MALANG – Desas desus suara tangisan perempuan dan anak kecil di sekitar Jalan Raung hingga Jalan Anjasmoro, Kota Malang, masih terdengar di telinga warga setempat. Suasana malam hari yang sepi kian membuat lokasi itu terasa sendu.
Pemerhati Sejarah dan Budaya Kota Malang, Agung Buana mengungkapkan bahwa lokasi tersebut memang memiliki cerita sejarah kesedihan. Disebutkan, lokasi itu pernah terjadi peristiwa penahanan warga Belanda oleh militer Jepang.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada tahun 1942-1945. Kala itu, militer Jepang menguasai Kota Malang dan menahan warga Belanda. Mereka ditahan di bangunan-bangunan rumah yang berada di Jalan Raung hingga Jalan Anjasmoro, Kota Malang.
“Jadi ada peristiwa di mana, rumah-rumah itu dijadikan intermitan atau rumah tahanan bagi orang orang Belanda. Tapi disitu untuk menahan kalangan perempuan dan anak anak,” ungkapnya.

Warga Belanda yang awalnya bak sultan, harus meringkuk di rumah-rumah itu bersama tahanan lain. Bahkan dalam satu kamar, dihuni untuk satu keluarga dengan pengawasan ketat oleh militer Jepang.
Agung mengatakan, tak sedikit tahanan tersebut yang meninggal di lokasi itu. Sehingga, dia menilai peristiwa penahanan itu menjadi peristiwa yang menyedihkan bagi warga Belanda. Tak heran menurutnya, jika lokasi itu kini masih menyisakan aura kesedihan.
“Konon kabarnya, warga sekitar masih kerap kali mendengar suara perempuan hingga anak anak menangis di malam hari,” kata Agung.
Bahkan Agung menyebutkan, jika sensitif, suasana sendu di sekitar Jalan Raung hingga Jalan Anjasmoro bisa dirasakan kala malam hari tiba.
“Kalau orang punya indra tertentu, pasti bisa merasakan susana sedih dan sendu disana,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A