KOTA BATU – Pondok Pesantren seluruh Indonesia di bawah naungan Nahdlatul Ulama (Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama) siap menggratiskan pendidikan anak 53 prajurit KRI Nanggala 402 yang gugur.
Hal itu diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Pihaknya siap menggratiskan pendidikan anak 53 prajurit KRI Nanggala 402 sebagai penghormatan kepada para prajurit.
“Kami sampaikan, kami pengurus pondok siap menggratiskan beaya pendidikan anak mereka di pondok pesantren. Kalian tidak sendiri,” ujarnya, usai menghadiri kunjungan kerja Menko Marves RI, Luhut Binar Panjaitan di Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Senin (26/4/2021).
Marzuki menegaskan, ada sekian pesantren siap mengratiskan anak keluarga duka, terutama pondok pesantren di Jawa Timur. ”Di pondok saya ya monggo, gratis. Saya lupa ada berapa pesantren, tapi ini pesan dari pesantren seluruh Indonesia, tapi yang banyak Jatim,” tambahnya.
Menurut Marzuki, dalam kajian agama, korban ini menurut Hadist Soheh Bukhori mereka syahid. Terdapat beberapa faktor yang dapat dikategorikan seseorang meninggal dengan keadaan syahid. Diantaranya, meninggal saat membela keluarga, meninggal karena rumahnya dirampok, meninggal karena kecelakaan saat berjuang mencari nafkah keluarga.
“Selain itu, meninggal karena gempa, penyakit seperti covid-19, ibu melahirkan, dan tenggelam atau hanyut itu juga syahid,” ucapnya.
Dikatakan, syahid paling utama adalah jika gugur saat membela negara. Disebutkan, syahid saat membela negara tidak akan melalui proses hisab atau penghakiman di akhirat.
“Itu syahid dunia akhirat. Tidak perlu dimandikan, tak perlu dikafani, langsung dikubur. Prajurit ini, asal jasadnya ditemukan, disholati, dimandikan kemudian dikubur, diakhiratnya tidak akan dihisab,” pungkasnya.