Tugumalang.id – Kabar duka dari Tragedi Kanjuruhan masih belum usai. Satu per satu korban Tragedi Kanjuruhan yang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang meninggal dunia.
Tercatat hingga kini 4 orang meninggal dunia di RSSA dan 2 orang lainnya masih koma. Dua orang yang masih koma yaitu Novita dan Vicky. Daftar korban meninggal ini belum termasuk ratusan orang sebelumnya serta korban yang mengalami luka-luka.
Tidak ada yang berharap jumlah 131 orang meninggal yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang pada 4 Oktober 2022 akan bertambah lagi. Namun kenyataannya berbeda, korban meninggal terus bertambah setelah dirawat di rumah sakit. Berikut ini 4 korban meninggal dunia yang tercatat sebagai korban ke-132 hingga 135 Tragedi Kanjuruhan.
Korban Ke-132, Hellen Prisela
Hellen Prisela (20) menjadi korban ke-132 Tragedi Kanjuruhan yang meninggal pada Selasa (11/10/22) pukul 14.25 WIB di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Hellen menjadi korban pertama yang meninggal saat masa perawatan di rumah sakit.
Warga Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang ini menghembuskan napas terakhir setelah berjuang menghadapi masa kritis dan gagal pernapasan akut (Acute Respiratory Distress Syndrome).
Sebelumnya, kondisi Hellen semakin memburuk karena pendarahan perut dan dada. Korban juga mengalami trauma tubuh pada bagian area wajah dan patah tulang.
Korban Ke-133, Andi Setiawan
Andi Setiawan (33) yang dirawat di ICU RSSA Malang sejak 2 Oktober 2022 akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Selasa (18/10/2022) sekitar pukul 13.20 WIB.
Kondisi Andi sudah kritis sejak pertama tiba di RSSA Malang. Warga Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini mengalami multi trauma. Tulang iganya patah disertai memar di paru-paru dan paha kanan.
Penanganan medis dengan menggunakan alat bantu akhirnya tak mampu menyelamatkan nyawanya. Keluarga begitu terpukul dengan kepergian Andi yang menjadi korban ke-133 Tragedi Kanjuruhan. Almarhum meninggalkan dua orang anak yang masih duduk di kelas 4 dan 5 bangku sekolah dasar.
Korban Ke-134, Reyvano Dwi Afriansyah
Meninggalnya Reyvano Dwi Afriansyah (17) pada Jumat (21/10/2022) pukul 06.45 WIB menambah duka bagi masyarakat Malang. Ia menjadi korban ke-134 yang meninggal karena Tragedi Kanjuruhan.
Setelah 21 hari dirawat, kondisi warga Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang ini masih belum stabil dan tidak sadarkan diri. Vano, sapaan almarhum, sempat diberi obat-obatan dan alat bantu pernapasan.
Namun kondisi Vano masih kritis karena adanya kerusakan otak. Korban Tragedi Kanjuruhan yang sempat dirawat di Rumah Sakit Hasta Husada Kepanjen ini akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Korban Ke-135, Farza Dwi Kurniawan
Keluarga tak menyangka Farza akan pergi meninggalkan mereka secepat ini. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini meninggal pada Minggu (23/10/2022) di RSSA Malang.
Usai dimakamkan di TPU Sudimoro, Paman almarhum Farza, Arifin Candra sempat bercerita pada tugumalang.id bahwa kondisi keponakannya sempat membaik. Kemudian kondisi warga Jalan Sudimoro Utara No 43, Kelurahan Mojolangu, Kota Malang ini menurun dan akhirnya meninggal dunia.
Arifin Candra juga menuturkan bahwa proses pemulangan jenazah Farza sempat terkendala proses administrasi. Hal ini karena korban dikabarkan terpapar Covid-19. Keluarga dan kerabat pun tidak percaya dan heran. Hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak RSSA mengenai status Covid korban.
Catatan Laporan TGIPF
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah melakukan investigasi dan mendata penanganan medis korban Tragedi Kanjuruhan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten dan Kota Malang.
Sebagai rumah sakit rujukan, RS Saiful Anwar Malang menerima 88 orang pasien terdiri dari 20 orang jenazah, 19 orang korban luka berat dan 49 orang korban luka ringan/sedang. Dari 6 orang korban yang masih dirawat, 4 telah meninggal dunia dan tersisa 2 orang yang masih koma.
Penjelasan dr Kohar, Dirut RSSA Malang dalam Laporan TGIPF bahwa umumnya penonton dalam Tragedi Kanjuruhan mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan oleh masifnya asap gas air mata dihirupm oleh korban.
Penulis: Imam Abu Hanifah
Editor: Herlianto. A