Tugumalang.id – Bagi Anda para petualang cinta yang menyukai kopi, pasti tidak asing dengan istilah Warung Kopi Cetol. Istilah ini disematkan untuk warung kopi remang-remang yang berada di Jawa Timur, khususnya di daerah Gresik, Lamongan dan ponorogo.
Yang menarik, keberadaan warung kopi itu juga ada sejak lama di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tepatnya di Jalan Gajahmada No.30, Krajan, Gondanglegi Wetan.
Menurut bahasa Jawa, kata cetol diartikan dengan mencubit bagian pipi, tangan, paha dan bagian tubuh lainnya.
Warung Kopi Cetol sendiri dinilai memiliki perbedaan dengan warung kopi pada umumnya, yaitu memiliki pelayanan khusus dari perempuan muda yang cantik dan pintar memikat hati pelanggan. Bahkan pelayanannya lebih privat dan eksklusif.
Layanan Plus-Plus
Di Warung Kopi Cetol Gondanglegi, pengunjung dimanjakan seperti raja. Tidak perlu waktu lama, setelah memesan kopi tubruk pengunjung langsung mendapatkan layanan plus-plus. Seperti diperbolehkan untuk memangku, cium, dan meraba bagian vital tubuh pramusaji.
Karena layanannya yang dianggap menyenangkan kaum pria, tidak heran jika pengunjungnya membludak. Menurut pantauan tim investigasi Tugumalang.id yang terjun langsung ke lokasi, setidaknya ada sekitar 153 pengunjung dalam sehari.
Baca Juga: Dalam Uji Publik Calon Sekkota Malang, Handi Usung Filosofi Warung Kopi
Angka tersebut didapatkan setelah tim keliling area warung kopi dan menghitung secara manual menggunakan alat Hand Tally Counter. Sebagian besar pengunjung adalah pria. Merek datang secara berkelompok dari berbagai daerah di wilayah Malang.
Ketika tim investigasi bertanya kepada beberapa pengunjung, kenapa tertarik datang ke Kopi Cetol. Hampir semua mengaku senang karena selain layanan plus-plusnya, pramusajinya muda dan cantik.
Salah satu pengunjung, MF, seorang sales produk pertanian mengaku sudah beberapa kali berkunjung. “Wes (sudah) sering mas, aku wes langganan, lek gak mrene (kalau tidak ke sini) biasane (biasanya) mami (pengelola warung) WA saya,” ucap pria yang datang bersama supirnya itu kepada Tugumalang.id.
Pramusaji Ahli Menggoda
Menurut pengamatan kami, hampir semua pramusaji memiliki keahlian yang bagus untuk menggoda dan memikat pengunjung.
Namun ada yang menarik, meskipun pengelola warung memberi penekanan bahwa semua pramusaji harus memiliki keahlian menggiring pengunjung, mereka juga harus mentaati peraturan larangan.
Baca Juga: Dalam Uji Publik Calon Sekkota Malang, Handi Usung Filosofi Warung Kopi
Mereka dilarang menggunakan pakaian seksi dan mencolok, terutama untuk celana. Pramusaji dilarang memakai hotpans (celana pendek ketat yang tidak menutupi secara penuh bagian paha).
“Ono (ada) aturannya, kabeh (semua) mbak-mbak (pramusaji) ora oleh gae (tidak boleh pakai) hotpans, ben (supaya) ndak mencolok,” ucap salah satu pramusaji berinisial AML.
Memang terlihat jelas semua pramusaji tidak ada yang berani mengenakan hotpants. Namun tetap saja terlihat seksi, sebab baju atau kaos yang dikenakan ketat, sehingga tampak lekukan tubuhnya, terutama di bagian dada.
Setelah kami tanya lebih dalam, ternyata aturan berpakaian dibuat untuk mengelabuhi masyarakat yang menolak keberadaan Warung Kopi Cetol. Maklum saja lokasinya berada tepat di seberang Masjid Agung Gondanglegi.
“Ben nggak ketok (supaya tidak kelihatan jelas), lek kabeh kelambine seksi koyo purel yo tambah akeh sing protes (kalau semua pakai baju seksi seperti pemandu lagu karaoke nanti banyak warga yang protes),” jelas AML.
Keberadaan warung ini sempat viral di platform media sosial Tiktok dari sumber pengguna dengan nama akun WONGETAN. Namun tetap tidak terusik sedikitpun, bahkan menurut salah satu penjaga parkir, areanya semakin meluas sejak awal dibuka 10 tahun silam.
“Aman Om, paling banter razia masker waktu pandemi, itu juga sebentar,” ucap salah satu penjaga parkir berinisial RBK.
Tidak hanya mempertegas aturan berpakaian, pengelola juga memiliki jam operasional yang tidak boleh dilanggar, dan itu sudah disepakati pengelola dan pramusaji.
“Buka jam 8 pagi, tutup jam 3 sore om, setiap hari buka, biasanya ramainya Jumat siang, pokonya jam 3 harus tutup,” imbuh RBK.
Dari pengamatan Tugumalang.id, Warung Kopi Cetol masih ramai hingga mendekati pukul 14.30 WIB.
Namun beberapa pramusaji mulai meninggalkan tamu untuk bersih-bersih ruang dapur. Tidak hanya itu, setelahnya mereka pun harus menghitung total penjualan kopi untuk disetorkan kepada pemilik warung.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Tim investigasi Tugumalang.id
Editor: Herlianto. A