MALANG – Sepanjang Januari-November 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menemukan 235 kasus HIV-AIDS. 180 di antaranya berdomisili di Kabupaten Malang, sementara 55 sisanya berdomisili di luar Kabupaten Malang. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ini ditemukan setelah dilakukan testing HIV pada 26.005 orang di seluruh Kabupaten Malang.
Jumlah ini sedikit meningkat dibandingkan dengan temuan di tahun 2021, yaitu 173 kasus khusus untuk yang berdomisili di Kabupaten Malang.
Selama 31 tahun, tercatat sebanyak 3.342 kasus HIV-AIDS di Kabupaten Malang. Secara kumulatif, angka terus meningkat setiap tahunnya karena Dinkes Kabupaten Malang terus meningkatkan akses layanan masyarakat untuk testing HIV.
“Upaya ini ditingkatkan melalui penambahan layanan testing dan promosi kesehatan,” ujar Chairiyah, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Malang, saat dihubungi, Rabu (30/11/2022).
Upaya menemukan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) secara dini ini juga berfungsi untuk mencegah penularan HIV kepada orang lain. ODHA yang ditemukan segera diberikan pengobatan dan pendampingan agar ia tidak melakukan hal-hal yang berpotensi menularkan HIV kepada orang lain.
“Di samping itu, untuk mencegah penularan, kami juga melakukan kegiatan promosi dan edukasi pada anak-anak usia remaja. Kegiatan ini telah dilakukan oleh semua puskesmas yang ada di Kabupaten Malang,” kata Chair.
Untuk penanganan bagi ODHA, Dinkes Kabupaten Malang kini telah memiliki sistem jejaring layanan kesehatan dengan melibatkan berbagai unsur. “Sistem jejaring layanan kesehatan ini berfungsi untuk penanganan dan rujukan bagi ODHA,” kata Chair.
Di samping itu, para ODHA juga bisa mendapatkan pengobatan gratis di layanan kesehatan milik pemerintah. Petugas kesehatan akan ikut mengawasi kepatuhan minum obat para ODHA.
Tak hanya fokus pada penanganan medis, Dinkes Kabupaten Malang juga memiliki program khusus agar para ODHA tidak mendapat stigma negatif dari masyarakat.
Beberapa program tersebut di antaranya adalah kelompok dukungan sebaya (KDS), kelompok warga peduli AIDS (WPA), dan kegiatan advokasi apabila terjadi tindakan diskriminasi pada ODHA di lingkungan mereka.
“Untuk KDS dan kegiatan advokasi dilakukan oleh puskesmas setempat. Di Kabupaten Malang, telah terdapat 39 puskesmas di 33 kecamatan. Untuk WPA, program ini juga telah ada di setiap kecamatan di Kabupaten Malang,” papar Chair.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko