Tugumalang.id – Sebanyak 502 kendaraan bermotor di Kota Malang telah dijadikan sempel uji emisi pada Selasa (5/10/2021) lalu. Hasilnya, kualitas gas buang 98 persen kendaraan tersebut dinyatakan telah lolos uji emisi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setiayanto menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan uji udara, uji emisi kendaraan, dan penghitungan jumlah kendaraan yang melintas di Kota Malang.
“Jadi secara keseluruhan, udara kita masih bagus, kita ada di zona hijau. Hasil uji emisi kemarin, 98 persen dari sekitar 502 kendaraan itu sudah lolos,” ujarnya, pada Minggu (14/11/2021).
Dalam uji tersebut, sekitar tujuh kendaraan dinyatakan tidak lolos uji emisi. Kemudian DHL Kota Malang mengarahkan kendaraan tersebut untuk melakukan service ke bengkel untuk memperbaiki gas buangnya.
Menurutnya, produksi kendaraan bermotor di Kota Malang mayoritas merupakan keluaran pabrik di atas tahun 2010, sehingga kualitas gas buang kendaraan bermotor di Kota Malang sudah berstandar.
“Sekarang rata-rata mobil di Kota Malang itu model baru, jadi rata-rata keluaran di atas 2010. Mereka juga secara rutin, kalau kita lihat dari kartu servicenya, mereka rutin service jadi banyak yang lolos,” jelasnya.
Wahyu juga mengatakan bahwa di Kota Malang tak banyak industri penghasil limbah asap. Untuk itu, dia memastikan udara di Kota Malang masih terbebas dari polusi.
“Di Kota Malang itu jarang ada industri yang mengeluarkan asap. Kalau dulu di bawah tahun 1990 ke bawah itu yang udaranya paling kurang bersih itu di daerah Dinoyo karena di sana ada industri keramik, ada pembakaran industri, kemudian juga emisi kendaraan saat itu. Tapi sekarang sudah bagus,” bebernya.
Dia juga menjelaskan hasil penghitungan jumlah kendaraan yang melintas di Kota Malang tak banyak memberikan dampak terhadap kualitas udara di Kota Malang. Disebutkan, gas buang kendaraan di titik-titik kemacetan Kota Malang juga dipastikan masih terkendali.
“Kemarin kita menghitung trafik kendaraan di daerah Gor Ken Arok. Kita menghitung jumlah kendaraan di titik kemacetan. Kalau macetkan kendaraan berhenti dan mesin tetap hidup. Itu yang jadi kekhawatiran kita karena ada pengaruh gas buang kendaraan,” ujarnya.
“Kemarin hasilnya cukup padat, tapi kalau kita kaitkan dengan hasil uji udara kemarin masih cukup bagus. Di sana di jam sibuknya itu per menit 45 kendaraan melintas di sana. Tapi itu ternyata tidak mempengaruhi kualitas udara,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti