Tugumalang.id
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugumalang.id
No Result
View All Result
Home Olahraga

Timnas Raih Emas SEA Games, Begini Tanggapan Pengamat Sepakbola dari Vokasi UMM 

Redaksi by Redaksi
Kamis, 18 Mei 2023
in Olahraga
Reading Time: 2 mins read
A A
Yunan Syaifullah, pengamat sepakbola Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga penulis buku Filosofi Bola.

Yunan Syaifullah, pengamat sepakbola Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga penulis buku Filosofi Bola. Foto/dok. for TM

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

Tugumalang.id – Keberhasilan Indonesia mengalahkan Thailand di final sepakbola SEA Games 2023 Kamboja disambut euforia meriah masyarakat. Apalagi raihan tersebut menjadi pelepas dahaga untuk sepakbola Indonesia yang terakhir kali mendapatkan emas pada 32 tahun lalu. Banyak yang menilai bahwa kesuksesan itu tak lepas dari mentalitas dan kolektivitas para pemain.

Hal serupa juga disampaikan pengamat sepakbola Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yunan Syaifullah. Menurutnya, mentalitas garuda muda patut diacungi jempol. Meski kemenangan yang di depan mata buyar berkat gol menit akhir Thailand di waktu normal, tapi mereka masih terus berjuang hingga memastikan kemenangan di babak tambahan waktu dengan skor 5-2.

Baca Juga: Penantian 32 Tahun, Timnas Indonesia Raih Emas Sea Games 2023

Menurut pria yang juga dosen di Vokasi UMM ini, final tersebut bukan hanya pertandingan tentang sepakbola, tapi juga soal harga diri. Siapa yang bisa konsisten dan konsekuen akan memetik hasil terbaiknya. Penentuan kemenangan juga seringkali terjadi di menit krusial. Yakni berkat gol-gol di 15 menit awal maupun akhir. Terbukti dengan banyaknya gol yang tercipta di menit-menit tersebut.

Terkait para pemain yang sempat dipanggil ke timnas senior, Yunan mengatakan bahwa itu merupakan sebuah kelebihan. Namun faktor utama yang menentukan kemenangan adalah kolektivitas para pemain. Timnas juga tidak bergantung pada satu atau dua pemain saja, seperti Marselino atau Witan.

“Coba liat permainan Haykal, Taufany, dan Ananda Raehan. Mereka memang bukan berasal dari tim besar atau starter di klubnya. Namun ketenangan dan kerja sama yang apik bisa mereka lakukan di lapangan. Kombinasi mereka dengan Marselino, Sananta, atau bahkan Witan patut diacungi jempol,” kata penulis buku Filosofi Bola itu.

Baca Juga: Arema FC Resmi Kenalkan 6 Amunisi Baru untuk Liga 1 Musim Depan

Yunan, sapaannya, juga menilai bahwa pertumbuhan sepakbola Indonesia di tiga tahun terakhir dinilai terlalu cepat. Bahkan di luar ekspektasi negara-negara lain. Terutama dalam hal teknologi, cara bermain, makanan, dan lainnya.

“Beberapa tahun terakhir, Vietnam dan Thailand-lah yang seringkali dianggap sebagai yang terkuat di Asia Tenggara. Namun sayangnya pertumbuhannya melambat bahkan bisa saya bilang stagnan. Malah Timor Leste dan Kamboja yang terlihat pesat,” tambahnya.

Meski demikian, Yunan menilai bahwa pertumbuhan ini bukan mutlak karena sosok tertentu seperti Shin Tae Yong (STY) maupun Indra Syafri. Namun dengan hadirnya STY, pengelolaan sepakbola sedikit demi sedikit berubah.

Jika dulu pola pikir sepakbola Indonesia adalah hasil, namun kini bergeser ke pemahaman bahwa sepakbola adalah proses. Proses panjang yang dimulai dari dasar seperti gizi, makanan, pemanasan, cara bermain, teknik dan lainnya.

Pengamat sepakbola yang juga dosen UMM itu sempat membahas mengenai potensi pemain yang hilang saat kembali ke klub. Bagaimana pemain yang bermain bagus di timnas diharapkan bisa moncer di klub masing-masing. Namun karena kurangnya jam terbang, mereka akhirnya tenggelam oleh pemain senior lain.

Apalagi klub-klub di Liga 1 Indonesia pragmatis dan fokusnya hanya juara. Menurut Yunan, banyak posisi strategis klub yang diisi oleh pemain-pemain asing sehingga menekan potensi pemain lokal untuk bersinar.

Padahal seharusnya, klub memberikan porsi kepada pemain muda agar bisa berkembang dan mampu melahirkan pemain berkualitas untuk timnas.

“Coba kita lihat, ada banyak posisi striker yang diisi pemain asing. Pemain tengah dan winger bagus juga jarang kita liat di Liga 1. Mungkin, posisi yang masih aman untuk pemain lokal saat ini hanyalah kiper. Terbukti dengan melimpahnya stok kiper kita di berbagai kategori umur dan tim senior,” katanya mengakhiri. (*)

Editor: Herlianto. A

Tags: Pengamat BolaTimnasTimnas Juara SEA Gamesumm
Previous Post

Koleksi LG 2023 Fokus Pada Kenyamanan Pengguna Melalui Sejumlah Pembaruan  

Next Post

Saklar Buatan Mahasiswa Vokasi UMM Bisa Kontrol Lampu Jarak Jauh

Next Post
Penampakan saklar lampu berbasis IoT buatan mahasiswa Prodi D4 Elektro di Direktorat Pendidikan Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Saklar Buatan Mahasiswa Vokasi UMM Bisa Kontrol Lampu Jarak Jauh

BERITA POPULER

  • guru di kota batu temukan jodohnya

    Guru di Kota Batu Temukan Jodohnya di Usia 58 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 28 Calon Jemaah Haji Asal Kota Batu Gagal Berangkat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berlari Bisa Berbahaya Bagi Diri, Begini 8 Tips Berlari yang Benar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Kedungkandang, Kota Malang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Habib Mahdi: GP Ansor Paling Berdosa Jika NU “Diserang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Tugumalang.id

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group

Navigate Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group