MALANG, tugumalang.id — Pantai Bajulmati menjadi salah satu pilihan menarik untuk liburan Anda. Tak hanya hamparan pasir dan beburan ombak, Anda juga bisa konservasi penyu.
Bagi Anda yang memang sengaja berkunjung ke kawasan pantai Malang Selatan, rasanya kurang lengkap jika tak membawa buah hati dan keluarga ke Pantai Bajul Mati. Pantai yang terletak di Kelurahan Gajah Rejo, Kecamatan Gedangan ini berjarak sekitar 58 Km dari Kota Malang.
Pantai Bajul Mati telah lama menjadi destinasi wisata di Kabupaten Malang karena punya data tarik tersendiri. Di antaranya ialah pemandangan teluk yang indah dan hamparan pasir putih yang bisa dijadikan tempat berkemah.
Selain berwisata, Anda dan keluarga juga dapat turut mengunjungi area konservasi Penyu. Pesisir pantai yang landau membuat Bajul Mati menjadi salah satu area favorit bagi Penyu berkembang biak.
Cobalah berkunjung ke Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC). Tempat tersebut merupakan pusat konservasi penyu yang berada di kawasan Malang selatan dengan berbagai kelengkapan seperti kolam penetasan telur penyu, rehabilitasi hingga pembibitan mangrove.
Potongan Sejarah Pantai Bajul Mati
Dalam catatan BSTC, Pantai Bajulmati konon di temukan pada tahun 1931. Peristiwa banjir besar yang melanda kawasan tersebut hingga ke muara sungai membuat Pak Kadet dan sembilan temannya melakukan eksplorasi.
Mereka lalu menebang sebuah pohon besar untuk membangun rumah. Tak sengaja pak Kadet dan rekannya menemukan seekor buaya besar yang mati berjarak 6 meter dari tempat mereka. Alhasil tempat tersebut lalu dinamai dengan Pantai Bajul Mati.
Namun banyak mitos dan cerita lain yang berkembang ditengah masyarakat. Misalnya saja pertarungan antara buaya dan Nyai Roro Kidul untuk memperebutkan kekuasaan di daerah itu.
Buaya yang akhirnya kalah dan mati membuat tempat itu dinamai Bajul Mati. Berbagai cerita ini memang tak memiliki bukti ilmiah. Namun cukup menjadi referensi untuk tetap menjaga kelestarian alam yang ada.
Ibu Kota Penyu, Tempat Penyu Mendarat dan Menitipkan Telurnya
Bibir pantai sepanjang 765 meter di pesisir pantai Bajul Mati telah lama menjadi titik pendaratan Penyu. Area itu jadi favorit penyu karena pasir pantai yang tak terkena ombak cukup luas dengan kontur landai.
Di lokasi ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur mencatat setidaknya terdapat dua zona inti pendaratan penyu di pantai Bajul Mati. Terletak di bagian timur pantai, zona pendaratan penyu memiliki luas 6,64 dan 12,6 hektar dengan setidaknya 23 titik pendaratan penyu. Selain itu juga terdapat zona inti lobster dengan luas 1,7 hektar.
Data DKP Jatim tahun 2010-2018 menunjukkan jenis penyu yang paling sering ditemukan yakni jenis penyu hijau dan penyu abu-abu. Meskipun beberapa kali juga ditemukan penyu Belimbing dan penyu Sisik. Untuk jumlah telur, dalam rentang 2017-2018 saja, terdapat sekitar 2642 telur penyu yang berhasil dikonservasi.
Mengapa disebut sebagai ibu kota penyu? Karena sejak dirintis tahun 2012, BSTC yang dikembangkan oleh POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas) dan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) membuat sebuah lokasi khusus konservasi penyu.
Luasan zona inti yang terpagar dari papan kayu dengan panjang 300 m dan lebar 80 m itu berisikan 4 bak penetas terbuat dari beton berukuran 3 x 1 m, kolam karantina penyu dan area pembibitan mangrove.
Selain itu, terdapat fasilitas pendukung lainnya. Seperti aula, sekolah alam, dapur umum, pembuangan limbah, embung, tandon air hingga lokasi penguburan khusus penyu. BTSC tidak hanya dikembangkan untuk konservasi, namun juga menjadi daya tarik wisata.
Penyu memang patut menjadi perhatian karena termasuk satwa dilindungi yang populasinya terus terancam aktivitas manusia, perburuan, perubahan iklim, penyakit dan predator. Indonesia menjadi habitat enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia.
Hamino dalam Journal of Marine and Coastal Science (2021) menyebutkan jika perkembangbiakan penyu memang tergolong lambat. Setelah berkelana di lautan, saat mencapai umur 20-25 tahun penyu akan pulang ke pesisir tempat ia berasal.
Disana penyu jantan dan betina yang kawin akan menghasilkan sekitar 100 butir telur. Dari ratusan terlu, hanya 1-3% penyu yang bisa bertahan hingga dewasa. Hal inilah yang juga turut membuat populasi penyu masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN).
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko
Foto/ bstcmalang.com