Kota Batu, Tugumalang.id – Warga Kota Batu,Jawa Timur pasti sudah tidak asing dengan keberadaan monumen pesawat di Taman Hutan Kota Bondas di Jalan Sultan Agung. Monumen pesawat jet tempur itu sama dengan monumen di Jalan Soekarno Hatta Kota Malang.
Monumen itu bukan sekedar replika. Namanya pesawat MiG-17 Fresco memiliki rekam jejak panjang dalam sejarah Indonesia, di medan laga. Untuk mengenang sejarah, pesawat itu dijadikan monumen di sana pada tahun 2015.
Waktu itu, peresmian monumen itu diresmikan oleh Komandan Lanud Abd Saleh yang dijabat Marsma TNI Sungkono. Sementara, peresmian monumen yang sama di Kota Malang diresmikan Komandan Lanud Abd Saleh, Marsdya Alimunsiri Rappe, dan Wali Kota Malang Suyitno pada 20 Agustus 1999.
Pembangunan monumen pesawat ini memang didasarkan pada sejarah pertahanan matra udara Indonesia yang populer dengan nama Operasi Trikora pada 1951 silam. Pesawat jet ini menjadi saksi bisu kegarangan pasukan Indonesia di mata Belanda.
Informasi dihimpun dari berbagai sumber, pesawat ini merupakan buatan Rusia. Saat itu pada medio 1961, TNI AU memiliki 66 unit jet tempur ini untuk keperluan negosiasi perang dengan Belanda saat perebutan wilayah Papua.
“Pesawat ini memberikan sumbangsih besar terhadap perjuangan Indonesia saat operasi militer pembebasan Irian Barat dari cengkraman Belanda,” ungkap Kasi Lamja Skatek 022 Lanud Abd Saleh, Kapten Deddy Yahya Khristanto.
BACA JUGA: Monumen Pesawat Legendaris di Taman Hutan Bondas Kota Batu Dimandikan
Bicara soal penamaannya, MIG merupakan singkatan dari nama pembuatnya yaitu Mikoyan-Gurevich. Sementara, angka 17 adalah tipe dari pesawat, sedangkan Fresco adalah kode NATO untuk pesawat tersebut.
Selain Indonesia, jet tempur jenis ini juga digunakan di negara-negara Pakta Warsawa, Afrika, dan Asia. Pesawat MiG-17 ini memiliki kecepatan 400–500 kilometer per jam. Dengan tingkat manuver yang baik pada altitude yang tinggi.
Selain itu, pesawat-pesawai ini digunakan secara intensif oleh Tim Akrobatik TNI AU pada 1962 untuk event airshow di sekitar Indonesia. Seluruh pesawat dipensiunkan pada 1969 dan tidak dipakai lagi sejak 1970.
Hingga kemudian, diputuskanlah agar pesawat ini dijadilam monumen untuk mengenang histori dan jasa tersebut. Tidak hanya di Kota Malang, tapi juga di Kota Batu.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko