Tugumalang.id – Universitas Brawijaya (UB) Malang mengukuhkan 4 profesor atau guru besar dari berbagai bidang strategis pada April 2025 ini.
Berbagai penelitian mereka lakukan menyoroti berbagai inovasi di bidang efisiensi energi, teknologi pengelasan, pengelolaan sungai berkelanjutan, hingga pengembangan produk pangan berbasis probiotik.
Keempat guru besar ini akan dikukuhkan pada Selasa (22/4/2025). Berbagai inovasi mereka menegaskan peran UB secara akademis, tetapi juga aktif menjawab tantangan lingkungan, energi, dan ketahanan pangan melalui riset terapan.
Baca Juga: Wajib Disimak Calon Mahasiswa Baru! Berikut Daftar Prodi Sarjana yang Ada di Universitas Brawijaya
Keempat guru besar ini memperkaya ekosistem keilmuan dan simbol kontribusi UB bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Adapun, guru besar pertama, Prof. Ir. Agung Sugeng Widodo, ST., MT., Ph.D, yang dikukuhkan sebagai Profesor ke-31 dari Fakultas Teknik dan Profesor ke-421 Universitas Brawijaya.
Profesor dari bidang ilmu Energi dan Pembakaran Gas ini memperkenalkan I-SMS (Inovasi Selubung Material dan Sirip), sebuah teknologi reflektor panas bersirip yang mampu meningkatkan efisiensi termal kompor hingga 8 persen.
“Penambahan sirip dan selubung material mampu menangkap dan memantulkan kembali panas ke sistem, menghasilkan efisiensi energi yang signifikan,” jelas Prof. Agung dalam konferensi pers, Rabu (16/4/2025).
Baca Juga: Universitas Brawijaya Menginisiasi Coffee Book Table untuk Meningkatkan Kesadaran Terkait Edelweiss
Kedua, ada Prof. Dr. Ir. Sugiarto, ST., MT., tentang Teknologi EMF untuk Kualitas Sambungan Las. Ia menjadi Profesor ke-32 dari Fakultas Teknik dan Profesor ke-432 UB yang dikukuhkan dalam bidang Teknik Material dan Manufaktur.
Prof Sugiarto sendiri mengembangkan teknologi Electromagnetic Force (EMF), yang dapat meningkatkan kualitas sambungan las tanpa meningkatkan panas las.
“Teknologi EMF memungkinkan sambungan yang lebih homogen dan kuat, serta menurunkan risiko cacat las,” paparnya.
Ketiga, ada Prof. Ir. Moh Sholichin, MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng., yang menjadi profesor aktif ke-33 dari Fakultas Teknik, Profesor aktif ke-245 di UB, dan Profesor ke-423 secara keseluruhan.
Guru besar dari bidang Ilmu Teknik Sumber Daya Air ini memperkenalkan konsep SMART-UB (Sustainable Mitigation Approach for River Transformation, Utilization, and Balance) yang telah teruji dalam studi kasus Sungai Brantas.
“SMART-UB mengintegrasikan mitigasi, transformasi, pemanfaatan, dan keseimbangan ekologis sungai dalam satu pendekatan komprehensif,” bebernya.
Terakhir, ada Prof. Dr. Ir. Dwi Setijawati, M.Kes, membawa pidato soal Mikrokapsul Probiotik Berbasis Rumput Laut. Ia dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-26 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Profesor aktif ke-246 di UB, dan Profesor ke-424 UB.
Prof. Dwi berasal dari bidang Teknologi Hasil Perikanan. Ia memperkenalkan model proses COSI PROMIKAP-UB, inovasi mikrokapsul probiotik Lactobacillus acidophilus berbasis rumput laut Eucheuma sp.
“Inovasi ini mempertahankan viabilitas probiotik dalam suhu tinggi dan memiliki potensi besar untuk aplikasi pangan fungsional maupun non-pangan,” jelasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A