MALANG, Tugumalang.id – Kebakaran yang melanda Gunung Arjuno selama beberapa minggu terakhir menyebabkan tumbuhan di gunung tersebut habis terbakar. Akibatnya, kawasan tersebut rawan longsor saat musim hujan.
“Arjuno perlu diwaspadai karena tegakannya sudah terbakar, ini rawan untuk longsor,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, M Nur Fuad Fauzi, Senin (18/9/2023).
Selain tidak adanya tumbuhan, kondisi tanah yang kering juga membuat kawasan Gunung Arjuno rawan longsor. “Biasanya kalau habis musim kering gini, tanahnya itu kering. Begitu kena hujan, tanahnya longsor,” imbuh Fuad.
Saat ini kebakaran di Gunung Arjuno dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah terkendali. Fuad mengatakan belum ada data pasti berapa luas wilayah yang terbakar. Diperkirakan ada 500 hektare lahan di TNBTS yang terbakar dan lebih dari 4.000 hektare lahan di Arjuno yang terbakar.
Meski sudah padam, pemantauan akan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada titik api lagi. “Mudah-mudahan sudah tidak ada (titik api),” kata Fuad.
Petugas melakukan pemantauan dengan menyisir lewat darat. Apabila ada tumbuhan yang masih tegak, petugas akan memotong tumbuhan tersebut agar tidak ada produksi oksigen.
“Kalau masih ada oksigen, (api) akan muncul lagi,” ujar Fuad.
Belum diketahui kapan pemantauan selesai dilakukan. Menurut Fuad, ini merupakan wewenang BPBD Provinsi Jawa Timur karena Gunung Arjuno berada di empat wilayah dan TNBTS juga berada di empat wilayah.
“Kewenangan provinsi ya,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko