Tugumalang.id – Pro kontra penanaman sawit di Kabupaten Malang masih terus berlanjut. Menyisakan tanya, tanaman apa yang cocok ditanam di tanah Malang selatan?
“Kalau sawit di Kabupaten Malang sebenarnya buka masalah cocok tidak cocok, karena secara pengamatan sebenarnya menghasilkan buah juga. Kalau timbul kekecewaan berdasarkan cerita teman-teman petani itukan karena rantai bisnis yang tidak jalan,” terang Dosen Jurusan Biologi Universitas Brawijaya (UB), Prof Luchman Hakim, pada Rabu (25/05/2021).
Dia juga belum bisa memastikan apakah secara ekologi tanaman sawit benar-benar menyerap banyak air atau tidak, karena membutuhkan kajian lebih dalam.
“Tapi secara ekologi harus dipertanyakan lagi apakah itu sesuai atau tidak. Sebenarnya butuh kajian yang lebih dalam lagi. Kalau dilihat ada story-nya warga yang awalnya lahan persawahan kemudian mengering, itu memang masih harus dipelajari lagi,” bebernya.
Secara pribadi, Luchman mengatakan daripada sawit, dia menyarankan lebih baik mengembangkan tanaman lokal yang sudah ada seperti kelapa, kopi, melinjo, dan buah-buahan lainnya.
“Kalau dari saya daripada menanam sawit, mending menanam yang lain, karena di sinikan tanaman juga banyak seperti kelapa, melinjo, kopi, dan aneka ragam buah-buahan. Hanya memang problemnya belum dikembangkan pasca-panen yang betul, dan rantai bisnis yang bisa menjaga harga dari produk buah-buahan hasil petani,” jelasnya.
“Karena kalau tanaman yang berpotensi di Malang Selatan itu yang utama seperti kelapa dan berbagai macam buah-buahan lainnya,” sambungnya.
Terkait kisah tanaman kopi sulit ditanam di wilayah Dusun Sumberrejo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, menurut dia itu karena perawatan dan teknik menanam yang kurang tepat saja.
“Perlu juga diedukasi bagaimana perawatan tanaman. Misalnya tanaman kopi jenis liberika atau ekselsa, kalau itu tidak dirawat atau dibranding maka harganya tidak bagus. Apalagi tadi dikatakan kalau orang sini (Malang Selatan) pokoknya asal tanam, itu yang jadi PR kita bagaimana mengajarkan bagaimana cara tanam yang baik,” bebernya.
“Kalau kopi asal tanam dan ternyata tanamnya di atas batu dalam tanah, tentu tidak akan tumbuh. Jadi perlu edukasi apakah menanamnya dipersiapkan lubangnya terlebih dahulu dan bagaimana perawatannya,” imbuhnya.
Pria berkacamata ini juga mengatakan, tanaman porang yang sedang naik daun dan harganya lumayan mahal, juga memiliki potensi di Malang Selatan sebagai tanaman sela. “Porang juga berpotensi juga di Malang Selatan, tapi porang itu ditanam sebagai tanaman sela yang ditanam di bawahnya pohon jati dan di bawahnya sistem agroforestri itu bisa,” bebernya.
“Katanya sih harganya sedang mahal, makanya banyak orang berbondong-bondong dan tergila-gila kayaknya untuk menanam porang,” tambahnya.
Terakhir, lulusan doktoral di Hiroshima University, Japan, ini mengatakan bahwa potensi tanaman paling menjanjikan di wilayah pesisir Malang Selatan adalah pohon kelapa.
“Kalau di Malang Selatan saya sebenarnya belum melihat tanaman khas, artinya tanaman di sini hampir sama di seluruh pesisir Malang Selatan sampai Banyuwangi. Yang khas itu kelapa sebenarnya, tinggal perawatannya aja karena support iklimnya di sini lebih sesuai, karena kalau kelapa terlalu tinggi di daerah pegunungan maka tidak bagus juga, artinya memang cocok di daerah dataran rendah yang panasnya penuh,” pungkasnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti