MALANG, Tugumalang.id – Nama Abuya Mama Ghufron tengah menjadi pembicaraan hangat di media sosial karena sejumlah pernyataannya yang kontroversial. Pengasuh Pondok Pesantren Ulin Nuril Islami Qoyyidi (Uniq) Nusantara ini bahkan dituding sesat karena ucapan-ucapannya tersebut.
Salah satu ucapan kontoversial yang dilontarkan Abuya Mama Ghufron adalah terkait bahasa semut. “Makanya ditanya semut, ini bahasa semut. Apakah saya didoakan nggak Ghufron, ya jelas lah (dioakan),” ujarnya dalam video yang diunggah akun Tiktok @fanatismemematikanlogika beberapa waktu lalu.
Pengurus PP UNIQ Nusantara, Ubad Aminullah, meluruskan ucapan ini. Menurutnya, ucapan ini perlu konteks agar bisa dimaknai secara utuh. Sementara konteks tersebut tidak ada di video viral yang sudah ditonton 2,6 juta kali tersebut sehingga menyebabkan kesalahpahaman.
Baca Juga: Viral Air Sungai di Desa Kidal Tumpang Berubah Menjadi Merah
Ubad menjelaskan, semua hewan itu mempunyai dialek bahasa mereka sendiri. Abuya Mama Ghufron pernah mengatakan bahasa semut adalah bukti bahwa manusia harus memberi kasih sayang dan mendoakan semua makhluk Allah.
“Jangan dikira makhluk selain manusia itu tidak berdzikir atau mendoakan manusia. Justru banyak manusia yang tidak menyadarinya. Hal ini bisa di lihat dalam Kitab Hayawantul Kubra,” kata Ubad saat ditemui Tugu Malang ID di Ponpes Uniq Nusantara yang ada di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Minggu (14/7/2024).
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Pondok Gading, Ponpes Tertua di Kota Malang Sudah Ada Sejak 1768

Kemudian terkait kontroversi Abuya Mama Ghufron bisa berbicara dengan malaikat, Ubad mengatakan hal tersebut adalah kiasan bahwa di setiap manusia ini ada malaikat yang mendampingi dan mengawasi. Komunikasi yang dimaksud tentunya tak sama dengan komunikasi seperti sesama manusia.
“Jangankan dengan malaikat, manusia ini pada hakikatnya mampu berkomunikasi dengan Allah. Salat lima waktu adalah salah satu cara hamba berdialog dengan Allah,” kata Ubad.
Terakhir, terkait kontroversi penggunaan Bahasa Suryani di alam kubur, Ubad mengatakan bahwa hal tersebut bukan pernyataan asli dari Abuya Mama Ghufron. Sebelumnya, ada sejumlah ulama yang menyatakan hal serupa, di antaranya Syekh Abdul Qodir Jaelani, Syekh Jalaluddin Assuyuthi, Syekh Bulqini, dan Syekh Ibrahim Al Baijuri.
Baca Juga: Viral, Pemuda Curi 6 Bungkus Rokok di Gondanglegi
“Penjelasan ini bisa dibuka dalam kitab Fathur Robbani bab Tauhid dan kitab Baijuri jilid satu kitab sholat di bab tentang mayyit,” tambah Ubad.
Ia pun menegaskan percaya atau tidaknya seseorang akan penggunaan Bahasa Suryani ini tidak akan menjadi dosa. Perbedaan pendapat ulama tentang pertanyaan kubur dengan Bahasa Arab atau Suryani, itu sudah lumrah.
“Yang jelas menurut qoul yang shohih, pertanyaan kubur itu sesuai dengan dialeknya atau lughoh-nya masing masing,” pungkas Ubad.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko