Tugumalang.id – Pelayanan broadband masyarakat pengguna IndiHome kini akan semakin luas. Seiring PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) dan Telkomsel menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) sekaligus integrasi IndiHome ke Telkomsel.
Pemisahan ini merupakan bagian penting dalam upaya TelkomGroup menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis sekaligus mewujudkan inklusi digital di Indonesia. Integrasi ini sejalan dengan strategi pengembangan bisnis oleh Singtel di Indonesia.
Seperti diketahui, IndiHome saat ini merupakan pemain fixed broadband terbesar di Indonesia yang dimiliki 100 persen oleh Telkom. Indihome bahkan memimpin 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia.
Terkait pemisahan usaha (spin off) IndiHome ini, Telkomsel nantinya mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom. Nilai IndiHome mencapai Rp58,3 triliun atau setara dengan S$5,1 miliar sehingga mengakibatkan transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material yang memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen Telkom.
Seiring proses integrasi ini, Singtel sepakat untuk menggunakan haknya untuk mengambil sebesar 0,5 persen saham baru di Telkomsel senilai Rp2,7 triliun atau setara dengan S$236 juta. Ini menjadikan kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen. Sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen.
Dengan strategi yang melibatkan IndiHome dan Telkomsel ini, maka Business to Consumers (B2C) di TelkomGroup nanti akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel. Sementara fokus operasional Telkom adalah Business to Business (B2B).
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah berharap dari inisiatif FMC ini dapat memperkuat posisi TelkomGroup sebagai perusahaan telekomunikasi terintegrasi untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan menciptakan sinergi melalui jaringan pelanggan yang luas.
“Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel TelkomGroup adalah bagian dari tranformasi bisnis ‘Five Bold Moves’ untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia,” jelas Ririek, Sabtu (7/4/2023).
Dengan adanya integrasi tersebut memungkinkan masyarakat memperoleh layanan broadband yang lebih luas. Di mana pelanggan dapat berpindah tempat dengan bebas, tanpa khawatir kehilangan layanan, demi mewujudkan inklusi digital.
Transformasi bisnis TelkomGroup juga membuka peluang perusahaan untuk beroperasi lebih efektif dan efisien, baik dari struktur bisnis perusahaan, alokasi modal, dan biaya operasional.
“Kami meyakini bahwa integrasi layanan IndiHome nantinya akan memperkuat posisi Telkomsel di industri telekomunikasi dan digital di Indonesia,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen menghadirkan produk dan layanan terdepan serta beragam inovasi layanan yang semakin terintegrasi, yang akan mengakselerasi pemerataan konektivitas digital yang inklusif dan berkelanjutan.
“Ini merupakan momentum penting bagi Telkomsel untuk masuk ke pasar bisnis fixed broadband di Indonesia,” kata dia,
Menurut dia, integrasi ini memberikan lebih banyak pilihan, inovasi, dan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan, mendorong sinergi biaya dari penggunaan jaringan yang lebih tinggi, konvergensi sistem, saluran penjualan dan pemasaran, dan fungsi pendukung lainnya.
CSA Signing diharapkan sudah rampung pada awal kuartal ketiga tahun 2023, tergantung dari persetujuan regulator dan pemegang saham.
Setelah penandatanganan CSA, rangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed broadband dan seluler untuk pelanggan ritel akan segera dilakukan. Telkom Group memastikan bahwa proses integrasi FMC berlangsung transparan dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A