Malang, tugumalang.id – Ratusan massa menggelar aksi solidaritas untuk mengenang setahun Tragedi Kanjuruhan. Lantunan doa bersama hingga gema orasi mewarnai aksi yang berlangsung di depan Balai Kota Malang pada Minggu (1/10/2023) malam itu.
Dalam aksi itu, mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan “Justice 135+”. Kemudian juga terdapat bendera bergambarkan aparat yang diduga merupakan eksekutor penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.
Koordinator Aksi, Abi Naga Parawansa menyampaikan bahwa ratusan peserta aksi itu merupakan mahasiswa, BEM hingga Arema Kampus dari berbagai perguruan tinggi di Malang.
Menurutnya, mereka tergerak melakukan aksi solidaritas lantaran ratusan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan masih belum mendapatkan keadilan yang nyata meski tragedi yang menewaskan 135 nyawa itu telah setahun berlalu.
Dia juga menyayangkan langkah pemerintah daerah yang memberikan lampu hijau terhadap renovasi Stadion Kanjuruhan. Padahal, TKP tragedi itu masih menjadi alat perjuangan ratusan keluarga korban dalam menuntut keadilan.
Dalam kesempatannya, dia juga menyampaikan tuntutan para peserta aksi. Mulai penetapan pelanggaran HAM berat hingga penetapan hari berkabung Tragedi Kanjuruhan.
“Kami menyuarakan bahwa Tragedi Kanjuruhan minimal ditetapkan sebagai pelanggaran HAM Berat,” ucapnya.
Baca Juga: Setahun Tragedi Kanjuruhan, Gelombang Massa Bergerak dari Stadion Gajayana Malang
“Dalam momen ini harapannya tanggal 1 Oktober itu ditetapkan sebagai hari bergabungnya atau duka sepakbola nasional,” lanjutnya.
Sementara itu, Gilang, salah satu peserta aksi itu berharap gerakan Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan tak pernah padam dan terus menyala hingga keadilan bagi para korban menjadi kenyataan.
“Kami mahasiswa masih peduli dengan kemanusiaan. Kami melakukan aksi ini sebagai solidaritas bahwa kami mahasiswa tetap ada untuk mereka,” ujarnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko