MALANG – Saat berbuka puasa, alangkah baiknya diawali dengan menyantap sajian yang manis. Namun, akan berbeda jika rasa manis itu dipadukan dengan serutan es, selain menyegarkan dipastikan bisa membuat rasa haus seharian terbayarkan.
Berikut, ada tiga rekomendasi kuliner minuman es legendaris yang cocok di jadikan menu buka puasa.
Satu, Es Dempo
Berlokasi di Jalan Gede, Kota Malang, tepatnya di belakang bangunan SMA Katolik Santo Albertus (SMA Dempo). Es Teler Dempo menjadi salah satu kedai yang masih eksis sejak tahun 1978 dan sampai sekarang.
Aneka es menyegarkan dimasukkan dalam daftar menu. Mulai dari Mocca Durian dan Teler Durian, Es Durian, Es Mocca, Es Teler, Es Buah, Es Campur, Es Kacang Hijau serta Es Degan.
Seporsi es segar ini disajikan dalam mangkok yang terdiri dari buah alpukat, nangka, degan (kepala muda), gula jawa, dan susu kental manis sebagai pelengkap. Sensasi kesegarannya makin istimewa tatkala pembeli memesan tambahan durian dengan ukuran besar. Ataupun es moka durian. Si menu andalan yang terdiri dari serutan es yang dicampur dengan durian dan alpukat serta di siram sirup mocca sebagai pelengkap.
Dua, Es Santan 68
Kuliner sederhana yang terletak di Jalan Sempu, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini, banyak digemari berbagai kalangan. Selain cita rasanya yang unik, tampilan menarik, Es Santan 68 juga terbilang legendaris sejak tahun 1968.
Satu gelas Es Santan disajikan dengan susunan kenikmatan ketan hitam, tape, dan cendol yang dicampur dengan santan, sirup, dan serutan es. Makin istimewa tatkala di atas gelas tersebut ditutup dengan roti tawar yang disiram sirup merah sebagai toping pemanis. Membuat es bercita rasa asam, manis, dan gurih itu makin menggoda.
Disamping itu, tak sedikit yang menyebut es ini sebagai Es Pink, lantaran tampilannya yang menyita pandangan mata. Yakni, berwarna merah muda. Dimana warna putih berasal dari santan dan juga warna merah yang berasal dari sirupnya.
Tiga, Es Teh manis
Ya, es teh manis nampaknya sudah sangat familiar di telinga. Bahkan saat bulan Ramadhanpun, minuman sejuta umat itu masih menjadi pilihan minuman yang tepat. Rasanya yang menyegarkan, manis, ditambah harganya yang murah-meriah membuatnya begitu pas di lidah masyarakat lokal, tak terkecuali Kota Malang
Dilansir dari Kumparanfood, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, mengatakan minuman ‘teh’ secara ekstensif dikenal masyarakat Indonesia sejak Belanda masuk ke Pulau Jawa yang datang melalui jalur Maluku saat hendak berdagang rempah-rempah.
Kemudian, Belanda tertarik dengan keindahan dan kesuburan tanah Jawa serta Sumatera. Sehingga pada saat itu, tepatnya abad 17 atau sekitar tahun 1600-an, Belanda membawa tanaman teh ke Batavia (Jawa) melalui Pantai Sukabumi. Di sana, ditanamlah tanaman teh yang kini menjadi perkebunan.
Proses tersebut terus mengalami peseberan dan kemajuan. Termasuk hadirnya kemajuan teknologi terkait pembuatan es. Membuat orang Jawa pun mengenal sajian minuman dingin. Diantaranya es teh manis yang sangat cocok untuk masyarakat daerah tropis.