Tugumalang.id – STIE Malangkucecwara (ABM) memperoleh penghargaan Anugerah Kampus Unggulan (AKU) untuk ke-13 kalinya. Penghargaan itu diterima langsung dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur (Jatim) pada agenda Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah VII Jatim, di Grand Mercure Malang, pada Rabu malam (24/11/2021).
Menanggapi hal tersebut, Ketua STIE ABM, Drs Bunyamin MM PhD mengatakan bahwa upaya mempertahankan pencapaian ini bukan perkara mudah, sehingga prestasi ini menjadi anugerah spesial untuk civitas akademika.
Hal ini seiring dengan dinamika sektor pendidikan baik sisi kurikulum, kelembagaan, kemahasiswaan, aspek pembelajaran, riset, hingga pengabdian masyarakat yang terus berkembang.
“Meski kita sudah pernah menerima tapi perubahan lingkungan itu yang menjadikan kali ini spesial. Ini merupakan buah hasil kerja sama seluruh civitas akademika dan tenaga kependidikan,” ujarnya, pada Kamis (25/11/2021).
Untuk itu, ABM terus berupaya menguatkan kualitas baik internal maupun eksternal kampus sehingga dapat terus bersaing dalam kompetisi perguruan tinggi yang luar biasa.
“Apapun yang terjadi, kami tidak akan pernah mengendorkan kualitas internal maupun eksternal,” tegasnya.
Ke depan, ABM juga tengah membidik akreditasi internasional. Beberapa langkah pasti juga telah dilakukan seperti membuka peluang kerja sama seluas-luasnya hingga berhasil mendapat banyak hibah internasional, termasuk erasmus+ dari Uni Eropa.
“Kami akan terus melakukan tahapan yang kebih konkrit sejalan dengan visi misi dari civitas untuk menjadi perguruan tinggi yang berorientasi global,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE ABM, Dra Tutik Arniati AK MM CA CBA menambahkan bahwa perolehan prestasi AKU berhasil dipertahankan sejak 2008.
Dia menjelaskan, indikator penilaiannya terbagi menjadi empat bidang yakni bidang kelembagaan dan kerja sama, bidang pendidikan dan tenaga pendidik, bidang riset pengembangan dan inovasi, serta bidang pembelajaran dan kemahasiswaan.
Di samping itu, juga ada penilaian tambahan yakni penerapan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang notabene sudah diimplementasikan ABM jauh sebelum program ini diluncurkan.
“Kami sudah ada penukaran mahasiswa ke Jepang, pertukaran 26 mahasiswa di dalam negeri, 26 mahasiswa magang industri, dan enam Mahasiswa Mengajar program Kemdikbudristek. Ini yang terus kami kuatkan dan tingkatkan,” pungkasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti