberapa bagian badan. Namun, saat ini kondisinya mulai membaik.
“Anggota kami yang mengalami trauma juga berangsur-angsur sudah pulih. Kami apresiasi semangatnya tidak hilang dan mereka masih mau terbuka. Masih mau menceritakan masalah ini kepada atasannya,” kata Kholis.
Terkait pendampingan psikologis bagi korban dan keluarga korban, Ketua DPRD Kabupaten Malang, Darmadi mengatakan Pemerintah Kabupaten Malang masih membuka posko trauma healing di Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).
“Kalau memang nanti dibutuhkan, itu bisa dipanggil untuk mendatangi rumah ke rumah untuk meringankan beban korban secara psikis,” jelas Darmadi.
Layanan psikososial khusus DP3A Kabupaten Malang dapat diakses melalui hotline di nomor 081232575796.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A