Kota Batu, Tugumalang.id – Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Kesehatan berkomitmen dalam menekan angka kasus stunting. Sejumlah upaya dilakukan melalui program bidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Sejauh ini, angka kasus stunting di Kota Wisata itu per September 2024 sudah sangat baik. Ada di angka 12,50 persen. Angka itu jauh di bawah target nasional di angka 14 persen. Dinkes Kota Batu sendiri bahkan menargetkan penurunan stunting mencapai 8,7 persen pada 2024 ini.
Untuk mencapai target itu, Dinkes Kota Batu menggelar pemeriksaan gizi balita stunting oleh dokter spesialis anak di RSUD Karsa Husada. Pemeriksaan dilakukan secara maraton mulai 8 Oktober 2024 hingga 16 Oktober 2024.

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Gerak Cepat Intervensi Kasus Stunting
Pemeriksaan dilakukan berfokus pada bayi di bawah usia dua tahun (baduta) yang terindikasi mengalami stunting. Total ada sekitar 163 anak stunting dari seluruh kecamatan di Kota Batu yang menjalani pemeriksaan.
Sejumlah balita ini mendapat pemeriksaan gratis dari para dokter spesialis anak. Berbagai tahap pemeriksaan diberikan, mulai pemeriksaan antroprometri (timbang badan, tinggi badan, berat badan dll), pemeriksaan laboratorium, pengambilan darah hingga proses rujukan jika ditemukan ada kelainan pada bayi.
”Jadi, mereka ini dicek apa sudah lulus dari stunting atau belum. Termasuk misal ditemukan ada kelainan, maka akan langsung dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh tim dokter,” ungkap Emi Kusrilawati, Administrator Kesehatan Ahli Muda Dinkes Kota Batu.

Emi mengatakan jika kegiatan pendampingan balita stunting ini terus dilakukan. Selain berupa fasilitas pelayanan pemeriksaan, Dinkes Kota Batu juga kerap memberikan penyuluhan bagi para ibu hamil hingga sejak usia remaja.
Baca Juga: Setiap OPD di Kota Batu Asuh Seorang Anak Stunting
Menurutnya, permasalahan stunting ini juga disebabkan faktor edukasi para perempuan yang harus diintervensi sejak remaja hingga akan menikah. Mulai dari edukasi kesehatan reproduksi remaja putri, mengonsumsi tablet tambah darah satu tablet setiap minggu untuk mencegah anemia hingga calon pengantin yang akan menikah.
Pihaknya selalu menekankan bahwa pemberian ASI ekslusif kepada bayi itu berperan penting dalam mencegah anak stunting. Dari sejumlah permasalahan yang ditemukan di lapangan, banyak ibu-ibu muda kerap menyerah jika ASI tidak keluar. Padahal jika hal itu diintervensi perawatan yang optimal, ASI itu bisa keluar.
”Makanya program kita juga ada pendampingan perempuan sejak remaja hingga calon pengantin. Kita menekankan bahwa susu formula (sufor) itu bukan alternatif yang baik. Karena sumber kekebalan anak paling baik tetap ASI,” jelasnya.
Diharapkan dari program pendampingan dan pemeriksaan rutin kesehatan masyarakat ini bisa meningkatkan kualitas status gizi anak di Kota Batu demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko