MALANG, Tugumalang.id – Peningkatkan profesionalisasi guru IPA menjadi target tim pengabdian Universitas Negeri Malang (UM). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung di kelas lab SMPN 11 Malang, pasa 6 September hingga 4 Oktober 2023.
Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dr. Parno M.Si bersama dengan Dr. Edi Supriana, M.S, Prof. Dr. Arif Hidayat, dan Bakhrul Rizky Kurniawan, S.Pd, M.Pd sebagai anggota. Selain melibatkan dosen, kegiatan pengabdian turut serta melibatkan para mahasiwa serta alumni dalam pelaksanaanya.
Sementara sasaran pelatihan ini adalah guru-guru IPA SMP Negeri se-kota Malang.
“Hasil wawancara dengan beberapa guru IPA SMPN se-Kota Malang terungkap bahwa meskipun telah dianjurkan untuk melakukan pembelajaran dengan model-model seperti Discovery Learning, Problem Based Learning, Model Learning Cycle 5E, dan Model Cooperative Learning, tetapi masih ada guru IPA yang belum menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada siswa,” kata Parno.
Baca Juga: Universitas Negeri Malang Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Prodi S1 Kedokteran
Dengan kata lain, lanjutnya, masih ada guru yang melaksanakan pembelajaran IPA secara konvensional dimana guru memberikan penjelasan kemudian diikuti dengan latihan soal dan di akhir gabungan beberapa pembelajaran diadakan tes formatif.
Dalam pembelajaran yang demikian guru menjadi dominan atau siswa kurang aktif sehingga dihasilkan pemahaman siswa yang belum maksimal.
Memang, sesekali guru melakukan pembelajaran kooperatif, tetapi hal ini hanya dilakukan pada satu KD saja, sedangkan KD-KD yang lain tetap menggunakan pembelajaran konvensional.
Di samping itu, masih belum banyak guru yang melalukan asesmen formatif di sepanjang proses pembelajaran sedang berlangsung.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Kuriulum Merdeka yang mengharuskan pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan menerapkan pendekatan saintifik dimana peserta didik harus belajar secara aktif dan mandiri untuk menemukan dan menguasai konsep yang sedang dipelajari.
Baca Juga: Universitas Negeri Malang Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Prodi S1 Kedokteran
Berdasarkan fakta bahwa IPA adalah kejadian/permasalahan sehari-hari, maka sangat sesuai bila dibelajarkan melalui model PjBL-STEM dilengkapi Asesmen Formatif.
Solusi permasalahan yang ditawarkan adalah memberikan pelatihan membuat RPP yang berpusat pada siswa dengan menghadirkan permasalahan atau fenomena riil dan kontekstual untuk memfasilitasi tumbuhnya literasi sains siswa, lalu mempraktikannya di dalam kelas.
Sebab itu, judul kegiatan ini adalah “Pelatihan Pengembangan RPP untuk PJBL-STEM-Asesmen Formatif Berorientasi Literasi Sains Bagi Guru IPA SMPN se-Kota Malanf”.
Luarannya, berupa RPP dan LKPD berbasis PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, dan praktik di kelas. Dengan pelatihan ini diharapkan guru IPA SMPN se-kota Malang dan siswanya merasa senang melaksanakan pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains.
Di sisi lain, kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi beberapa rangkaian. Pertama, memperkenalkan landasan teori terhadap pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, dan memberi contoh praktik pembelajarannya.
Kedua, mengembangkan desain RPP berbasis pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, ketiga mempraktikkan RPP berbasis pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains ke dalam kelas pembelajaran riil, dan keempat Mmngevaluasi praktik kelas pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, dan merumuskan tindak lanjutnya.
Kegiatan di hari pertama pengabdian adalah pemaparan materi tentang teori tentang pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, dan memberi contoh praktik pembelajarannya.
Pemaparan materi ini, secara berturut-turut, meliputi memberikan orientasi tentang pembelajaran PjBL, pendekatan STEM, Asesmen Formatif, literasi sains, dan contoh RPP berbasis PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, serta bagaimana praktik membuat RPP tersebut.
Kegiatan terakhir di hari pertama ini adalah pembagian kelompok kelas dan materi. Pembagian ini menghasilkan 4 kelompok kelas, yakni grup 1 (kelas 8 materi Pesawat Sederhana), grup 2 (kelas 8 materi Usaha), grup 3 (kelas 8 materi Makanan Gizi Seimbang), dan grup 4 (kelas 8 materi Usaha dan Katrol).
Setiap kelompok terdiri dari sekitar 8 guru IPA. Kelompok harus menyepakati setidaknya 2 hal, yakni tentang siapa yang menjadi guru model, dan materi apa yang akan dikembangkan/praktikkan.
Rangkaian acara di hari kedua pengabdian adalah Mengembangkan desain RPP berbasis pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains. Secara rinci perangkat RPP yang dikembangkan berupa RPP, LKPD, dan instrumen tes formatif literasi sains.
RPP dirancang dalam 2 kali tatap muka, yang tatap muka pertama digunakan untuk memenuhi aspek sains STEM, yaitu praktikum di laboratorium, dan tatap muka kedua untuk memenuhi aspek engineering STEM.
Yaitu membuat produk miniatur teknologi sebagai solusi dari permasalahan atau fenomena yang diajukan di tatap muka pertama. Pembuatan RPP dilakukan oleh tiap kelompok sudah dilakukan mulai akhir pertemuan pertama.
Pada hari kedua pelatihan ini beberapa draft RPP telah jadi sehingga pada pertemuan kedua ini bisa dipertajam penyelesaiannya. Pertemuan juga dilakukan dalam kelompok besar yang acaranya adalah presentasi draft perangkat RPP dari setiap kelompok.
Saran dan kritik ditampung untuk meyempurnakan perangkat RPP akhir. Sebelum pertemuan hari kedua ditutup di rekomendasikan untuk setiap kelompok agar dapat menyelesaikan hingga final.
Rangkaian kegiatan di hari ketiga dan keempat adalah Mempraktikkan RPP berbasis pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains ke dalam kelas pembelajaran riil. Tempat praktik semua kelompok adalah di SMPN 11 Malang.
Praktik pertama pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains dilakukan pada 20 September 2023 dan pertemuan kedua pada 27 September 2023.
Pada setiap praktik ini guru model menyelenggarakan pembelajaran berbasis PjBL-STEM berorientasi literasi sains dalam bentuk Lesson Study, dan sejumlah guru menjadi observer.
Para observer menyoroti terutama 4 hal yang terjadi dalam pembelajaran, yakni apakah apersepsi telah membuat siswa belajar, apa saja usaha guru yang baik dan adakah alternatif usaha yang lebih baik lagi, apakah terdapat siswa yang tidak belajar dan mengapa tidak belajar serta bagaimana solusinya, dan pengalaman berharga apa yang diperoleh.
Setelah pembelajaran selesai dilakukan refleksi untuk membahas hasil observasi tadi.
Sedangkan, rangkaian kegiatan di hari kelima pengabdian adalah mengevaluasi praktik kelas pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains, dan merumuskan tindak lanjutnya.
Pada kegiatan ini setiap kelompok menyajikan presentasi laporan pembelajarannya berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan hasil evaluasi tes formatif literasi sains.
Di samping itu, pada kegaiatan ini juga dilakukan refleksi atau respon guru-guru terhadap pelaksanaan pelatihan ini. Respon guru-guru terinci pada bagaimana pendapat guru-guru saat sebelum mengikuti pelatihan, saat menerima materi pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains di hari pertama pelatihan, saat membuat perangkat RPP, saat mepraktikkan perangkat RPP, dan rekomendasi pelatihan berikutnya.
Kegiatan di hari terakhir pelatihan ini dikhiri dengan perumeusan rencana tindak lanjut oleh setiap kelompok.
Hasil repon guru saat sebelum mengikuti pelatihan sebagian besar guru-guru belum menerapkan pembelajaran PjBL, pendekatan STEM, maupun asesmen formatif.
Di samping itu, makin sedikit guru-guru yang melakukan pembelajaran dengan model tertentu yang digabung dengan pendekatan STEM, apalgi ditambah dengan asesmen formatif.
Tetapi, pada kilas balik materi pelatihan, 80% lebih peserta merasakan bahwa telah memahami pembelajaran PjBL, pendekatan STEM, dan asesmen formatif.
PjBL merupakan model pembelajaran yang menghadirkan permasalahan kontekstual sehari-hari yang dilanjutkan dengan pembuatan proyek sederhana; STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang mengharuskan adanya praktikum, contoh teknologi, dan pembuatan produk miniatur teknologi; Asesmen Formatif merupakan bentuk umpan balik selama pembelajaran terhadap kegiatan guru dan siswa; Literasi Sains merupakan keterampilan siswa yang bisa membantu siswa mengatasi permasalahan sehari-hari.
Pada saat menyusun perangkat pembelajaran, 80% lebih peserta mengaku bahwa baru pertama kali menyusun RPP dengan menggunakan pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains.
Tetapi, selama menyusun RPP ini, sebanyak 85% lebih peserta merasa mampu untuk menyusun RPP lengkap pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains dengan baik. Saat mempraktikkan pembelajaran PBL-STEM 80% lebih peserta merasa bahwa pembelajaran PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains berlangsung secara baik dan merasa mampu akan melaksanankannya di sekolah sendiri masing-masing.
Dari paparan di atas tampak bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berdampak pada makin meningkatnya kemampuan guru-guru IPA SMPN se-kota Malang dalam menyusun perangkat pembelajaran, terutama yang berbasis PjBL-STEM-AF berorientasi literasi sains. Pengembangan kemampuan ini penting mengingat masih banyak peluang untuk menyusun perangkat pembelajaran dengan model-model dan pendekatan pembelajaran lain yang juga bermutu.
Tentang rekomendasi pelatihan mendatang, sebagian besar guru menginginkan penerapan model 5E+STEM, Inkuiri+STEM+AF, dan menghendaki penyelidikan tentang beberapa keluaran seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, penalaran, dan argumentasi ilmiah.
Reporter : Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A