Tugumalang.id – SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi, Kabupaten Malang, tak henti-hentinya menjalin kerja sama dengan industri untuk mengembangkan kualitas anak didiknya. Kali ini SMK Mutu Gondanglegi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu produsen alat elektronik terbesar di Indonesia, Panasonic.
Penandatangan ini dilakukan di Aula SMK Mutu Gondanglegi, pada Kamis (19/1/2023). Hadir di acara tersebut perwakilan dari Panasonic atau Korwil Indonesia Timur PT Gobel Dharma Nusantara, Nyoman Candra, Kepala SMK Mutu Gondanglegi, Munali, dan Pengawas SMK di Kabupaten Malang, Mujiono.
Melalui kerja sama ini, para siswa kelas X SMK Mutu Gondanglegi akan mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung di Panasonic. Sementara siswa kelas XII mendapatkan workshop untuk penguatan keterampilan, khususnya untuk alat pendingin atau AC.
“Teknisi di Panasonic ini fokusnya di pendingin atau AC,” ujar Kepala SMK Muhammadiyah, Munali.
Kerja sama ini akan berlangsung selama tiga tahun. Dengan demikian, hasil kerja sama ini bisa diketahui melalui siswa kelas X yang nantinya menginjak kelas XII.
Munali menambahkan bahwa kerja sama ini didukung oleh pengawas SMK. Bahkan, SMK Mutu Gondanglegi telah diperbolehkan mengganti kurikulum sesuai dengan kurikulum dari Panasonic.
“Kami akan membuat laboratorium yang nanti akan disesuaikan dengan standarnya Panasonic. Kemarin kami sudah diberikan contoh labnya. Nanti akan dilengkapi sebagaimana standar yang diinginkan oleh Panasonic,” kata Munali.
Kerja sama ini juga akan memudahkan para siswa SMK Mutu Gondanglegi untuk magang di Panasonic. “Nanti anak-anak akan diprioritaskan untuk magang di Panasonic,” imbuhnya.
Selain para siswa, guru SMK Mutu Gondanglegi juga mendapat kesempatan untuk magang di Panasonic. Dengan demikian, mereka bisa mendapat gambaran kegiatan perindustrian lebih baik lagi.
“Kami sudah mengirimkan guru magang untuk periode satu di Surabaya. Bulan ini kami mengirim guru magang lagi di Jakarta. Nantinya kami juga akan mendatangkan guru tamu (ke sekolah),” kata Munali.
Tak kalah penting, Munali mengatakan bahwa kerja sama ini bukan untuk mencetak pekerja saja, tetapi juga menciptakan wirausaha. “Ini cakupannya luas. Anak-anak tidak hanya belajar sebagai perkerja, tetapi menciptakan wirausaha menjadi teknisi,” pungkasnya.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A