Tugumalang.id – Sampah masih menjadi persoalan yang serius di Indonesia. Belum ada cara yang paling jitu untuk mengatasi persoalan tersebut. Ada hal yang sederhana tetapi berpengaruh pada pengelolaan sampah, yaitu pemilahan sampah.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa Indonesia menghasilakn 67,8 juta ton sampah tiap tahunnya. Jumlah yang sangat fantastis, yang tentu menjadi persoalan serius.
Angka ini kalau dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 279 juta, maka setiap orang menyumbang sampah sekitar 0,68 kilogram perharinya. Jumlah sampah yang berjuta-juta ton ini menjadi tanggung jawab bersama, semua orang Indonesia. Demikian pemaparan Ibu Roh, anggota CMC (Cibubulang Malang Club), dalam sebuah sosialisasi pemilahan sampah di Desa Sukadamai, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada Selasa (3/8/2021).
Dalam acara yang digelar mahasiswa KKN-T Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut, Ibu Roh berupaya merespon persepsi Ibu-Ibu terkait pemilahan sampah yang dianggap ribet dan sulit. Padahal, sebenarnya memilah sampah ini sangat mudah, yaitu hanya dengan menyediakan 3 wadah sampah yang berbeda.
Selama ini, umumnya Ibu-Ibu membuang sampah pada satu tempat, baik itu sampah dapur maupun sampah lainnya. Itulah yang menyebabkan kaum ibu mengalami kesulitan dalam pemilahannya. Jadi pemilahan itu harus dilakukan sejak di awal.
Selain Ibu Roh, para mahasiswa IPB University juga turut hadir sebagai teman diskusi, di antaranya Risky Sherly Putri, Filipus Gianus Sutanto, dan M. Zhafran Ichsan Maharama mahasiswa, Syifa Aulia, Fadla Salma Fitriyah Fadla.
Dalam kesempatan tersebut, mereka mendiskusikan jenis sampah, yaitu organik, non-organik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sampah organik merupakan sisa produk yang berasal dari manusia, hewan, tumbuhan maupun mirkoorganisme.
Contohnya sisa tulang ikan, makanan yang telah basi, sampah sayur, dll. Sedangkan sampah non-organik berasal dari sesuatu yang tidak hidup seperti kertas, plastik, kaleng minuman, dan lainnya. Adapun sampah B3 berasal dari bahan berbahaya dan beracun yang sudah tidak digunakan lagi seperti jarum suntik, wadah cairan infus, oli bekas dan lain sebagainya.
Nah, tiga jenis sampah ini harus diletakkan di tempat yang berbeda sejak awal. Sehingga, pada saat pengambilan oleh petugas sampah tidak mengalami kesulitan.
Kemudian, diskusi dilanjutkan dengan sesi permainan yang dipimpin oleh Syifa. Permainannya berupa tebak sampah. Kaum Ibu tampak sangat bersemangat dan antusias dalam menebak jenis sampah yang diberikan.
“Terima kasih telah memberikan solusi tentang sampah. Buat permainannya juga terima kasih. Semoga sampahnya bisa digunakan kembali. Programnya sangat bermanfaat. Kami sangat bersyukur ada Mahasiswa KKN-T IPB di sini,” ucap Bu Masitoh, salah seorang anggota Cibubulang Malang Club (CMC).
Reporter : Risky Sherly Putri
Redaktur : Herlianto. A