Tugumalang.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri, pemerintah memastikan bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian bangsa.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, UMKM kembali menjadi pahlawan kebangkitan ekonomi nasional di tahun 2023 dengan membuka lapangan kerja dan peluang usaha.
Atas dasar semangat memajukan UMKM dan Milestone Entreprenuer University, mahasiswa Akuntansi FEB Unisma yang tergabung dalam Himaprodi Akuntansi melakukan Visiting Industri ke UMKM Binaan Bank Indonesia pada bulan Juli 2024.
Baca Juga: FEB Unisma Bersama OJK Kupas Prospek Karier di Sektor Keuangan
Acara yang digelar selama satu hari ini diikuti oleh 50 mahasiswa dan 2 orang dosen pendamping.
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE, MSi, CMA, CBV, CERA menyatakan apresiasinya kepada mahasiswa prodi akuntansi yang ingin belajar entrepreneur dari pelaku UMKM yang sangat sukses di Kabupaten Pasuruan.
Menurut Diana, kunjungan ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang kewirausahaan bagi para mahasiswa serta menggugah jiwa-jiwa pebisnis atau pengusaha yang tentunya bermanfaat bagi kehidupan mendatang.
Baca Juga: Yudisium 2024, Dekan FEB Unisma Minta Lulusan Jadi Generasi Tangguh dan Berkontribusi untuk Bangsa
UMKM atau usaha mikro menengah kecil di wilayah Kabupaten Pasuruan dan merupakan mitra Binaan Bank Indonesia terus dikembangkan agar mampu mendompleng perekonomian di wilayah setempat.
“Saat ini Indonesia butuh entrepreneur muda yang mampu mendokrak perekonomian bangsa yang saat ini didera ketidakpastian global sangat tinggi,” kata Diana.
Apalagi jumlah entrepreneur Indonesia masih minim dibanding jumlah entrepreneur di dunia global. Sudah saatnya, kata dia, mahasiswa belajar dari para entrepreneuer Binaan Bank Indonesia. itu akan memberikan pengalaman bagi mahasiswa saat akan menjalankan bisnis.
“Kegiatan ini penting untuk bangun mindset entrepreneur sejak dini sehingga belajar dari pengalaman akan membuat Anda menjadi entrepreneur yang sukses,” tutur Diana.
Dalam kunjungannya, tim mahasiswa dan dosen akuntansi melakukan kunjungan ke Kerajinan Batik Nurita yang berlokais di Kabupaten Pasuruan. Kerajinan ini milik Nurita Iza Rosdianypembatik di Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
Nurita mengatakan tak mudah memang bagi perajin batik baru untuk bertahan di tengah persaingan antar sesama perajin atau dengan kain batik pabrikan yang harganya jauh lebih terjangkau.
Ada ada tiga kunci utama yang dia pegang dalam mengembangkan bisnis ini yaitu kreativitas, digitalisasi dan sinergi.
“Berbekal keunikan dan kekhasan yang menonjolkan motif yang menjadi kekayaan alam setempat. Meski tidak alergi terhadap motif lain, saya lebih memilih flora, seperti krisan atau seruni (chrysanthemum) dan sedap malam (polianthes tuberosa), sebagai pilihan,” tuturnya.
Produksi batiknya sudah terjual ke sejumlah daerah di Indonesia. Sedangkan pemasarannya fokus melalui penjualan online.
Nurita mengatakan, sudah banyak usaha batik dengan berbagai motif khas yang ditawarkan. Karena itu, Nurita menilai bahwa tantangan pembatik saat ini ada pada pemasaran.
“Kreativitas meningkatkan nilai tambah produk. Digitalisasi membuat sistem pembayaran cepat, murah, aman dan andal. Sinergi dapat memperkuat model bisnis yang terintegrasi,” ujar dia.
Dalam kunjungan tersebut mahasiswa juga belajar mebatik canting dan melakukan tanya jawab terkait strategi bersaingnya, cara membangun ide atau desain kreatif untuk motif batiknya.
Bahkan model marketing serta peranan Bank Indonesia sebagai mitra bisnis yang memberikan pembinaan. Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke Bank Indonesia untuk mengikuti outing class tentang kebanksentralan di Indonesia.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Sumber: FEB Unisma
Editor: Herlianto. A