Tugumalang.id – Warga Desa Punten, Kota Batu, Jawa Timur, dihebohkan dengan video viral seorang warga yang mendapat teror bank titil. Video ini viral karena Anggota DPRD Kota Batu, Khamim Tohari, ikut turun langsung membela warga tersebut.
Dalam video viral berdurasi 1 menit 4 detik itu tampak Khamim Tohari tengah menjadi mediator antara korban dan seorang pria petugas bank titil. Namun, Khamim tampak bicara dengan nada tinggi karena bunga yang diberlakukan mencapai 25 persen.
“Ini Bank Titil yang memeras warga Kota Batu. Bunganya 25 persen. Saya sebagai anggota DPRD Kota Batu enggak terima. Warga Kota Batu dicekik lehernya oleh oknum-oknum seperti ini,” ujar dia dengan nada tinggi dikutip dari video, Kamis (26/1/2023).
Khamim menilai banyak perekonomian warga yang hancur gara-gara sistem bank yang menjerat seperti itu. Dalam percakapan itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu itu juga pasang badan jika bank titil itu melanjutkannya ke proses hukum.
Usut punya usut, korban bank titil itu diketahui adalah warga Desa Punten, Kecamatan Bumiaji. Korban adalah seorang ibu rumah tangga yang terpaksa berhutang untuk menghidupi perekonomian keluarga kecilnya.
“Saya hutang itu untuk modal jualan. Tapi jualan buah saya sedang sepi sejak pandemi dan akhirnya nunggak dan diteror terus menerus,” ujarnya dihubungi awak media, Kamis (26/1/2023),).
Ibu itu mengaku meminjam uang untuk digunakan sebagai modal berdagang itu di Koperasi Arta Mandiri sebesar Rp1,5 juta. Adapun alamat koperasi itu diketahui berlokasi di Jalan Jalibar, Kepanjen, Kabupaten Malang.
“Dari total pinjaman itu yang saya terima hanya Rp1,3 juta. Per minggunya cicilan saya Rp195 ribu. Tapi saya sudah beberapa kali nyicil, tapi kan bunganya 25 persen itu akhirnya ya nunggak terus,” kata dia.
Ibu itu juga mengaku korban bank titil ini tidak hanya dia saja. Namun juga banyak warga Kota Batu dan tetangganya yang mengalami nasib serupa. “Saya harap Pemkot Batu bisa ikut membantu masalah saya dan korban-korban lainnya,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari, menjelaskan langsung terjun ke lokasi rumah korban begitu dilapori warganya. Usai penjajakan, Khamim tetap merasa perjanjian hutang itu tidak fair karena memungut bunga yang tidak wajar.
Belajar dari kejadian ini, politisi PDI Perjuangan itu berharap Pemkot Batu juga punya andil dalam ikut menyejahterakan warganya. Dengan begitu, mereka tidak sampai terjerat utang piutang. Apalagi sampai berhutang pada bank titil.
“Ini juga baru tahu saya kalau bank titil ini rajin keliling ke komunitas ibu-ibu dan menawarkan utang kepada ibu-ibu yang dililit kebutuhan sehari-hari,” terang Khamim.
Khamim berharap warga lain yang merasa menjadi korban bank titil untuk segera melaporkan kepada dirinya jika mengalami perlakuan tidak baik. Apalagi sampai menyalahi aturan. Menurutnya, bank titil telah berperan dalam membuat perekonomian rumah tangga para korban hancur.
“Saya minta Diskoperindag juga memastikan agar tidak ada koperasi yang menyaru bank titil di Kota Batu. Selain itu edukasi kepada masyarakat agar tidak terjebak hutang pada bank titil juga harus digaungkan,” pungkasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A